Berita Populer

POPULER PADANG: Truk Batu Bara Terguling di Sitinjau Lauik dan Demo PDAM Bawa Ember hingga Handuk

Ada berita tentang insiden kecelakaan truk terguling di Sitinjau Lauik Padang dan aksi warga melakukan unjuk rasa kantor PDAM gegara air tak mengalir.

Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Truk batu bara terguling hingga muatan berserakan di kawasan Sitinjau Lauik, Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Kamis (19/10/2023). Akes lalu lintas menjadi macet. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Baca berita populer Padang yang tayang dalam 24 jam terakhir di laman TribunPadang.com.

Ada berita tentang insiden kecelakaan truk terguling di Sitinjau Lauik Padang dan aksi warga melakukan unjuk rasa kantor PDAM gegara air tak mengalir.

Berikut selengkapnya:

1. Kronologi Truk Batu Bara Bermuatan 30 Ton Pecah Ban hingga Terguling di Sitinjau Lauik Padang

Polisi menjelaskan kronologi kecelakaan truk tronton bermuatan batu bara terguling di Panorama I Sitinjau Lauik, Kelurahan Indarung, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (19/10/2023).

Pantauan TribunPadang.com terlihat satu unit truk terguling diduga akibat mengalami pecah ban dan posisinya melintang di badan jalan.

Akibat kejadian ini membuat akses lalu lintas menjadi terganggu dan menyebabkan kemacetan yang cukup panjang.

Untuk kendaraan yang bisa lewat hanya mobil pribadi berukuran kecil, sedangkan untuk truk belum bisa melewati akses jalan Padang - Solok.

"Kendaraan ini membawa batu bara dari Kota Sawahlunto menuju Kota Padang," kata Kapolsek Lubuk Kilangan, Kompol Lija Nesmon.

Ia menyebutkan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, sopir hanya mengalami sakit-sakit pada bagian tubuhnya akibat ikut terbanting kendaraan.

Kata dia, di dalam kendaraan terdapat sopir satu orang, dan kernetnya.

Baca juga: Macet Akibat Truk Batu Bara Terguling di Sitinjau Lauik Padang, Kendaraan Besar Tak Bisa Lewat

"Untuk akses lalu lintas hanya bisa dilewati oleh kendaraan mobil kecil," kata Kompol Lija Nesmon.

Sedangkan untuk kendaraan berukuran besar belum bisa melewati akses lalu lintas Padang - Solok.

"Saat ini kita berlakukan buka tutup akses lalu lintas, kita lepas setengah-setengah dahulu," katanya.

Kompol Lija Nesmon menjelaskan bahwa saat ini sedang menunggu kedatangan alat berat dari By Pass, untuk melakukan evakuasi terhadap kendaraan yang rebah.

"Jadi, ada satu unit mobil truk tronton bermuatan batu bara mengalami pecah ban," kata Kompol Lija Nesmon.

Ia mengatakan, kendaraan truk tronton mengalami pecah ban pada bagian sebelah kanan.

"Kendaraan ini mengalami pecah ban pada saat berada di tikungan Panorama I kawasan Sitinjau Lauik," kata Kompol Lija Nesmon.

Baca juga: Truk Jalan Sendiri di Padang, Hantam 2 Kendaraan yang Parkir dan 3 Rumah Warga

Kata dia, akibat mengalami pecah ban, kendaraan truk tronton bermuatan batu baru rebah.

"Karena bebannya cukup berat membawa batu bara sekitar 30 ton," kata Kompol Lija Nesmon.

Ia menduga penyebab ban truk meledak adalah ban yang sudah tidak layak.

"Akhirnya pada saat menikung, ban truk tronton sebelah kanan meledak," katanya,

Kompol Lija Nesmon menyebutkan akibat kejadian ini tidak ada korban jiwa.

"Untuk sopir badannya sakit-sakit dikarenakan terbanting mobil. Ada dua orang di dalam kendaraan, yaitu sopir satu dan kernet satu," pungkasnya. 

 

2. Rumah Tak Dialiri Air, Warga Padang Unjuk rasa ke Kantor PDAM: Bawa Handuk, Ember hingga Cucian

Puluhan warga melakukan unjuk rasa ke Kantor Unit Pagambiran Area Pelayanan Selatan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar) pada Kamis (19/10/2023) pagi.

25 orang lebih warga yang berasal dari tiga RW itu melakukan unjuk rasa lantaran rumah-rumah mereka tidak dialiri air sama sekali sejak sepekan terakhir.

Uniknya, warga melakukan aksi dengan cara yang tak biasa. Mereka membawa ember, kain cucian, handuk dan lain sebagainya.

Beberapa orang bahkan membawa handuk kemudian mandi di kamar mandi Kantor PDAM Unit Pagambiran itu.

"Dari pekan lalu air sama sekali tidak hidup, jadi kami masyarakat ambil air ke masjid, mandi ke masjid, lalu juga bawa galon, atau dirigen untuk dibawa ke rumah, kadang pakai motor, kadang jalan kaki atau gerobak," ujar Yul, Ketua RT II RW XII.

Baca juga: Masyarakat Padang Laweh Selatan Syukuran, Dapat Air Bersih dari PDAM Tirta Sanjung Buana

Warga mandi di kamar mandi PDAM unit Pagambiran Kota Padang, Kamis (19/10/2023). Mereka terpaksa mandi di sana lantaran rumah mereka tidak dialiri air sama sekali sejak sepakan terakhir.
Warga mandi di kamar mandi PDAM unit Pagambiran Kota Padang, Kamis (19/10/2023). Mereka terpaksa mandi di sana lantaran rumah mereka tidak dialiri air sama sekali sejak sepakan terakhir. (TribunPadang.com/Wahyu Bahar)

Adapun kata dia, sebetulnya daerahnya minim dialiri air sejak beberapa bulan terakhir saat kemarau melanda, sementara warga tetap membayar iuran.

"Kekeringan sejak kemarau, waktu itu air mati, kemudian konsultasi dengan tokoh masyarakat hingga ke PDAM pusat termasuk ke sini minta solusi, katanya diberi jatah giliran air tapi tak ada bukti sama sekali," kata Yul.

Ia menuturkan, secara umum di RW XII dan RW III Kelurahan Pagambiran Ampalu Nan XX kerap dilanda kekeringan setiap musim kemarau.

Sementara, kata dia, saat musim penghujan daerah mereka memang dialiri air, namun airnya cenderung keruh.

"Tadi kami datang ramai-ramai datang bersama masyarakat dengan ketua LPM demo, kalau memang air kering, kenapa di wilayah kami saja? Kenapa di wilayah lain tak pernah kering, Bintan, Griya Elok, Arai Pinang, Malindo tak pernah mati air sama sekali," katanya.

Baca juga: Didemo Mahasiswa Soal Praktik KKN, Direktur PDAM Padang Pariaman Sebut akan Lebih Transparan

Ketua RT II ini mengatakan, ia dan warga akan tetap melakukan aktivitas di PDAM, baik mandi dan aktivitas lain sampai aliran air kembali normal ke rumah mereka.

"Kami akan tetap aktivitas di sini (PDAM unit Pagambiran) sampai airnya normal kembali, sampai tuntutan kami dipenuhi, agar PDAM mengalihkan pipa dari Gadut dan daerahnya kembali dialiri air," pungkasnya.

Marah Hendry, Kepala PDAM unit Pagambiran mengatakan bahwa situasi dan kondisi kemarau panjang mengakibatkan air yang akan dialiri ke rumah warga sangat terbatas, sementara tuntutan konsumen bagaimana airnya supaya lancar sampai ke rumah.

"Dengan kondisi seperti ini air sangat terbatas yang tak bisa kita alirkan kontinyu seperti biasanya," kata Marah Hendry yang diwawancarai pasca aksi warga di kantornya.

Merespons tuntutan warga, dengan kondisi kekeringan, ia mengaku sudah menyampaikan aspirasi warga ke bagian distribusi PDAM Padang untuk mengatur penggiliran suplai air.

Masing-masing daerah, kata dia, sudah ditentukan jadwal distribusi air itu. Bahkan, pengumuman penggiliran air sudah ada ditempel di beberapa tempat.

Baca juga: Didemo Mahasiswa Soal Praktik KKN, Direktur PDAM Padang Pariaman Sebut akan Lebih Transparan

"Ternyata dengan penggiliran suplai air tersebut masih ada warga yang belum kebagian. PDAM sudah berusaha untuk semaksimal mungkin mengantisipasi kekeringan ini dengan suplai air dengan mobil tangki," katanya.

Ia mengakui bahwa suplai air belum terlalu merata, mengingat sebagian daerah tidak bisa dilalui mobil tangki PDAM.

"Karena kondisi saat ini, bukannya di Pagambiran aja yang krisis ini, mungkin sudah sebagian besar, begitu juga Jondul. Krisis ini sudah dua bulan karena kondisi dan debit air kita berkurang.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved