Kota Pariaman

Di Hari Guru, Genius Umar dan Zulbaiti Bernostalgia, Kenang Perangai Wali Kota Semasa Sekolah

Seusai melaksanakan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Korpri dan PGRI, mobil plat merah bernomor polisi BA 1 W, langsung meluncur ke ...

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Wali Kota Pariaman Genius Umar mencium tangan gurunya Zulbaiti, saat berkunjung ke rumah gurunya semasa SMP di kawasan Rawang Kota Pariaman, Jumat (2/12/2022). 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Seusai melaksanakan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Korpri dan PGRI, mobil plat merah bernomor polisi BA 1 W, langsung meluncur ke kawasan Rawang, Kota Pariaman dari kantor Balai Kota.

Mobil yang membawa Wali Kota Pariaman Genius Umar itu, jalan berombongan menuju SMPN 4, Rawang Kota Pariaman.

Rombongan ini berhenti di perumahan yang berada di sebelah gedung SMPN 4 Kota Pariaman.

Sekelebat Wako dan rombongan memasuki pekarangan rumah berukuran 8 meter kali 8 meter itu.

Rumah itu terlihat sepi, pintunya tertutup rapat, namun suara televisi terdengar ke teras rumah.

Baca juga: Hari Guru Nasional, Gubernur Sumbar Dukung Kebangkitan Guru Untuk Indonesia Kuat Indonesia Maju

Tiga sampai empat kali ketukan dan salam terdengar seruan perempuan dari dalam.

Sahutan suaranya getar dan lirih. TribunPadang.com menebak usia tuan rumah sudah 85 tahun.

Benar saja, saat ia membuka pintu, ada gerak tertahan. Badannya yang bungkuk, membuat mantan guru SMPN 4 Pariaman itu harus menggeser tubuhnya saat menarik gagang pintu.

Belum sempat perempuan bernama Zulbaiti itu menoleh, memastikan siapa tamu datang.

Wako Pariaman langsung membuka percakapan, "Anak murid ibuk datang, ada ingat buk?," Kata Genius merundukkan badannya, berharap suaranya setentang dengan telinga ibuk itu.

Baca juga: Peringatan Hari Guru 2022, Inovasi dan Transformasi Jadi Kata Kunci

Pertanyaan Genius, tidak langsung ia tanggapi. Ia masih sibuk membenarkan letak pintu yang sedang ia buka.

Beberapa saat sebelum perempuan itu menoleh, Genius kembali buka suara, "Ini Genius buk, murid ibuk dulu di sekolah," terang Genius masih belum merubah posisinya.

Dua mata lelah perempuan itu mulai melihat Genius dan rombongan yang berada di depan pintu. Sorot mata Zulbaiti merinci sosok muridnya yang menjabat sebagai Wali Kota Pariaman itu.

"Iya, Genius murid ibuk. Alhamdulillah," katanya membalas dengan suara yang sudah berat.

Terlebih rombongan yang datang menyebut, "Genius murid ibuk yang sudah jadi wali kota sekarang," celetukan dari seorang dalam rombongan.

Baca juga: Persembahan di Hari Guru Nasional, Santri Kauman Raih Medali Perak Cabang Pencak Silat Pospenas 2022

Sontak saja wajah mantan guru biologi genius itu berubah. Pipinya tiba-tiba merona, matanya langsung berair.

"Iya saya tahu, Genius kan murid saya, masa saya lupa," katanya dengan getar suara yang sudah berubah. Air matanya mulai tergenang, tapi sigap ia mempersilakan rombongan itu masuk.

Jawabannya itu langsung disambut dengan mencium tangan keriput itu. Adegan tersebut seolah mereka kejadian puluhan tahun silam, saat Genius datang ke sekolah dan di sambut oleh sang guru di pintu kelas.

Gegas saja Zulbaiti yang siang itu sendirian di rumah, melangkah menuju kursi tamu. Langkahnya diiringi Genius yang coba memapahnya agar tetap seimbang.

Setelah keduanya duduk berdampingan, Genius menanyakan keadaan sosok guru yang sudah mendidiknya itu. Dari percakapan guru dan murid itu, terpampang rasa haru.

Baca juga: Momentum Hari Guru: BEM SB Demo Kantor Gubernur Sumbar, Soroti Nasib Guru Honorer

Tangis Perempuan yang pensiun 25 tahun silam itu tidak tertahan selama percakapan berlangsung.

Keduanya seperti tidak saling melupakan, bahkan Zulbaiti masih ingat betul keluarga dan perangai Genius serta teman sebayanya semasa sekolah.

"Bagaimana luka di tangan dulu?," Tanya perempuan itu menoleh pada muridnya.

Suasana sontak hening mendengar pertanyaan itu, bahkan Genius turut kaget. "Masih ingat ibuk luka saya ternyata," katanya sembari menarik lengan kiri kemejanya.

Terlihat dekat sikunya bekas luka saat ia bermain bola di jalan itu masih tersisa.

 

Baca juga: Peringatan Puncak HGN 2022, Guru di Kabupaten Solok Sampaikan Sejumlah Permintaan ke Bupati

"Ibuk masih ingat semua murid ibuk, terlebih dulu yang nakal dan pintar, semuanya masih ibuk ingat perangainya semasa sekolah," kata Zulbaiti, terisak.

Saat ini ia bangga dengan semua muridnya yang akhirnya sukses. Baginya kesuksesan para murid ini adalah kebahagiaan tiada tara.

Selama bersekolah kata Zulbaiti, Genius adalah murid yang seulah dan tidak mau menonjolkan diri serta pandai bersosialisasi.

"Genius ini sering juara kelas juga dulu, tapi ia tidak mau menonjolkan diri," kata Zulbaiti memandangi muridnya itu.

Pertemuan yang berlangsung kurang dari 30 menit itu, berakhir dengan Genius kembali mencium tangan Zulbaiti untuk pamitan.

Baca juga: Hari Guru Nasional, PGRI Sumbar Harap Pemerintah Perhatikan Kesejahteraan Guru Honorer

Kata Genius Zulbaiti adalah sosok guru yang berjasa membantunya hingga sampai ke posisi saat ini.

Selain Zulbaiti, di mata Genius Guru adalah sosok yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Peran guru itu penting dalam sebuah negara, karena guru turut menciptakan generasi muda yang berkompeten untuk bangsa ini," kata Genius mendefinisikan arti guru dalam hidupnya.

Setelah Genius berpamitan, pertemuan singkat itu berakhir. Zulbaiti kembali menjalani harinya sebagai pensiunan, sembari menunggu murid lainnya berkunjung. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved