Citizen Journalism

Opini PRRI Kembali Jadi Bahan Diskusi : Antara Ahmad Husein, dan L B Moerdani

Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI kembali menjadi topik sekaligus bahan diskusi, menyusul satu media ibu kota Jakarta  pada Jumat

|
Editor: Emil Mahmud
Capture SripokuTV
Dasman Djamaluddin SH MHum (Mantan Wartawan Sriwijaya Post, Penulis Biografi dan Sejarawan 

Oleh Dasman Djamaluddin, SH, MHum, Penulis adalah Wartawan, juga menulis Buku Biografi dan Sejarawan

PEMERINTAHAN Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI kembali menjadi topik sekaligus bahan diskusi, menyusul satu media ibu kota Jakarta  pada Jumat (20/10/2023) mempublikasikan seputar PRRI tersebut.

Dari situ mengemuka bahwa PRRI merupakan gerakan oposisi pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat, yang melahirkan pemerintah tandingan pada 15 Februari 1958.

Gerakan ini didahului oleh keluarnya ultimatum Piagam Perjuangan untuk Menyelamatkan Negara dari Dewan Perjuangan yang dipimpin oleh Ahmad Husein di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat atau Sumbar, Indonesia.

Lantas siapa Jenderal TNI Leonardus Benyamin Moerdani, atau L B Moerdani, atau kerap disebut Benny Moerdani? Nama tersebut, tidak lain merupakan seorang tokoh militer Indonesia paling berpengaruh pada era Orde Baru.

Benny Moerdani dikenal sebagai perwira TNI yang banyak berkecimpung di dunia intelijen. Sepak terjang Benny Moerdani di medan operasi memang tidak ada habisnya untuk diceritakan.

Keberaniannya menyabung nyawa di berbagai palagan pertempuran selalu meninggalkan kisah-kisah heroik. Termasuk dalam menangani PRRI dan Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta) yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Hussein di Pekanbaru, Riau pada 1958 silam.

Aksi PRRI/Permesta yang terjadi di beberapa daerah di Sumatera dan Sulawesi ditengarai sebagai respons atas ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat.

Sementara itu, peran Benny Moerdani yang saat itu masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) ditugaskan untuk menguasai Kota Pekanbaru pada kurun waktu dimaksud.

LB Benny Moerdani, pria kelahiran Cepu, Blora, Jawa Tengah pada 2 Oktober 1932 ini kemudian diterjunkan dari pesawat untuk menguasai sasaran.

Kendati belum pernah berlatih terjun payung, namun sebagai Komandan Kompi A Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) kini bernama Kopassus, Benny Moerdani berhasil terjun dengan selamat.

Sebetulnya, Perdana Menteri (PM) Djuanda terus terang melukiskan, keputusan pemerintah untuk melakukan aksi militer guna memadamkan perlawanan merupakan pilihan yang sulit.

Mengapa Djuanda berpikiran demikian? Karena dalam pandangan pribadinya, bagaimanapun juga aksi militer akan memakan korban jiwa di kedua belah pihak. Akan tetapi Djuanda, juga menyatakan mengapa dari pihak PRRI tidak memberikan pilihan lain kepada pemerintah pusat.

Capture SripokuTV
Dasman Djamaluddin SH MHum (Mantan Wartawan Sriwijaya Post, Penulis Biografi dan Sejarawan

Dimakamkan di Makam Pahlawan

Lebih lanjut, tentang Ahmad Husein juga menjadi bahan diskusi, yang penulis tuangkan menjadi artikel, yakni tulisan berupa opini. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved