Kabupaten Solok

Napak Tilas, Pemaknaan dan Cara Masyarakat Solok dalam Memperingati Kemerdekaan

Makna unik disampaikan oleh 400 orang pemuda Nagari Talang Babungo, kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) dalam meraya..

Editor: Fuadi Zikri
Istimewa
Prosesi napak tilas oleh 400 orang pemuda Nagari Talang Babungo, kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) dalam merayakan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 tahun, Kamis (17/8/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, SOLOK - Makna unik disampaikan oleh 400 orang pemuda Nagari Talang Babungo, kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) dalam merayakan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 tahun.

Sebanyak 400 orang pemuda di sana, sehari sebelum berlangsung upacara bendera merah putih bergerilya ke hutan kawasan tersebut. Ia menamakan gerilya itu dengan sebutan napak tilas.

"Kemarin sore (16/8/2023), kami sudah melakukan gerilya di hutan. Semua peserta menginap di hutan. Sedangkan kami terbagi beberapa kelompok yang memutari hutan sekitaran lapangan Ampera Cubadak Gadang," kata Afdhalu Zikri, salah seorang peserta napak tilas, Jumat (17/8/2023).

Baca juga: Sudah Berusia 100 Tahun, Veteran Tertua di Sumbar Masih Sehat Bugar, Suka Makan Ubi Rebus Sejak Muda

"Pagi sebelum pembaca teks proklamasi semua peserta berlari ke lapangan dengan ornamen khas perang," tuturnya.

Menurut Zikri, kegiatan itu pertama kali diadakan didaerahnya sejak tahun 1993. Sampai saat ini menurutnya kegiatan itu rutin diadakan oleh masyarakat Talang Babungo setiap memperingati 17 Agustus.

"Napak tilas kami menyampaikan pesan pada warga, bahwasanya para pejuang tidak mudah memperoleh kemerdekaan. Banyak nyawa yang melayang selama perang," ungkapnya.

"Kami semua kembali menyadarkannya masyarakat dengan acara ini, untuk mempertahankan kemerdekaan. Ataupun setidaknya menghargai perjuangan para pahlawan dalam memperebutkan kemerdekaan," beber Zikri.

Pada puncak napak tilas, menurutnya semua peserta akan memperagakan suasa perang. Dalam suasana perang itu, katanya ada peserta yang memperagakan gugur dalam perang, dan ada juga yang berhasil menumbangkan penjajah.

"Semuanya peserta akan membuat lapangan seperti suasana perang, ada suara isak tangis dan suara dentuman peluru," katanya.

Baca juga: Napak Tilas Memaknai Sejarah, Ratusan Pesilat di Payakumbuh dan 50 Kota Ikut Festival PDRI 2022

Di akhir acara, kata Zikri peserta akan memutari lapangan acara dengan mengibarkan bendera merah putih. Di sana menurutnya akan ada tangisan warga sekitar yang pecah setelah acara selesai. (Rls)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved