Jejak Harimau Sumatera Resmi Berbadan Hukum, Sumatera Barat Kini Punya Yayasan Peduli Harimau

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) resmi mengesahkan dan menetapkan Jejak Harimau Sumatera sebagai yayasan ..

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa/Yayasan Jejak Harimau Sumatera
Penyerahan akta pendirian dan SK Menteri Hukum dan Hak asasi Manusia RI Tentang pengesahan pendirian Badan Hukum Yayasan Jejak Harimau Sumatera di Kantor Dr. Beatrix Benni beberapa waktu lalu. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) resmi mengesahkan dan menetapkan Jejak Harimau Sumatera sebagai yayasan yang fokus terhadap isu-isu konservasi satwa Harimau Sumatera.

Surat Keputusan itu, ditandatangani oleh Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum, Cahyo Rahadian Muzhar 7 Juli 2023.

Adapun ide mendirikan Yayasan Jejak Harimau Sumatera menjadi sebuah lembaga non profit yang gelisah terhadap isu-isu konservasi Harimau Sumatra, muncul dari pemikiran dua Fotografer Jurnalistik yang berdomisili di Sumatera Barat. Mereka adalah Andri Mardiansyah dan Adi Prima.

Baca juga: Sapi Korban Cakaran Harimau di Pasaman Mulai Membaik, BKSDA Pasang Kamera Trap Sekitar Lokasi

"Mulanya kita kasih nama Jejak Harimau. Namun menurut regulasi terbaru, usulan pendirian sebuah yayasan harus tiga kata. Kita sepakati nama yayasannya, Jejak Harimau Sumatera," kata Andri Mardiansyah dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/7/2023).

Andri bilang, interaksi negatif Harimau Sumatera dan pekerja kebun kelapa sawit di wilayah Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat pada Senin 19 Juli 2021, menjadi titik awal yayasan ini berdiri.

Upaya kampanye dan edukasi tentang pentingnya menjaga keberlangsungan habitat satwa pemuncak yang kini sudah diambang kepunahan itu, pertama kali dilakukan Jejak Harimau melalui platform media sosial pada 21 Juli 2021.

Harimau sumatera saat berada di dalam perangkap besi di Pasaman Barat, Senin (19/7/2021).
Harimau sumatera saat berada di dalam perangkap besi di Pasaman Barat, Senin (19/7/2021). (Istimewa/BKSDA Sumbar)

"Di platform media sosial, kami bermain dengan visual fotografi dan narasi pendukung. Kami menyuguhkan visual eksklusif terkait dengan Harimau Sumatera ini. Respons publik cukup baik. Bahkan, banyak yang menyarankan untuk segera punya badan hukum," ujar Andri.

Menggunakan medium fotografi, kata Andri, Yayasan Jejak Harimau Sumatera turut ambil peran menjaga populasi Harimau Sumatera yang kini kian mengkhawatirkan bahkan diambang kepunahan.

Fotografi menurutnya memegang peranan penting sebagai media kampanye karena mampu menyajikan fakta kondisi di lapangan yang lebih menggugah.

Baca juga: Dua Ekor Sapi Warga jadi Korban Cakaran Harimau di Kabupaten Pasaman

Dia menambahkan, perjalanan Jejak Harimau hingga berada di titik sekarang juga ada peran dari almarhum Nasrul Abit, Wakil Gubernur Sumatera Barat periode 2016-2021.

"Cukup besar. Panjang kalau diceritakan. Yang jelas, ketiga inisiator Jejak Harimau ini, punya mimpi besar. Mimpi yang harus diwujudkan meski satu di antaranya sudah berpulang ke pangkuan Ilahi," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Jejak Harimau Sumatera, Adi Prima mengatakan butuh peran dan sinergi yang kuat seluruh elemen dalam upaya-upaya penyelamatan sub spesies terakhir harimau Indonesia yang kian hari tantangannya semakin berat.

"Tantangan menjaga sub spesies terakhir harimau Indonesia kini kian berat. Untuk itu, Yayasan Jejak Harimau Sumatera hadir. Bagi kami, satwa pemuncak ini tak hanya merupakan satwa yang menempati posisi puncak predator, tapi juga merupakan bagian dari jati diri bangsa ini," kata Adi Prima.

Adi Prima melanjutkan, tujuan utama Yayasan Jejak Harimau Sumatera tak lain menularkan virus positif pentingnya menjaga, melindungi dan melestarikan habitat Harimau Sumatera untuk keseimbangan ekosistem.

Selain itu, Adi dan Andri ingin menjadikan yayasan ini sebagai media pengarusutamaan kampanye dan edukasi tentang pelestarian Harimau Sumatera melalui medium fotografi, videografi dan narasi-narasi yang mampu membangkitkan kesadaran publik.

Baca juga: Pasca Harimau Mati di Pasaman, BKSDA Minta Warga Jangan Lagi Pakai Jerat Kawat Baja untuk Usir Hama

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved