Pelecehan Mahasiswi di Padang
6 Fakta Kasus Pelecehan Seksual Terduga Pelaku Oknum Dosen FIB Unand Terhadap Mahasiswinya
Fakta tentang kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oknum dosen FIB Unand berinisial KC. Saat ini kasus tersebut tengah ditangani tim Satgas
TRIBUNPADANG.COM - Viral kasus pelecehan seksual dialami mahasiswi yang dilakukan terduga oknum dosen FIB Unand berinisial KC.
Saat ini kasus tersebut tengah ditangani tim Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unand.
Berikut fakta-fakta kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oknum dosen FIB Unand :
1. Viral di Media Sosial
Informasi tentang adanya pelecehan seksual yang diduga dilakukan oknum dosen FIB Unand ini berawal dari postingan instagram @infounand pada hari Rabu 21 Desember 2022.
Dalam postingan instagram @infounand memposting sebuah rekaman audio yang suaranya telah disamarkan berdurasi 1 menit 39 detik.
Pada caption postingan bertuliskan :
"Sungguh sangat sangat bejad dan tak layak menjadi pengajar. Dengar semua isi rekaman barang bukti secara full bener-bener bikin nyesek, ga nyangka dan bikin geram, marah, emosi campur aduk.
Kita semua bersama korban. Mari lindungi korban dan segera hukum pelaku. Durasi asli 26 menit lebih dan tidak semua dapat kami tayangkan serta tidak semua informasi dapat kami publish demi melindungi korban."
Hingga berita ini ditulis postingan video tersebut disukai 6.515 dan ada 667 komentar, di antaranya yang memberikan komentar adalah akun instagram dari @satgasppksunand.

Baca juga: Satgas PPKS Unand Komitmen Selesaikan Dugaan Pelecehan Mahasiswi oleh Oknum Dosen
2. Korban Ada 8 Orang
Korban pelecehan seksual terduga oknum dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) berinisial KC berjumlah sebanyak delapan orang.
Hal ini diungkapkan Direktur WCC Nurani Perempuan Rahmi Meri Yenti saat dihubungi di Padang, Kamis (22/12/2022)
"Jumlah korban delapan orang, namun tidak semua didampingi WCC Nurani Perempuan," ujarnya.
Rahmi Meri Yenti mengatakan, dari jumlah korban tersebut sebanyak lima korban melapor ke WCC Nurani
Perempuan.