Citizen Journalism

Gajah di depan Mata tidak Nampak, Semut di Seberang Laut Nampak

PERIBAHASA Gajah di depan mata tidak nampak, semut di seberang laut nampak sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana kita lebih fokus pada

Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/Rezi Azwar
ILUSTRASI: Kawasan Pantai Gajah di wilayah Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). 

Oleh Ike Revita, Penulis adalah Dosen Prodi Magister Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB Unand)

PERIBAHASA Gajah di depan mata tidak nampak, semut di seberang laut nampak sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana kita lebih fokus pada masalah yang ada di dekat kita dan mengabaikan masalah yang lebih besar yang terjadi di tempat lain.

Secara harfiah, gajah adalah hewan yang besar dan menonjol sehingga sulit untuk tidak melihatnya jika berada di depan mata.

Namun, peribahasa ini digunakan untuk menunjukkan bagaimana kita dapat mengabaikan masalah besar atau penting yang ada di depan kita, karena kita terlalu fokus pada hal-hal yang terlihat lebih kecil dan mendesak.

Di sisi lain, semut adalah hewan kecil yang dapat ditemukan di mana-mana, termasuk di seberang laut.

Dalam peribahasa ini, semut di seberang laut dianggap dapat dilihat karena kita memiliki kesadaran tentang keberadaannya meskipun jaraknya jauh.

Hal ini menunjukkan bagaimana kita dapat lebih sadar tentang masalah yang jauh dan penting (Revita, 2023), sementara masih fokus pada masalah yang lebih dekat dengan kita.

Dalam peribahasa Gajah di depan mata tidak nampak, semut di seberang laut nampak digambarkan bagaimana seseorang mungkin tidak menyadari keberadaan sesuatu yang sangat penting atau jelas di hadapannya.

Sementara itu, dia justru memperhatikan hal yang sepele atau jauh di luar jangkauannya. Terkandung pesan penting tentang perlunya fokus dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan.

Di keseharian, kita seringkali mengalami situasi di mana hal-hal yang penting atau signifikan seringkali luput dari perhatian kita, sementara kita justru sibuk memperhatikan hal-hal yang sepele atau kurang penting.

Peribahasa ini dapat diartikan bahwa ketika kita terlalu fokus pada hal-hal kecil, maka kita cenderung kehilangan pandangan tentang hal-hal yang penting dan memerlukan perhatian lebih.

Di sini ditunjukkan perlunya  memahami prioritas dan menyeimbangkan tugas-tugas yang harus dilakukan. Meskipun semut mungkin nampak di seberang laut, itu tidak berarti kita harus melupakan atau mengabaikan gajah di depan mata kita.

Prioritas harus diberikan pada hal-hal yang paling penting dan krusial, tetapi kita juga harus mampu memperhatikan detail dan menjaga fokus pada semua tugas dan kewajiban kita (Revita, 2020).

Penerapan peribahasa ini dapat ditemukan di banyak aspek kehidupan--dalam pekerjaan, pendidikan, dan hubungan interpersonal.

Misalnya, ketika kita sedang sibuk mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan, kita mungkin terlalu fokus pada pekerjaan yang sifatnya segera harus selesai dan melupakan pekerjaan yang lebih penting dalam jangka panjang.

Hal yang sama berlaku dalam pendidikan, di mana siswa dapat terjebak dalam pekerjaan rumah yang sifatnya sementara dan melupakan kewajiban mereka yang lebih penting, seperti belajar untuk ujian.

Dalam hubungan interpersonal, peribahasa ini dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana seseorang dapat terlalu fokus pada detail kecil dalam hubungan dan mengabaikan masalah-masalah yang lebih besar.

Misalnya, seseorang mungkin terlalu terobsesi dengan hal-hal sepele seperti mencari tahu kebiasaan pasangannya, sementara ia tidak memperhatikan masalah-masalah yang lebih penting dalam hubungan seperti komunikasi dan kepercayaan.

Ilustrasi: Kawasan Pantai Gajah Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, belum lama ini.
Ilustrasi: Kawasan Pantai Gajah Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, belum lama ini. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Jelas, peribahasa ini mengingatkan kita bahwa seseorang harus memperhatikan hal-hal yang penting dan juga hal-hal yang kecil untuk mencapai kesuksesan dalam segala aspek kehidupan.

Kita perlu menyeimbangkan prioritas dan mengelola waktu dengan bijaksana untuk memastikan bahwa kita dapat mengatasi semua kewajiban dan tugas dengan baik (Revita, 2021).

Kita juga dapat terjebak dalam pola pikir ini, dalam kehidupan sosial. Misalnya, mungkin kita terlalu fokus pada masalah kecil dalam keluarga atau lingkungan sekitar, sementara mengabaikan masalah yang lebih besar dalam masyarakat atau dunia.

Kita seharusnya lebih sadar akan masalah-masalah yang lebih besar dan berusaha untuk melakukan tindakan yang positif untuk membantu masyarakat atau dunia secara keseluruhan.

Peribahasa Gajah di depan mata tidak nampak, semut di seberang laut Nampak mengajarkan kepada  kita untuk tidak hanya fokus pada masalah yang ada di dekat kita.

Akan tetapi, juga untuk memperhatikan masalah-masalah yang lebih besar yang mungkin terjadi di tempat lain. Yakni dengan memperluas pandangan kita, kita dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang situasi di sekitar kita dan melakukan tindakan yang lebih efektif untuk membantu mengatasi masalah yang ada.

Ada pesan moral dalam peribahasa ini. Terkadang kita sulit melihat atau memahami sesuatu yang sangat dekat atau nyata, sementara kita mudah memahami sesuatu yang jauh atau tidak terlalu jelas.

Peribahasa ini juga mengajarkan nilai-nilai, seperti kesabaran, toleransi, dan pentingnya melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.

Oleh karena itu, sudut pandang kita perlu diperluas untuk melihat masalah dari jarak yang lebih jauh atau dengan sudut pandang yang berbeda untuk menemukan solusi yang lebih efektif dan efisien (Revita, 2023a).

Diperlukan kearifan dan kebijaksanaan dalam menilai suatu persoalan. Tidak hanya berpihak pada kepentingan pribadi (dengan tidak melihat gajah yang jelas di depan pelupuk mata) dan mengabaikan kepentingan orang banyak (dengan melihat jelas semut, makhluk kecil, yang berada jauh di seberang lautan) sehingga ada pihak yang dirugikan.(*)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved