Mendorong Perubahan Perilaku untuk Pencegahan Stunting melalui Tokoh Agama di Pasaman Barat.

Strategi KPP di Kabupaten Pasaman Barat menekankan pada empat pendekatan utama, diantaranya komunikasi antar pribadi, kampanye, mobilisasi sosial, dan

|
Editor: Content Writer
Istimewa
Pasaman Barat - Audiensi bersama Bupati Pasaman Barat, H.Hamsuardi, Yayasan Cipta dan OPD Lintas Sektor (31 Oktober 2022) 

TRIBUNNEWS.COM - Pilar ketiga Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Pencegahan Stunting, yaitu “Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dan Pemberdayaan Masyarakat” menunjukkan betapa krusialnya faktor perilaku masyarakat dalam pencegahan stunting, termasuk diantaranya dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan kesadaran masyarakat sebagai pemicu dalam mendorong perilaku pendukung.

Dengan strategisnya komponen komunikasi perubahan perilaku, Yayasan Cipta dengan dukungan Tanoto Foundation memasukkan pilar III ini sebagai salah satu fokus intervensi dalam mendampingi Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat memperkuat komunikasi perubahan perilaku untuk menurunkan stunting. Pendampingan telah dilakukan sejak tahun 2021 dimulai dengan penyusunan Strategi KPP menjawab konteks Pasaman Barat, dan berlanjut di tahun 2022 hingga 2024 ke depan untuk mengawal proses implementasi strategi tersebut.

Peran Strategis Tokoh Kunci dalam ‘Komunikasi Perubahan Perilaku

Pasaman Barat - Forum lokakarya
Pasaman Barat - Forum lokakarya bersama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam optimalisasi rencana aksi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) (1-2 November 2022)(1)

Strategi KPP di Kabupaten Pasaman Barat menekankan pada empat pendekatan utama, diantaranya komunikasi antar pribadi, kampanye, mobilisasi sosial, dan advokasi yang diterjemahkan dalam berbagai bentuk kegiatan dan rencana aksi. Berdasarkan hasil studi baseline yang dilakukan Tanoto Foundation, kegiatan mobilisasi sosial melalui pemberdayaan tokoh kunci dalam promosi pencegahan stunting merupakan salah satu pendekatan strategis yang belum banyak dioptimalkan. Pemanfaatan tokoh kunci dinilai akan memberikan dampak yang besar dalam memobilisasi perilaku masyarakat terkait pencegahan stunting yang lebih positif.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, pada 3 November 2022 dilakukan forum lokakarya bersama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Pasaman Barat untuk mendiskusikan optimalisasi rencana aksi KPP, termasuk diantaranya identifikasi tokoh kunci berpengaruh yang dapat menjadi mitra strategis dalam mobilisasi sosial. Dalam forum yang dibuka langsung oleh Bupati Pasaman Barat, H. Hamsuardi, disepakati bahwa Da’i/Da’iyah atau tokoh agama merupakan tokoh kunci yang memiliki pengaruh besar di masyarakat Pasaman Barat dan perlu dioptimalkan lagi keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan pencegahan stunting.

Menindaklanjuti forum diskusi tersebut, berbagai rangkaian kegiatan telah dilakukan hingga awal tahun 2023. Dimulai dari pengembangan kurikulum pada Januari 2023), penyusunan modul pada Februari 2023, dan persiapan teknis lainnya bagi para da’i/da’iyah terpilih. Proses persiapan pelatihan ini dipimpin oleh “Tim Penyusun Modul Pelatihan KPP untuk Da’i” yang terdiri dari lintas sektor dan ditetapkan melalui Keputusan Bupati Nomor 189/2023. Hal ini menunjukkan komitmen erat dari pemangku kepentingan di Pasaman Barat dalam mendorong optimalisasi rencana aksi KPP pencegahan stunting utamanya dengan pelibatan tokoh kunci.

Rangkaian pendampingan akan bermuara pada pelatihan intensif training of trainer (ToT) guna meningkatkan kapasitas da’i/da’iyah dalam melalukan promosi dan edukasi terkait stunting dengan dikaitkan dengan perspektif agama Islam. Pelatihan yang direncanakan di pertengahan tahun 2023 dan melibatkan lebih kurang 25 da’i/da’iyah ini akan menekankan pada beberapa komponen materi utama seperti penguatan fondasi keluarga, menciptakan generasi kuat yang bebas dari stunting, implementasi hidup bersih dan sehat, serta mendukung peraturan/himbauan dari pemimpin (Pemerintah).

Upaya promosi pencegahan stunting dengan melibatkan da’i dan da’iyah ini diharapkan menggerakkan masyarakat Pasaman Barat secara lebih masif untuk menerapkan perilaku pencegahan stunting. Dengan target nasional 14 persen diperlukan komitmen tidak hanya dari pemangku kebijakan, OPD pelaksana program, dan mitra lainnya, tetapi diperlukan juga motivasi tinggi dari segenap unsur lapisan masyarakat guna mengawal tumbuhnya generasi muda Pasaman Barat yang kuat dan bebas stunting.

Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu wilayah intervensi program pendampingan teknis dan advokasi yang dilakukan oleh Tanoto Foundation. Bersama Yayasan Cipta sebagai mitra pelaksana, program pendampingan tersebut dilaksanakan juga di enam kabupaten lainnya, yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Rokan Hulu.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved