Puasa Arafah : Keutamaan Ibadah Jelang Idul Adha, Bertambah Harta, hingga Hapus Dosa Tahun Lalu

BAGI seorang yang mengerjakan puasa Arafah dapat menghapus dosanya yang lalu dan yang akan datang, demikian hal yang diketahui bagi ummat muslim.

Editor: Emil Mahmud
Tribunnews/Muhammad Husain Sanusi/MCH2019
Masjidil Haram dipadati jemaah haji dari berbagai negara. Pelaksanaan puncak haji 9 Dzulhijjah Wukuf di Arafah tahun ini jatuh pada 27 Juni 2023. 

BAGI seorang yang mengerjakan puasa Arafah dapat menghapus dosanya yang lalu dan yang akan datang, demikian hal yang diketahui bagi ummat muslim.

Sebagaian besar umat muslim Indonesia dan kawasan Asia Tenggara akan memulai melaksanakan sunnah puasa Arafah pada luas, 28 Juni 2023.

Sedangkan, pemerintah telah menetapkan 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah jatuh pada 20 Juni 2023, dan Idul Adha 1444 H pada 29 Juni 2023.

Sementara jamaah Muhammadiyah, 10 Dzulhijjah jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023, maka Puasa Arafah dilaksanakan pada Selasa, (27/6/2023).

Terlepas dari perbedaan itu, marilah simak tentang pemahaman akan ibadah Puasa Arafah itu sendiri.

Berikut ini penjelasan Ustadz Yahya Zainul Ma'arif yang lebih akrab disapa Buya Yahya terkait kedahsyatan Puasa Arafah.

Buya Yahya menerangkan bahwa puasa Arafah merupakan puasa yang dianjuran Rasulullah Muhammad SAW, bagi umat Islam yang tidak sedang menjalankan ibadah haji.

Balasan dari amalan Puasa Arafah disampaikan Rasulullah Muhammad SAW, akan diampuni dosanya tahun lalu dan tahun yang akan datang.

Dalam satu ceramah Buya Yahya yang diunggah dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV, mengatakan bahwa Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang paling dahsyat.

“Puasa yang paling hebat dan paling dahsyat nanti adalah puasa Arafah,” terang Buya Yahya dengan tegas.

Buya mengatakan bahwa puasa Arafah adalah hari kesembilan bulan Dzulhijjah.

Disebutkan dalam Hadist Riwayat Imam Muslim,

“Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, dengan berpuasa Arafah itu akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya,”

Buya melanjutkan, yang akan dihapus dosanya adalah dosa-dosa kecil.

“Kalau dosa gede (besar) harus ada taubat khusus, misalnya perzinaan, meninggalkan shalat. Ini harus ada taubat khusus,” jelas Buya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved