Berita Populer Sumbar

POPULER SUMBAR: 3 Nelayan Tenggelam di Pesisir Selatan dan Bendungan Jebol di Padang Pariaman

Berita populer Sumatra Barat hari ini, ada berita tentang tiga nelayan tenggelam di Pesisir Selatan dan bendungan jebol di Padang Pariaman.

Editor: Fuadi Zikri
Kantor SAR Padang
Tim SAR Gabungan saat melakukan persiapan pencarian nelayan yang hilang di perairan Muara Gadang Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (15/7/2023). 

TRIBUNPADANG.COM - Berikut ini Berita Populer Sumbar yang telah tayang selama 24 jam terakhir di TribunPadang.com.

Ada berita tentang tiga nelayan tenggelam di Pesisir Selatan dan bendungan jebol di Padang Pariaman.

Berikut lengkapnya berita populer Sumatra Barat hari ini:

Baca juga: 5 Rumah dan 1 Musalla Dilaporkan Dihantam Longsor di Pesisir Selatan, Banjir Juga Rendam Jalan 

1. Kronologi 3 Nelayan Hilang di Air Haji Pesisir Selatan, Menjemput Hasil Tangkapan di Kapal Bagan

Kronologi hilangnya tiga orang nelayan saat cuaca buruk melanda kawasan Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Tiga orang nelayan ini dilaporkan hilang di perairan Muara Gadang Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, pada Jumat (14/7/2023).

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pesisir Selatan, Defrisiswardi, mengatakan ketiga korban merupakan nelayan setempat yang bernama Nanda (26), Anto (43) dan David (35).

Baca juga: Identitas 3 Orang Nelayan Hilang di Air Haji Pessel, Satu Korban Ditemukan Subuh Tadi

Awalnya ketiga nelayan ini berangkat ke tengah laut menggunakan perahu kecil. 

Mereka hendak menjemput tangkapan ikan yang ada di kapal bagan saat gelombang sedang tinggi disertai angin kencang.

Dalam perjalanan menuju kapal bagan, perahu yang ditumpangi ketiga korban rusak.

Perahu payang itu pun dihantam gelombang.

Baca juga: BREAKING NEWS Tiga Warga Air Haji Pessel Hilang, Satu Orang Sudah Ditemukan

Akibatnya, ketiga korban tenggelam. 

"Update terbaru dalam kejadian ini, satu korban sudah berhasil ditemukan dengan kondisi meninggal dunia. Identitas korban yang ditemukan bernama Anto," kata Defrisiswardi, Sabtu (15/7/2023).

Defrisiswardi menjelaskan bahwa korban atas nama Anto ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pukul 06.00 WIB.

Jenazah selanjutnya dievakuasi ke rumah duka.

Defrisiswardi melaporkan hingga pukul 10.00 WIB masih dilakukan pencarian terhadap dua orang korban lainnya bersama-sama dengan tim SAR Gabungan.

Baca juga: Korban Tertimbun Tanah Longsor di Agam Belum Ditemukan, BPBD Lanjutkan Pencarian Rina

"Tim gabungan ini terdiri dari Tim TRC BPBD Kabupaten Pesisir Selatan, TNI, Polri, pihak Kecamatan, pihak Kenagarian, dan masyarakat setempat," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, tiga orang nelayan hilang di perairan Muara Gadang Air Haji, Kecamatan Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Kasi Ops Kantor SAR Padang, Mahmud Afandi, mengatakan bahwa tiga orang nelayan ini hanyut Jumat (14/7/2023).

Informasi yang didapatkan, nelayan mengalami kecelakaan saat menggunakan perahu payang. 

"Kami menerima informasi adanya kejadian kecelakaan kapal jenis payang milik nelayan mengalami mati mesin pukul 19.15 WIB kemarin," kata Mahmud Afandi, Sabtu (15/7/2023).

Ia mengatakan, informasi yang didapatkan dari Wali Nagari Air Haji, telah terjadi kecelakaan kapal pada pukul 15.30 WIB.

Korban ada tiga orang nelayan, yaitu bernama Nanda (35), Anto (50), dan David (35).

Saat ini satu korban sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Baca juga: Longsor di Agam, Petugas Sudah Evakuasi Jasad Radi namun Sang Istri Rina Tak Kunjung Ditemukan

Mahmud Afandi menjelaskan korban yang telah ditemukan bernama Anto oleh tim SAR gabungan pada koordinat 1°56'27.60"S - 100°51'55.50"T.

Bendungan air untuk mengaliri 50 hektare sawah di Kampung Tangah, Sikucur Tangah, V Koto Padang Pariaman jebol, Jumat (14/7/2023).
Bendungan air untuk mengaliri 50 hektare sawah di Kampung Tangah, Sikucur Tangah, V Koto Padang Pariaman jebol, Jumat (14/7/2023). (istimewa)

2. Alirkan Air untuk 50 Ha Sawah, Bendungan Jebol di Padang Pariaman Butuh Bronjong untuk Perbaikan

Bendungan jebol di Kabupaten Padang Pariaman pasca banjir membutuhkan batu bronjong untuk perbaikan.

Diketahui, bendungan air untuk mengaliri 50 hektare sawah jebol di Kampung Tangah, Sikucur Tangah, V Koto Padang Pariaman, Jumat (14/7/2023).

Kalaksa BPBD Padang Pariaman Budi Mulya, mengatakan, bedungan itu jebol akibat intensitas hujan tinggi yang terjadi di kawasan itu sejak hari Kamis (13/7/2023) sore hingga Jumat (14/7/2023) pagi.

Akibat Curah hujan tinggi, debit air sungai lantiang yang mengisi bendungan itu juga naik, sehingga menyebabkan bendungan jebol.

"Bendungan itu sepanjang 23 m dan lebarnya 4 m, bendungan itu biasanya mengaliri air untuk 50 hektare sawah di kawasan itu," terangnya, Sabtu (15/7/2023).

Pasca jebolnya bendungan ini, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Wali Nagari untuk penanggulangannya.

"Hasil koordinasi itu, untuk memperbaiki bendungan, dibutuhkan kawat beronjong," jelasnya.

Baca juga: Yayasan Badoncek Mambangun Nagari Serahkan 1.000 Nasi Bungkus Bagi Korban Banjir di Padang

Banjir Surut

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Pariaman sebut banjir di daerah tersebut sudah surut, Sabtu (15/7/2023).

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Padang Pariaman Helmi, mengatakan, banjir sudah mulai surut sejak siang kemarin (Jumat).

"Hari ini banjir di sejumlah titik itu sudah kering dan warga sudah kembali ke rumah masing-masing," jelasnya.

Sedangkan saat ini pihaknya masih berkutat di lapangan untuk melakukan pendataan dampak akibat banjir. Serta, menyerahkan bantuan bagi korban yang terdampak.

"Sekarang kami masih di lapangan untuk menyalurkan bantuan," terangnya.

Baca juga: Yayasan Badoncek Mambangun Nagari Serahkan 1.000 Nasi Bungkus Bagi Korban Banjir di Padang

Sebelumnya diberitakan, Hujan intensitas tinggi melanda Padang Pariaman, sejak Kamis (13/7/2023) sore, membuat lebih dari setengah daerah itu terendam banjir, Jumat (14/7/2023).

Kalaksa BPBD Padang Pariaman Budi Mulya, mengatakan, hingga pukul 09.00 WIB 10 kecamatan dari 17 kecamatan yang ada terdampak.

"Untuk sementara kami mencatat ada 17 nagari yang terdampak akibat banjir ini," terangnya.

Nagari terparah yang terdampak adalah Kampung Galapuang, Batang Anai, Sintoga, Tapakih dan Sintuk.

Jumlah itu menurutnya masih akan bertambah setelah pihaknya melakukan pendataan.

Baca juga: Banjir Sisakan Setumpuk Pekerjaan Rumah Warga Maransi Padang, TV hingga Alat Masak Terendam Air

Selain banjir, pihaknya mencatat juga ada bencana tanah longsor dan pohon tumbang.

Kalaksa berpesan agar masyarakat tetap waspada mengingat kondisi cuaca masih mendung di Padang Pariaman.

Imbauan serupa juga disampaikan Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, ia berharap masyarakat lebih siaga melihat kondisi cuaca serupa ini.

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved