Citizen Journalism

Timnas U-22 Juara Sepak Bola SEA Games Kamboja: Momentum Perbaiki Fundamental Sepakbola Tanah Air

Timnas u-22 besutan Indra Sjafri berhasil menundukkan Thailand di partai final cabang sepak bola kejuaraan SEA games 2023 Kamboja.

|
Editor: Rizka Desri Yusfita
istimewa
Megri Fernando 

Oleh Megri Fernando, Ketua Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Sumbar

Dahaga akan medali emas SEA games cabang sepak bola itu akhirnya terobati. Timnas u-22 besutan Indra Sjafri berhasil menundukkan Thailand di partai final cabang sepak bola kejuaraan SEA Games 2023 Kamboja.

Bangsa Indonesia patut berbangga dan meluapkan euforia atas kemenangan ini, pasalnya inilah yang memang diidam-idamkan semua suporter sepakbola tanah air dari masa ke masa.

Walakin, sebuah kemenangan selalu akan menjadi “pisau bermata dua”. Masih segar dalam ingatan, kala punggawa garuda begitu dielu-elukan sesaat setelah meraih prestasi. Para pemain bagaikan mega bintang bahkan disambut bak selebritis. Hal semacam itu yang dirasa malah menjadi biang kerok penurunan performa pada kejuaraan berikutnya.

Sebagai insan sepak bola yang sangat dekat dengan olahraga paling diminati ini, perlu rasanya saya mengungkapkan sedikit rasa kebahagiaan, yang disertai saran dan masukan, dalam proyeksi dunia sepak bola ke depannya.

Baca juga: Indra Sjafri Samai Prestasi, Anatoli Polosin dan Bertje Matulapelwa, Persembahkan Emas SEA Games

Momentum juara setelah puasa 32 tahun ini yang membuat kita menyadari indahnya kemenangan, dan tentu membuat kita menanti kemenangan-kemenangan selanjutnya. Oleh karena itu, hendaknya kemenangan ini jangan sampai terlalu di-'over exposure' sehingga membuat para pemain yang telah mencetak prestasi ini menjadi besar kepala dan membuat sang jawara tidak fokus pada tujuan selanjutnya, yakni memenangkan turnamen yang lebih prestisius dan membawa Indonesia berlaga di pentas yang lebih besar.

Di momen ini jugalah seharusnya semua pemangku kepentingan segera mengambil langkah-langkah strategis untuk pengembangan sepak bola Indonesia. Kita perlu menyadari sepak bola Indonesia tidak akan pernah sampai kepada pentas besar jika kita selalu hanya berbicara soal bonus.

Kita perlu bicara perihal struktur, infrastruktur, dan juga kurikulum sepak bola yang jelas untuk melakukan pembinaan pada bibit muda pesepak bola tanah air. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa berbicara prestasi ketika para pelatih pelatih sekolah sepak bola (SSB) masih kesulitan membiayai operasional SSB-nya? Bagaimana kita bicara prestasi ketika lapangan untuk berlatih, bermain ataupun bertanding tidak memadai? Dan bagaimana pula kita bisa berbicara prestasi ketika kurikulum sepak bola yang diberikan pada pesepak bola muda tidak relevan dengan umur maupun mentalitas mereka?

Marilah kita bersadar diri, bahwa medali emas SEA games yang baru saja kita nikmati euforianya ini bukanlah hasil dari apa yang para punggawa timnas tampilkan di Kamboja saja. Jauh dari pada itu adalah hasil dari perjalanan para punggawa muda menginjakkan kaki pertama kali dilapangan sepak bola, hingga peluit panjang tanda berakhirnya perpanjangan waktu babak kedua di final cabang sepak bola SEA games 2023 Kamboja. (*)

 
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved