Komunitas Seni Nan Tumpah akan Pentaskan 'CTRL+C, CTRL+V' di Museum Adityawarman Padang Sabtu Ini

Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) akan mementaskan pertunjukan teater yang berjudul "CTRL+C, CTRL+V" di Taman Museum Adityawarman Kota Padang ...

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa/Komunitas Seni Nan Tumpah
Poster pertunjukan "CTRL+C, CTRL+V" akan dipentaskan Komunitas Seni Nan Tumpah di Taman Museum Adityawarman Padang Sabtu (22/7/2023) mendatang. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) akan mementaskan pertunjukan teater yang berjudul "CTRL+C, CTRL+V" di Taman Museum Adityawarman Kota Padang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Sabtu (22/7/2023) depan.

KSNT akan tampil pukul 14.30 WIB di Taman Museum Adityawarman dalam gelaran Festival Teater Museum yang diselenggarakan oleh Museum Adityawarman Provinsi Sumbar.

Pertunjukan berdurasi lebih kurang 45 menit ini disutradarai oleh Fajry Chaniago berdasarkan naskah lakon yang ditulis oleh Yunisa Dwiranda.

Baca juga: Pekan Nan Tumpah 2021: Catatan Panitia Acara Sebut Dihadiri Sekitar 7.000 Orang

Fajry mengatakan bahwa pertunjukan "CTRL+C, CTRL+V" mengedepankan persoalan kebiasaan copy-paste (salin-tempel) yang marak di kalangan remaja.

Fenomena itu, lanjut Fajry menyangkut banyak hal yang berseliweran melalui layar ponsel dan komputer, seperti trend-trend tertentu, selera musik, tontonan, gaya hidup, gaya berpakaian, dan lain sebagainya, dan sayangnya sering kali disalin-tempel tanpa terlebih dahulu menyaring perkara benar atau salah, baik atau buruk, dan lain-lain.

"Ini pertunjukan kedua saya sebagai sutradara di KSNT, semoga sentilan yang saya selipkan di dalam pertunjukan ini bisa sampai ke telinga banyak orang," ujarnya.

Pemimpin produksi 'CTRL+C, CTRL+V' Srikandi Putri menuturkan bahwa pertunjukan ini awalnya disiapkan untuk program tahunan KSNT, Nan Tumpah Masuk Sekolah.

"Namun, di tengah proses garapan, kami mendapatkan info tentang open call untuk kegiatan di Museum Adityawarman. Kami coba daftar untuk ikut, karena juknisnya sesuai dengan pertunjukan yang sedang digarap, dan ternyata lolos," katanya.

Lebih lanjut Srikandi menyampaikan bahwa proses produksi pertunjukan ini memakan waktu sekitar empat bulan.

Baca juga: Lagu Aku Yang Mungkin Kamu Dipilih jadi Video Musik Pertama Grup Musik Naramajas

Kata dia, 'CTRL+C, CTRL+V' tak hanya dipentaskan di Taman Museum Adityawarman, namun diniatkan dibawa ke beberapa sekolah yang ada di Sumbar.

"Pertunjukan "CTRL+C, CTRL+V" ini bagiku perlu ditonton oleh siapa pun, meskipun bercerita tentang dunia remaja, sebab di pertunjukan ini kita diajak bercermin tentang bagaimana sebagian kecil realitas yang ada di dunia remaja dan kemungkinan-kemungkinan dampak negatif yang dihasilkannya. Dan dari sana, kemudian kita bisa ikut mencari solusi apa yang mesti kita lakukan selanjutnya sebagai seorang kakak, adik, teman, orang tua, dan lain-lain," ujar Srikandi.

Selain Fajry Chaniago sebagai sutradara dan Yunisa Dwiranda sebagai penulis naskah, di dalam pertunjukan ini juga terlibat; Ossi Darma Desprian sebagai penata musik, Diah Anggi Nauly Sitompul sebagai aktor.

Lalu, Nur Miftah Farhanah sebagai aktor, Rany Mustika Sari sebagai aktor, Zahra Haifa sebagai aktor, Srikandi Putri sebagai aktor, dan Yunisa Dwiranda sebagai aktor.

Sementara yang terlibat di dalam tim produksi adalah Desi Fitriana, Dodo Anggara, Erik Ade Pratama, Hamdan Almi Putra, Hilda Ismia Putri, Jaka Irfander, Karta Kusumah, Nurul Fazira, Tenku Raja Ganesha, dan juga Gazp Media terlibat sebagai tim dokumentasi.

Nur Miftah Farhanah, salah seorang aktor di pertunjukan ini, mengaku bahwa ini keterlibatan pertamanya dalam pertunjukan KSNT.

"Dan senangnya saya bisa langsung terlibat sebagai aktor. Sebab niatan saya bergabung dengan KSNT karena memang ingin jadi aktor," katanya.

Farhanah bilang bahwa proses adaptasi terhadap garapan berlangsung sekitar 3 (tiga) bulan. Sebagai seorang aktor baru, proses adaptasi itulah yang menjadi kendala sekaligus tantangan. Sementara, kendala terbesar adalah bagaimana tetap konsisten terhadap karakter yang diperankan.

Kendala-kendala itu adalah semacam pelajaran bagi Farhanah untuk terus mendalami dunia seni peran.

Selain Farhanah, aktor lain, Zahra Haifa yang biasa disapa Aya menambahkan bahwa sebagai anggota baru KSNT ia berharap proses dalam pertunjukan ini bisa menjadi langkah awalnya untuk lebih mendalami bidang teater, khususnya keaktoran, di KSNT.

Zahra juga menceritakan bahwa untuk proses adaptasi terhadap garapan berlangsung cukup lama, khususnya dalam pencarian karakter.

"Proses adaptasi Aya sendiri cukup lama, karena susah buat Aya menetapkan karakter yang detail dan sebelumnya pun proses teater di kampus tidak sampai sedetail itu karena tujuannya memang untuk have fun aja. Nah, di garapan inilah saya belajar pendetailan, pencarian karakter, belajar bisnis akting, dan lain-lain," kata Zahra.

Dari segi penataan musik ilustrasi, Ossi Darma mengatakan bahwa setelah pertunjukan setengah jadi, sutradara memintanya untuk menggarap musik ilustrasi.

Awalnya ia ragu, namun ketika konsep yang disodorkan menarik, Ossi Darma menyanggupi. 

"Sutradara menginginkan kumpulan musik dan sound yang sedang viral beberapa waktu belakangan dan musik-musik itulah yang kemudian saya obrak-abrik, saya susun ulang, dan saya tata menjadi musik ilustrasi di sepanjang pertunjukan. Namun, bukan berarti saya hanya menggunakan musik yang sudah ada. Di dalam pertunjukan ini juga ada beberapa komposisi musik pembangun suasana yang ditata untuk beberapa bagian pertunjukan," kata Ossi Darma. (*)

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved