Berita Viral

Insiden Standing Tewaskan Bocah di Padang, Keluarga Korban Ingatkan Remaja Jangan Dikasih Motor

Keluarga bocah tewas tertimpa beton gegara aksi standing motor remaja di Padang mengingatkan agar para orang tua tidak kasih sepeda motor

|
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Masrizal saat memperlihatkan foto cucunya Gian (8) yang tewas gegara remaja standing motor saat ditemui di Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Rabu (20/9/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Keluarga bocah tewas tertimpa beton gegara aksi standing motor remaja di Padang mengingatkan agar para orang tua tidak kasih sepeda motor kepada anak yang belum cukup umur.

Hal ini disampaikan pasca peristiwa nahas di Masjid Raya Lubuk Minturun, Jalan Lori Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, pada Senin (18/9/2023).

Dalam peristiwa tersebut seorang anak lagi wudhu tertimpa beton yang roboh gegara ditabrak saat aksi standing motor seorang remaja.

Polresta Padang telah menetapkan remaja berinisial MHA (13) yang mengendarai sepeda motor dengan status Anak Berkonflik Dengan Hukum (ABH).

Keluarga korban mengaku juga sudah memaafkan kesalahan pelaku yang masih anak di bawah umur, Rabu (20/9/2023).

Baca juga: Ini Penjelasan Polisi Terkait Murid TPQ Tewas Tertimpa Beton, Pengendara Motor Masih Diamankan

Peristiwa ini terjadi pukul 15.09 WIB, dan detik-detik korban bernama Gian (8) tertimpa beton terekam jelas kamera CCTV yang ada di masjid tersebut.

Akibat kejadian ini, korban mengalami luka pada bagian kepala dan sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawa korban tidak tertolong.

Kakek korban, Masrizal mengatakan telah mencabut laporan pengaduan yang sebelumnya dilaporkan ke Polresta Padang.

"Kalau masalah hukum sudah saya selesaikan dan saya cabut, dan seluruh keluarganya pada datang Magrib kemarin untuk meminta maaf," kata Masrizal, Rabu (20/7/2023).

Sebagai kakek dari korban, ia sudah memaafkan, sudah berdamai, dan sudah mencabut pengaduan ke Polisi. Diharapkannya dari kejadian dan pengalaman ini, pelaku bisa sadar.

"Untuk yang menabrak termasuk keluarga juga di kampung ini. Karena orang tua atau bapaknya saat masih muda bersama saya juga, dan kakeknya si pelaku juga sama saya juga," ujarnya.

Baca juga: Kronologi Murid TPQ Tewas Tertimpa Beton yang Tertabrak Sepeda Motor Dikendarai Pelajar SMP

Masrizal menyebutkan untuk anak yang menabrak dinding pembatas masjid tersebut merupakan anak yang baik juga.

"Pada saat musibah itu datang. Itu tidak tau saya, entah bagaimana bisa terjadi musibah itu. Yang saya ketahui tentang anak ini merupakan anak biasa, dan tidak suka ugal-ugalan," katanya.

Ia melihat selama ini cucunya yang paling besar ini merupakan anak yang kesehariannya ceria, banyak teman, suka bermain, dan berenang ke sungai.

Masrizal mengaku mendapatkan informasi dari istrinya pada saat sedang bekerja bersama dengan orang tua laki-laki korban.

Nenek korban meminta suaminya untuk melihat cucunya atau korban di Rumah Sakit Siti Rahmah.

Dikarenakan adanya perasaan tidak enak, Masrizal bersama dengan orang tua laki-laki dari korban berangkat ke Rumah Sakit Siti Rahmah.

"Sempat saya khilaf, karena disangka cucu saya ini tertabrak atau dijahati seseorang. Selanjutnya cucu saya dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, dan dinyatakan meninggal dunia saat Magrib," ujar Masrizal.

Baca juga: 2 Gadis Curi Motor dan Pakaian di Sijunjung, Beraksi usai Melihat Kunci Kos di Atas Meteran Listrik

Korban, kata dia, mengalami luka robek di kepala, leher patah, dan tangan kiri patah.

"Jadi, yang membuat saya sempat kalam atau khilaf adalah melihat kondisi cucu saya. Sampai-sampai saya mengatakan hal yang tidak didengar," katanya.

Setelah kejadian, sempat datang Kapolsek Koto Tangah, Camat Koto Tangah, dan Lurah Lubuk Minturun melayat ke rumahnya.

Untuk yang terbaru adalah kedatangan Walikota Padang Hendri Septa, dan Kapolresta Padang Kombes Pol Ferry Harahap ke rumahnya.

Kapolresta Padang datang memberikan dukungan supaya keluarganya tabah dan menerimanya musibah ini.

Kombes Pol Ferry Harahap sempat menanyakan apakah sudah ada perdamaian antara kedua belah pihak.

"Saya sebagai kakek korban sudah mencabut laporan pengaduan ke Polisi," ujar Masrizal.

Baca juga: 2 Gadis Curi Motor dan Pakaian di Sijunjung, Beraksi usai Melihat Kunci Kos di Atas Meteran Listrik

Pihak kelurga saat memperlihatkan foto korban yang tertimpa dinding pembatas srea parkir dan tempat berwudhu di Masjid Raya Lubuk Minturun, Rabu (20/9/2023)
Pihak kelurga saat memperlihatkan foto korban yang tertimpa dinding pembatas srea parkir dan tempat berwudhu di Masjid Raya Lubuk Minturun, Rabu (20/9/2023) (ist)

Selanjutnya Kapolresta Padang dan Walikota Padang memohon supaya dinding yang masih ada sebagian dirubuhkan saja, dan diperbaiki kembali agar tidak lagi.

Selain itu, Masrizal mengingatkan agar masyarakat jangan mudah saja memberikan izin bagi anak di bawah umur untuk membawa sepeda motor.

"Sebagai kakek dari yang meninggal ini. Untuk masyarakat Indonesia, janganlah anak di bawah umur dikasih kendaraan. Itu akan mengakibatkan kejadian seperti contohnya yang dialami oleh cucu saya," katanya.

Masrizal memohon kepada setiap orang tua yang ada di Indonesia ini, janganlah dikasihkan sepeda motor kepada anak yang belum siap atau di belum cukup umur.

"Saya memohon kepada seluruh orang tua jang dikasih anak-anak sepeda motor, padahal belum berusia 17 tahun," pungkasnya. 

Sementara itu, Nova Desvita selaku orang tua korban, mengatakan bahwa korban merupakan anak yang dikenal dengan sifat yang baik, ceria, dan rajin pergi mengaji ke masjid.

Ia bercerita, sebelum meninggal anaknya sempat membuat kenangan yang masih segar di ingatannya.

Baca juga: Motor Jadi Hemat dan Panjang Umur, PLN Dukung Konversi Motor Listrik di Indonesia

"Dia minta untuk dimandikan, disuapin, digosokkan kaki, digosokkan punggungnya, minta jajan, minta ditemani pipis, membagi makanan dengan adiknya," kata Nova.

Dengan berurai air mata, Nova mengingat anaknya tidak pernah berperilaku seperti itu sebelumnya.

Ia mengingat, anaknya biasanya akan marah kalau kue atau makanannya diminta oleh adiknya dan tidak mau mengalah.

Terkait kejadian ini, Nova dan keluarganya telah mengikhlaskannya.(TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved