Kisah Mantan Pelaku Ilegal Logging di Tapan, Merajut Asa Merawat Hutan TNKS
Pada masa yang sulit, Rahmadi Chaniago (51) menemukan dirinya terjerat dalam perangkap ekonomi yang memaksa dia menjadi bagian dari pelaku pembalak
Penulis: Mona TR | Editor: Mona Triana
Pada masa yang sulit, Rahmadi Chaniago (51) menemukan dirinya terjerat dalam perangkap ekonomi yang memaksa dia menjadi bagian dari pelaku pembalak liar di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Rahmadi melakoni pekerjaan membawa kayu gelondongan di kawasan TNKS tujuh tahun lamanya hingga akhirnya Rahmadi insyaf dan sekarang merajut asa merawat kelestarian hutan TNKS.
Dahulu Rahmadi bekerja dengan cukong kayu untuk membawa kayu gelondongan ilegal logging dari dalam hutan TNKS hingga sampai ke luar hutan. Ia mengangkut kayu hasil pembalakan liar tersebut menggunakan tali.
Melakukan pekerjaan yang melanggar hukum dan sangat merugikan tentu juga penuh risiko.
Rahmadi mengakui saat bekerja sebagai pengangkut kayu ilegal logging ia pernah hampir ditangkap tetapi demi memenuhi kebutuhan hidup semua hal tersebut dilawannya.
“Saya pernah melawan kepala resort TNKS, saat itu saya ketahuan membawa kayu balok dari kawasan TNKS. Saat itu saya tidak punya pilihan selain narik balok karena tidak ada pekerjaan lain,” ujarnya.
Rahmadi berulang kali mengatakan ia tak punya pilihan lain saat itu, selain bekerja sebagai pengangkut kayu ilegal logging di TNKS.
“Dulu saya nekat karena keluarga butuh makan dan anak-anak butuh biaya sekolah,” ucapnya.
Bekerja sebagai pengangkut kayu balok ilegal logging membuat Rahmadi mampu membiayai seluruh kebutuhan keluarga dan biaya sekolah anaknya sampai kuliah.
Upah sebagai pengakut kayu balok ilegal diakui Rahmadi lumayan besar. Per kubik kayu ia bisa mendapatkan upah Rp 200 ribu sampai Rp 1 juta.
Namun, seiring berjalannya waktu Rahmadi sadar apa yang dilakukannya salah dan sangat merugikan, baik bagi diri sendiri dan masyarakat banyak.
Setelah hampir tujuh tahun bekerja membawa kayu gelondongan ilegal logging, Rahmadi berhenti dan memulai untuk fokus berladang.
Rahmadi saat ini memiliki ladang durian, jengkol dan karet dan dari hasil ladang tersebut Rahmadi dapat memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

"Dua anak saya sudah bekerja dan mereka turut membantu kebutuhan sehari-hari saat ini," kata Rahmadi yang memiliki empat anak.
Bagi Rahmadi, hutan adalah sumber kehidupan dan warisan bagi anak cucu di masa datang dan karena itu hutan harus dijaga kelestariannya.
Buka Jalur Pendakian Gunung Kerinci, Pemkab Solsel Gelar Penanaman Pohon Bersama Balai Besar TNKS |
![]() |
---|
Populasi Harimau Sumatera di TNKS Capai 105 Ekor, BBTNKS: Jumlah Ideal Sesuai Luas Wilayah Jelajah |
![]() |
---|
BBTNKS Lakukan Survei Harimau Sumatera 2025, Siapkan Blok Monitoring Baru di Sumbar |
![]() |
---|
Bahas Pengembangan Jalur Pendakian Gunung Kerinci via Solok Selatan, Bupati Temui Balai Besar TNKS |
![]() |
---|
Polres Dharmasraya Ungkap 14 Kasus Khusus dengan 19 Tersangka Sepanjang 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.