Tambang Meledak di Sawahlunto
Selidiki Kasus Tambang Meledak di Sawahlunto, Polisi Tutup Lokasi Tambang
Pihak kepolisian menutup sementara lokasi tambang yang meledak di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pihak kepolisian menutup sementara lokasi tambang yang meledak di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
"Untuk sementara, saat ini tambang batu bara pada IUP PT Nusa Alam Lestari (NAL) ditutup dalam rangka penyelidikan," kata Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, Sabtu (10/12/2022).
Dia menuturkan, sejauh ini pihaknya menduga penyebab kecelakaan tambang karena adanya letupan dalam lubang tambang akibat tingginya kandungan gas Metana (CH4).
Kedepannya penyidikan akan dilakukan oleh Polres Sawahlunto bersama dengan Polda Sumbar.
Diketahui, tambang batu bara ini meledak pada Jumat (9/12/2022) kemarin sekitar pukul 08.30 saat aktivitas tambang sedang berlangsung.
Baca juga: Sejak 2009 hingga 2022 Sudah 4 Kali Terjadi Ledakan Lubang Tambang di Sawahlunto, 49 Pekerja Tewas
Terdapat 14 orang di dalam lubang tambang kala itu. Empat diantaranya dievakuasi selamat dan 10 orang lagi ditemukan meninggal dunia.
Adapun penyebab korban meninggal, ia menyebut karena terjebak di dalam lubang tambang.
"Pukul 17.55 WIB seluruh korban laka tambang lubang C2 IUP PT NAL berhasil dievakuasi dan dibawa ke RSUD Kota Sawahlunto untuk proses visum," pungkasnya.
Izin tambang di pusat
Kepala Dinas ESDM Sumbar Herry Martinus mengatakan kewenangan pengawasan dan perizinan tambang batu bara berada di kementerian.
"Tambang batu bara izin dan kewenangannya ada di pusat, Kementerian ESDM, kewenangan kita (provinsi-red) hanya galian C," katanya saat dihubungi TribunPadang.com, Sabtu (10/12/2022).
Baca juga: Update Korban Selamat dari Ledakan Tambang Batu Bara di Sawahlunto, Satu Orang Masih Dirawat
Kendati, Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT NAL diteken Gubernur Sumbar pada 7 Juni 2020 silam.
Ia mengatakan pasca berlakunya UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara, pengawasannya sudah dialihkan ke kementerian.
"Dari tahun 2020, semua kewenangan ditarik ke pusat untuk tambang mineral dan batubara," kata dia.
49 Pekerja Tambang Meregang Nyawa
Ledakan lubang tambang batu bara di Sawahlunto tidak hanya terjadi kali ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunPadang.com, sejak 2009 hingga 2022, sudah terjadi empat kali insiden ledakan lubang tambang batu bara di Sawahlunto.
Baca juga: Korban Meninggal Akibat Ledakan Tambang di Sawahlunto Dipulangkan, Dua Orang Diantar ke Luar Sumbar
Bila ditotal, jumlah korban meninggal akibat meledaknya lubang tambang batu telah merenggut 49 nyawa.
Seperti dikutip dari website esdm.go.id, pernah terjadi ledakan lubang tambang batu bara pada 16 Juni 2009 silam di pertambangan milik PT. Dasrat Sarana Arang Sejati di Bukit Bual, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.
Peristiwa itu menyebabkan 32 pekerja meninggal dunia dan 13 orang luka-luka.
Ledakan itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.
"Kecelakaan yang terjadi diduga akibat ledakan gas metana (CH4), efek ledakan mengakibatkan adanya lemparan material hingga sejauh 150 meter dari mulut tambang, dan terlemparnya 14 orang yang berada pada jarak sekitar 50 meter dari mulut tambang," tulis laporan investigasi Departemen ESDM.
Baca juga: Lubang Tambang Milik PT. NAL di Sawahlunto Juga Pernah Meledak 2016 Silam dan Tewaskan 3 Orang
Ledakan tambang batu bara juga terjadi pada 24 Januari 2014 silam di Insiden ini menyebabkan empat pekerja tewas.
Ledakan itu terjadi Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Proses evakuasi korban memakan waktu lima hari.
Dua tahun setelahnya, 28 Juni 2016, ledakan lubang tambang batu bara juga kembali terjadi. Kali ini menewaskan tiga orang pekerja.
Lubang tambang tersebut berada di dalam konsesi PT NAL, tidak jauh dari titik ledakan yang terjadi kemarin, Jumat (9/12/2022).
Kemudian, juga di lahan konsesi milik PT NAL, ledakan lubang tambang kembali merenggut nyawa. 10 dari 14 pekerja dilaporkan tewas.
Baca juga: Tambang Batubara Meledak di Sawahlunto, Pemko bakal Evaluasi SOP Aktivitas Pertambangan
Dari keseluruhan ledakan lubang tambang batu bara di atas, tingginya kandungan gas metana merupakan faktor utama terjadinya ledakan.
Masih menurut laman esdm.go.id, konsentrasi gas metana pada tambang batubara bawah tanah pada kisaran 5 - 15 persen dapat menimbulkan ledakan.
Caption: Insiden meledaknya lubang tambang batu bara di Sawahlunto merupakan kejadian berulang. Sejak 2009, puluhan pekerja dilaporkan tewas, Sabtu (10/12/2022). (TribunPadang.com/Rezi Azwar)