Kemenkumham Sumbar
Lapas Suliki Ajarkan Warga Binaan Budidaya Maggot, Jadi Bekal saat Sudah Bebas
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota melakukan budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly) untuk mengurai limbah or
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, LIMAPULUH KOTA - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota melakukan budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly) untuk mengurai limbah organik, Senin (4/12/2023).
Budidaya ini menjadi salah satu cara bagi Lapas Suliki untuk mengurai limbah organik atau sampah rumah tangga dari sisa makanan.
Hal dikarenakan hampir setiap hari Lapas Suliki menghasilkan limbah organik atau sampah rumah tangga dari sisa makanan.
Oleh karena itu, limbah ini dimanfaatkan untuk melakukan budidaya maggot di dalam area Lapas Suliki.
Pembudidayaan maggot ini sebagai sarana pembinaan kemandirian di Lapas Suliki.
Kepala Lapas Kelas III Suliki, Kamesworo, mengatakan bahwa budidaya maggot bisa mengurai sampah organik secara alami.
Baca juga: MTsN 3 Lima Puluh Kota Raih Penghargaan KREASI 2023, Bahas Program Pesantren Lapas Suliki
Ia mengatakan, selama 25 hari dari penetasan telur baby maggot dan menjadi larva dewasa sudah bisa mengurai sampah organik.
Selain itu, maggot juga sudah bisa dipanen sebagai pakan ternak dan ikan yang memiliki banyak protein.
"Fokus kita saat ini adalah pembinaan kemandirian budidaya pengolahan maggot. Karena bisa menjadi solusi pemanfaatan limbah dalam lingkungan Lapas," kata Kamesworo.
Kamesworo mengatakan, setiap harinya selalu ada sampah organik yang dihasilkan di Lapas Suliki.
Namun, saat ini sudah ada budidaya maggot yang bisa menjadi solusi untuk pengurangan sampah organik tersebut.
Baca juga: Pelaku Pengiriman Ganja Lewat Ekspedisi Ngaku Disuruh Seorang Narapidana di Lapas Bukittinggi
"Panen perdana kita setelah 25 hari, ada kurang lebih 10 kilogram maggot siap untuk dijual," kata Kamesworo.
Sebagian dari panen ini dimanfaatkan untuk pakan ikan di kolam area Lapas Suliki.
"Produk maggot BSF di Lapas Suliki menjadi dua varian, yakni maggot kering dan maggot basah," kata Kamesworo.
Ia menyebutkan, budidaya maggot ini diikuti oleh warga binaan dalam rangka pembinaan kemandirian di Lapas Suliki.
Kamesworo berharap dengan adanya budidaya ini menjadikan warga binaan dapat memiliki Ilmu dan pengalaman kelak setelah bebas nantinya.
"Karena bisa menjadi peluang usaha. Maggot BSF kering dijual seharga Rp15 ribu rupiah dan yang basah dijual Rp10 ribu," pungkasnya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)
Rutan Padang dan Kanwil Ditjenpas Sumbar Bagikan Paket Sembako kepada Keluarga Warga Binaan |
![]() |
---|
Lapas Suliki Teken MOU dengan Polres Lima Puluh Kota, Jalin Sinergitas untuk Wujudkan Zero Halinar |
![]() |
---|
Dukung Program Asta Cita, Lapas Suliki Panen Raya Jagung Sebanyak 1 Ton |
![]() |
---|
Momentum Peringatan Hari Ibu, Lapas Suliki Pertemukan Warga Binaan dengan Ibu |
![]() |
---|
Lapas Padang Razia Kamar Hunian, Temukan Barang yang Bisa Dijadikan Senjata Tajam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.