Ramadhan 2023

Demi Takjil Berbuka, Warga Batusangkar Sengaja ke Bukittinggi Hanya untuk Beli Kalikih Santan

Salah seorang pembeli, Sedki (38) mengaku sebagai pelanggan ubek tawa dan kalikih santan Badorai sejak beberapa tahun yang lalu.

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR
Sejumlah pembeli mesti mengantre di depan gerobak ubek tawa dan kalikih santan Badorai. 

Sejumlah warga tampak tak sabar menunggu antrean, menggambarkan ramainya penikmat minuman segar khas Sumbar itu.

Ubek tawa dan kalikih santan Badorai di Belakang Balok ini dapat ditemui di seberang kampus UNP Bukittinggi.

Minuman ini adalah salah satu rekomendasi takjil sehat pelepas dahaga.

Ubek tawa ialah minuman segar dari perasan daun cincau yang sudah mengental dan dibubuhi jeruk nipis dan pemanis alami.

Di Bukittinggi biasa disebut ubek tawa (obat pelepas dahaga) dan di daerah lain di Sumbar kerap disebut aia aka (air akar).

Baca juga: Berburu Takjil di Pasa Pabukoan RTH Imam Bonjol Padang, Warga Sebut Tak Sempat Masak di Rumah

Ubek Tawa dan Kalikih Santan Badorai, rekomendasi takjil favorit di Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Ubek Tawa dan Kalikih Santan Badorai, rekomendasi takjil favorit di Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). (TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR)

Sementara, kalikih santan atau pepaya santan ialah buah pepaya yang berkuah perasan santan.

Kedua minuman segar itu sangat cocok menjadi sajian saat berbuka puasa di Bulan Ramadan.

Ubek tawa dan kalikih santan Badorai memang menjadi salah satu favorit warga Bukittinggi di Bulan Ramadan.

Pedagang ubek tawa dan kalikih santan Badorai, Agus (43) mengatakan, ubek tawa ia jual dengan harga Rp 5 ribu per porsi, begitu juga dengan kalikih santan.

Selain kedua menu itu, ia juga mengkombinasikan keduanya, yakni kalikih santan campur.

Baca juga: Pasar Sawahlunto dan Pasar Sapan Jadi Pusat Takjil atau Pabukoan Selama Ramadhan 2023

Kalikih santan campur ialah paduan pepaya santan ditambah dengan agar daun kacang serta cincau dan susu kental manis.

Menu ini, kata Agus ialah yang paling favorit bagi pembeli, harganya hanya Rp 7 ribu perporsi.

Agus mengatakan Bulan Ramadan menjadi berkah tersendiri baginya.

Rata-rata setiap hari jajanannya laku sebanyak 400 hingga 500 porsi. Sementara di luar Ramadan bisa ludes sebanyak 250 hingga 300 porsi.

"Di luar Ramadan, biasanya ramai pada Senin dan Kamis," ujar Agus yang karib dipanggil Mak Dotor (dokter).(*)

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved