HUT RI ke 78

Respons Pidato Jokowi Soal Polusi Budaya, Wako Pariaman Ingatkan Perlunya Pendidikan di Surau

Wali Kota Pariaman Genius Umar, menyebut nilai pendidikan informal perlu ditingkatkan lagi di tengah maraknya isu polusi budaya pasca pidato Presiden

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Wali Kota Pariaman Genius Umar saat menjadi inspektur upacara di balai kota Pariaman dalam peringatan HUT ke 78 RI, Kamis (17/8/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Wali Kota Pariaman Genius Umar, menyebut nilai pendidikan informal perlu ditingkatkan lagi di tengah maraknya isu polusi budaya pasca pidato Presiden RI Joko Widodo jelang HUT ke 78 RI.

Presiden, dalam pidatonya menyebut polusi budaya, menyangkut sopan santun dan Budi pekerti yang mulai merosot di tengah masyarakat Indonesia.

Keresahan orang nomor satu di Indonesia tersebut, menurut Genius, masih bisa diantisipasi oleh masyarakat Minangkabau melalui pendidikan informal di luar sekolah seperti di surau dan lingkungan masyarakat.

Hal itu ia utarakan, menyambung kekecewaan Jokowi atas munculnya hinaan, fitnah dan lainnya di media sosial. Perkataan yang tidak pada tempatnya tersebut, sulit terjadi di Minangkabau.

Keresahan serupa juga dirasakan oleh Genius, menurutnya di era keterbukaan ini masyarakat bebas menunjukan pendapat, hanya saja etikanya tidak diperhatikan.

Baca juga: 276 Warga Binaan Kelas II B Pariaman Terima Remisi saat HUT RI, 2 Langsung Bebas

"Persoalan ini perlu disoroti melalui pendidikan informal, di Minangkabau kita memiliki pendidikan adat istiadat harus tetap dirawat dan ditingkatkan," jelas Ketua LKAAM Kota Pariaman tersebut.

Di posisinya itu, Genius menilai organisasi adat seperti LKAAM seharusnya bisa bekerja sama dengan sejumlah sekolah dan memberikan pendidikan etika dan Budi pekerti.

Terlebih masyarakat Minangkabau pada dasarnya sudah memiliki etika yang tinggi melalui adat istiadatnya, sehingga polusi budaya atau distorsi budaya bisa dikurangi.

Selain itu, Genius mengaku pihaknya juga fokus dalam mengembangkan SDM Kota Pariaman melalui sejumlah program pendidikan. Seperti wajib belajar 12 tahun dan Saga Saja.

Sejumlah program itu menurutnya bisa membantu mengurangi polusi budaya di jenjang formal.

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved