Citizen Journalism
Gajah di depan Mata tidak Nampak, Semut di Seberang Laut Nampak
PERIBAHASA Gajah di depan mata tidak nampak, semut di seberang laut nampak sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana kita lebih fokus pada
Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
Hal yang sama berlaku dalam pendidikan, di mana siswa dapat terjebak dalam pekerjaan rumah yang sifatnya sementara dan melupakan kewajiban mereka yang lebih penting, seperti belajar untuk ujian.
Dalam hubungan interpersonal, peribahasa ini dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana seseorang dapat terlalu fokus pada detail kecil dalam hubungan dan mengabaikan masalah-masalah yang lebih besar.
Misalnya, seseorang mungkin terlalu terobsesi dengan hal-hal sepele seperti mencari tahu kebiasaan pasangannya, sementara ia tidak memperhatikan masalah-masalah yang lebih penting dalam hubungan seperti komunikasi dan kepercayaan.

Jelas, peribahasa ini mengingatkan kita bahwa seseorang harus memperhatikan hal-hal yang penting dan juga hal-hal yang kecil untuk mencapai kesuksesan dalam segala aspek kehidupan.
Kita perlu menyeimbangkan prioritas dan mengelola waktu dengan bijaksana untuk memastikan bahwa kita dapat mengatasi semua kewajiban dan tugas dengan baik (Revita, 2021).
Kita juga dapat terjebak dalam pola pikir ini, dalam kehidupan sosial. Misalnya, mungkin kita terlalu fokus pada masalah kecil dalam keluarga atau lingkungan sekitar, sementara mengabaikan masalah yang lebih besar dalam masyarakat atau dunia.
Kita seharusnya lebih sadar akan masalah-masalah yang lebih besar dan berusaha untuk melakukan tindakan yang positif untuk membantu masyarakat atau dunia secara keseluruhan.
Peribahasa Gajah di depan mata tidak nampak, semut di seberang laut Nampak mengajarkan kepada kita untuk tidak hanya fokus pada masalah yang ada di dekat kita.
Akan tetapi, juga untuk memperhatikan masalah-masalah yang lebih besar yang mungkin terjadi di tempat lain. Yakni dengan memperluas pandangan kita, kita dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang situasi di sekitar kita dan melakukan tindakan yang lebih efektif untuk membantu mengatasi masalah yang ada.
Ada pesan moral dalam peribahasa ini. Terkadang kita sulit melihat atau memahami sesuatu yang sangat dekat atau nyata, sementara kita mudah memahami sesuatu yang jauh atau tidak terlalu jelas.
Peribahasa ini juga mengajarkan nilai-nilai, seperti kesabaran, toleransi, dan pentingnya melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.
Oleh karena itu, sudut pandang kita perlu diperluas untuk melihat masalah dari jarak yang lebih jauh atau dengan sudut pandang yang berbeda untuk menemukan solusi yang lebih efektif dan efisien (Revita, 2023a).
Diperlukan kearifan dan kebijaksanaan dalam menilai suatu persoalan. Tidak hanya berpihak pada kepentingan pribadi (dengan tidak melihat gajah yang jelas di depan pelupuk mata) dan mengabaikan kepentingan orang banyak (dengan melihat jelas semut, makhluk kecil, yang berada jauh di seberang lautan) sehingga ada pihak yang dirugikan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.