Citizen Journalism
Opini Bubble Filter : Ruang Informasi yang Dipersonalisasi
Ketika seseorang menggunakan layanan online, seperti mesin pencari atau media sosial, mereka menerima informasi y
Oleh Ike Revita,Penulis adalah Dosen Prodi Magister Linguistik FIB Unand
Bubble Filter mengajarkan kita bahwa dalam mencari pengetahuan, kita tidak boleh merasa nyaman dalam ruang yang sempit; sebaliknya, mari kita jadikan dunia informasi sebagai lautan yang luas untuk menjelajahi beragam perspektif dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Ike Revita
KETIKA seseorang menggunakan layanan online, seperti mesin pencari atau media sosial, mereka menerima informasi yang sangat dipersonalisasi, ini disebut dengan bubble filter.
Bubble filter telah menjadi topik yang semakin penting dan menarik seiring dengan perkembangan teknologi dan algoritma yang cerdas. Artikel ini akan membahas apa itu filter bubble, bagaimana dia dapat mempengaruhi asyarakat, dan apa yang dapat dilakukan untuk menghadapinya.
Apa itu Bubble Filter?
Bubble Filter atau filter balon dalam bahasa Indonesia, merujuk pada situasi di mana orang memiliki keragaman informasi yang rendah karena algoritma yang dipersonalisasi secara agresif.
Ini terjadi ketika platform internet menyaring dan menampilkan konten yang dianggap relevan untuk setiap pengguna secara unik, menggunakan data seperti sejarah penelusuran, klik sebelumnya, lokasi geografis, preferensi pengguna, dan perilaku online lainnya.
Akibatnya, pengguna sering terpapar hanya pada perspektif, informasi, dan sudut pandang yang sesuai dengan perspektif dunia mereka, dan konten yang mungkin sangat berbeda sering disaring atau disembunyikan.
Bubble Filter muncul sebagai tanggapan terhadap upaya perusahaan teknologi besar untuk mempersonalisasi pengalaman online mereka. Tujuan dari personalisasi adalah untuk membuat layanan lebih menarik dan relevan bagi setiap penggunaan.
Algoritma yang mendasarinya menganalisis bagaimana seseorang berinteraksi secara online, membuat profil pengguna, dan menggunakan profil ini untuk menentukan konten apa yang akan ditampilkan.
Contohnya adalah ketika kita menggunakan mesin pencari, seperti Google, pencarian sebelumnya, lokasi geografis, dan bahkan jenis perangkat yang digunakan dapat mempengaruhi hasil pencarian kita tersebut.
Sebaliknya, ketika menggunakan media sosial, seperti Facebook, aliran berita disesuaikan dengan aktivitas dan preferensi Anda.
Apakah Bubble Filter ini berdampak pada masyarakat?
Filter balon atau Bubble Filter membantu konfirmasi bias, yaitu kecenderungan untuk mencari dan menerima informasi yang mendukung pandangan dunia seseorang. Ini dapat menyebabkan pelanggan lebih cenderung mendukung dan memahami pendapat yang sama, sehingga mereka kurang terpapar perspektif alternatif.
Pengguna mungkin kurang terpapar pada perspektif dan pendapat yang berbeda. Ini dapat menyebabkan mereka kurang memahami masalah kontroversial dan menghambat mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi yang beragam.
Bahkan, Bubble Filter dapat menyebabkan polarisasi masyarakat yang lebih besar karena orang cenderung hanya mendengar suara yang sejalan dengan pandangan mereka sendiri. Ini dapat menghambat kemampuan untuk mencapai kesepakatan dan memahami sudut pandang yang berbeda.
Filter balon ini sudah mempengaruhi masyarakat.Terdapat ketidaksetaraan dalam paparan informasi dapat menyebabkan masyarakat terpecah-pecah dan menghasilkan perspektif yang terpolarisasi tentang dunia.
Ini dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk bekerja sama dan menyelesaikan masalah bersama.
Lantaran kerap mendapat informasi dalam filter balon, mereka mendapatkan informasi yang telah disesuaikan dengan keyakinan dan kepercayaan memenangkan.
Hal ini dapat menyebabkan penyebaran berita palsu yang mendukung keyakinan seseorang tanpa melakukan pemeriksaan yang cermat. Ketika masyarakat tidak memiliki akses yang cukup ke berbagai jenis informasi.
Hal ini dapat menyebabkan kurangnya kesadaran publik tentang masalah penting dan kemampuan untuk membuat keputusan yang cerdas. Meskipun filter balon adalah tantangan, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan.
Pertama, usahakan untuk mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk yang memiliki perspektif yang bertentangan dengan pendapat kita. Kita sebaikntya membaca berita dari berbagai sumber, dan mencoba untuk tidak bergantung pada satu sumber.
Kedua, mengajar diri untuk mempertimbangkan dengan cermat informasi yang ditemui di internet. Memeriksa sumber informasi dengan teliti, memeriksa kebenaran klaim, dan mempertimbangkan apakah informasi tersebut bias perlu dilakukan.
Ketiga, mempelajari tentang literasi digital sehingga dapat membantu orang menjadi lebih cerdas dan kritis saat menggunakan layanan online karena mereka dapat memahami cara algoritma, personalisasi, dan filter balon bekerja.
Keempat, sering melakukan diskusi terbuka. Mendorong percakapan yang terbuka dan bermakna dengan orang-orang dengan pandangan berbeda dapat membantu memecah filter balon pribadi dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai sudut pandang.
Filter bubble adalah fenomena yang semakin dominan dalam dunia online. Meskipun personalisasi informasi dapat membuat pengalaman online lebih nyaman, filter bubble juga memiliki dampak negatif pada pandangan dunia individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Untuk menghadapi filter bubble, penting untuk aktif mencari beragam sumber informasi, berpikir kritis, mendukung literasi digital sekolah, dan mendorong diskusi yang terbuka. Jika kita bekerja sama, kita dapat mengurangi dampaknya di masyarakat.
(*)
MAN IC Padang Pariaman Menebar Harapan Jemput Masa Depan: Berakit-rakit ke Hulu, Berenang ke Tepian |
![]() |
---|
Kuliah Kerja Nyata: Program Mahasiswa di Indonesia Serupa, Bakti Siswa & Magang Industri di Malaysia |
![]() |
---|
Opini Ruang Kota Tanpa Asap: Car Free Day Antara Negara Serumpun Indonesia & Malaysia |
![]() |
---|
Opini Bahasa Melayu: Bila Percuma di Malaysia, Gratis di Indonesia |
![]() |
---|
UNP Pelatihan Emotional Spritual Question di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.