Jadi Pangdam Jaya, Ini Sosok Mayjen Mohammad Hasan, Pemuda Minangkabau yang Rajin ke Surau

Sosok Mayjen TNI Mohammad Hasan kembali mencuat ke publik usai ditunjuk menjadi Pangdam Jaya. Diketahui, Mohammad Hasan ternyata berdarah Minangkabau

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi
Rumah Gadang yang ditempati Mayjen Mohammad Hasan saat berada di Jorong Gantiang Koto Tinggi, Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Bara (Sumbar), Jumat (10/3/2023) 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Sosok Mayjen TNI Mohammad Hasan kembali mencuat ke publik usai ditunjuk menjadi Pangdam Jaya.

Diketahui, Mohammad Hasan ternyata berdarah Minangkabau yang berasal dari Jorong Gantiang Koto Tuo, Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).

Nama Mohammad Hasan ternyata juga dikenal harum oleh warga kampung sekitar.

Hampir setiap warga mengetahui lokasi rumahnya.

Baca juga: Sosok Kapten Man United saat Takluk di Anfield, Bruno Fernandes Tebus Dosa Lawan Real Betis

Kendati demikian, saat ditanyai lebih lanjut oleh TribunPadang.com menyangkut keseharian masa kecil Mohammad Hasan, tampak masih banyak yang tak mengetahuinya.

"Kalau rumah beliau kami tahu, tapi cerita lengkapnya kurang paham juga. Hanya tau cerita-cerita di kampung saja, kalau dia TNI yang berpangkat tinggi dan baik," kata salah seorang warga di kedai yang tak jauh dari kediaman Hasan di Candung.

Walau dilahirkan di Bandung, Mohammad Hasan sempat lama tinggal di Gantiang Koto Tuo itu.

Tepatnya selepas kepergian ayahnya yang juga seorang TNI.

Baca juga: Merthy Kushandayani, Sosok Istri Irjen Teddy Minahasa Bawa Tas Senilai Rp 35 Juta saat Persidangan

"Beliau memang asli orang sini (Candung), tapi sempat merantau, dan waktu ayahnya meninggal dunia, beliau beserta ibu dan adik-adiknya pulang lagi ke sini," kata salah seorang kerabatnya, Yuli (47).

Berdasarkan pantauan TribunPadang.com Jumat (11/3/2023), rumah yang sempat ditinggali oleh Hasan dan keluarga itu, berbentuk serupa rumah gadang Minangkabau.

Hingga kini, tampak ornamen dan corak rumahnya belum terlalu banyak berubah.

Corak hijau dan mayoritas masih kayu serta atap bergonjong menjadi ciri khas tersendiri yang masih dipertahankan.

"Saat beliau sudah pindah tugas dan tidak di kampung lagi, yang menempati rumah gadang ini adalah saya, supaya tetap terawat dan tidak kosong," ungkap Yuli.

Yuli bercerita, masa kecil Hasan tak jauh berbeda dengan anak bujang Minangkabau pada umumnya.

Pasalnya, Hasan juga rajin dan sering tidur di surau bersama teman-temannya.

Baca juga: Kesan Supardi Tentang Sosok Azwar Anas: Negarawan, Low Profile, Tinggalkan Warisan Pembangunan

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved