Pemilu 2024
Asrinaldi: Koalisi Besar Pendukung Pencapresan Prabowo Subianto Bukan Jaminan Menangkan Pilpres 2024
Lima partai politik (parpol) sudah mendeklarasikan dukungan terhadap pencapresan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Lima partai politik (parpol) sudah mendeklarasikan dukungan terhadap pencapresan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Koalisi Indonesia Raya yang dibentuk oleh Gerindra dan PKB, kini kedatangan dua partai di parlemen yaitu Golkar dan PAN, termasuk partai non parlemen yaitu PBB yang sudah dahulu mendeklarasikan dukungan.
Dengan begitu, koalisi pendukung pencapresan Prabowo ini mengumpulkan 265 kursi di DPR atau sebesar 46,06 persen dari total 575 kursi.
Meskipun begitu, koalisi besar pendukung pencapresan Prabowo ini dinilai bukan jaminan atau gambaran untuk memenangkan Pemilihan Presiden 2024.
Hal tersebut diamini pakar politik Universitas Andalas Prof Asrinaldi kepada TribunPadang.com, Selasa (15/8/2023).
Baca juga: 4 Parpol Dukung Pencapresan Prabowo, Andre Rosiade: Pintu Koalisi Tetap Terbuka Bagi Partai Lainnya
Menurut Asrinaldi, Prabowo dan kader Gerindra saat ini tidak perlu over confident atau terlalu percaya diri dengan peta koalisi yang ada saat ini.
Bagaimanapun, katanya, politik itu dinamis sehingga segala sesuatunya masih memungkinkan terjadinya perubahan.
Formasi partai di koalisi pendukung Prabowo saat ini, lanjutnya bukan tidak mungkin bisa berubah menjelang pendaftaran capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Oktober hingga November 2023 mendatang.
Ia menilai, koalisi dukungan ke bacapres saat ini merupakan proses awal, mengingat pencalonan masih lama dan dinamikanya akan terus berkembang.
Hal itu, terang dia, juga berlaku bagi koalisi pendukung bacapres lain, yaitu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Baca juga: Alasan Golkar Dukung Prabowo Subianto untuk Bacapres 2024: Dulu Berkarier & Lahir dari Rahim Golkar
Asrinaldi membeberkan, salah satu faktor penentu peta koalisi hingga saat pendaftaran nanti ialah power sharing antara sesama partai pendukung.
"Pasti ada kaitannya dengan power sharing, tidak mungkin partai pengusung hanya memberikan tiket kosong kepada Gerindra kepada Prabowo," ujar Asrinaldi.
"Tentu ada kesepakatan yang dibicarakan pada akhirnya, kalau seandainya kesepakatan itu tidak bertemu, bisa saja ada partai yang mencari labuhan baru," tambah pengajar di Departemen Ilmu Politik Universitas Andalas ini.
Di samping itu, berkaca pada sejarahnya, peta dukungan parpol ke bacapres tertentu juga menegaskan bahwa gendutnya koalisi bukanlah jaminan untuk memenangkan Pilpres. Hal itu tercermin pada dua Pilpres sebelumnya.
Baca juga: Soal Bacawapres Pendamping Prabowo, Jubir Muda PAN: Kader Tentu Ingin Ketum Zulkifli Hasan
Pada 2014 lalu, pasangan Prabowo - Hatta yang didukung Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, hingga PBB mengumpulkan suara 292 kursi (52,14 persen) tetap kalah dari pasangan Jokowi - Jusuf Kalla yang hanya didukung partai parlemen dengan jumlah 207 kursi.
Sementara, pada 2019 lalu, koalisi pendukung presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi - Ma'ruf Amin mengumpulkan 349 kursi atau 60,69 persen kursi di DPR.
Koalisi Bukan Jaminan Menangkan Pilpres, Penentunya Tetap Pilihan Masyarakat
Asrinaldi menjelaskan bahwa bagaimanapun hasil Pilpres nantinya tergantung masyarakat pemilih. Tak ada hubungan antara jumlah suara partai di DPR dengan hasil Pilpres.
Adapun dampak koalisi dukungan partai politik ke bacapres pada kontestasi nantinya ialah di tataran mesin partai dan konstituen masing-masing partai.
"Bagaimana sosialisasi Pilpres ini semakin bertambah energinya ke masyarakat ketika partai pengusung bisa menyosialisasikan bacapres mereka ke konstituen masing-masing," ujar Asrinaldi yang juga peneliti utama di Spektrum Politika Institute ini.
"Tentu masyarakat yang memilih, kelebihan dari ada dukungan ini terkait mesin politik, bagaimanapun kalau kesepakatan berjalan baik, kalau power sharing-nya berjalan dengan baik antara partai pengusung tentu akan disosialisasikan ke konstituennya, sedikit banyaknya akan menambah suara," kata dia. (*)
Hadir di Sidang Etik DKPP, Ketua KPU Bukittinggi Bantah Dugaan Penggelembungan Suara |
![]() |
---|
25 Anggota DPRD Kota Bukittinggi Periode 2024-2029 Dilantik Besok, 15 Wajah Baru dan 10 Wajah Lama |
![]() |
---|
65 Anggota DPRD Sumbar Terpilih Dilantik Pada Rapat Paripurna 28 Agustus 2024 |
![]() |
---|
35 Caleg Terpilih DPRD Pasaman yang Dilantik 12 Agustus 2024, Semua Sudah Laporkan Kekayaan |
![]() |
---|
20 Caleg Terpilih DPRD Kepulauan Mentawai: PDIP, NasDem, dan Demokrat Masing-Masing 4 Kursi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.