Bagaimana Cuaca Tahun Baru di Sumatera Barat? Simak Penjelasan BMKG

tinggi gelombang laut untuk Perairan Selat Mentawai diprakirakan masih dalam kondisi normal hingga menjelang Nataru

Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Pengendara yang melintas di Jalan Samudera, kawasan Pantai Padang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Rabu (16/11/2022). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan ada  peluang hujan dengan intensitas sedang-lebat terjadi menjelang Natal tahun ini. 

Potensi hujan baru turun antara Natal hingga awal tahun baru 2023..

Kepala Stasiun BMKG BIM Padang Pariaman, Sakimin, menjelaskan peluang terjadinya hujan masih tinggi pada Desember terutama dasarian I dan II (10 hari pertama Desember dan 10 hari kedua Desember).

"Di mana peluang hujan dengan intensitas sedang-lebat diperkirakan dapat terjadi pada saat menjelang Natal dan menurun antara Natal hingga Tahun Baru dan awal Januari 2022," kata Sakimin, Kamis (1/12/2022).

Kata dia, diperlukan untuk peningkatan kesiapsiagaan terjadinya bencana hidrometeorologis terutama titik-titik rawan longsor dan banjir seperti di Agam, Padang Pariaman, Pariaman, Padang dan Pesisir Selatan serta kewaspadaan terhadap daerah lainnya di Sumbar.

Cuaca Sumbar Hari Ini, Hati-hati yang Ingin Berwisata ke Pantai, Potensi Hujan Guyur Daerah Pesisir

"Lalu, tinggi gelombang laut untuk Perairan Selat Mentawai diprakirakan masih dalam kondisi normal hingga menjelang Nataru," Kata Sakimin.

Ia mengatakan, karakteristik cuaca Sumbar yang lembab dan dinamis berpengaruh terhadap kenyamanan tubuh, sehingga perlu untuk tetap menjaga imunitas terhadap perubahan kondisi cuaca.

"Sehingga hal itu berdampak terhadap transportasi darat, laut dan udara. Adanya potensi hujan dengan intensitas tinggi diharapkan kesiapannya akan terjadi banjir dan longsor untuk kawasan Padang, Pesisir Selatan, Agam, dan Padang Pariaman yang terutama pada jalur nasional," katanya.

Selain itu diperkirakan akan ada peningkatan titik genangan di jalan akibat hujan dengan durasi lama dan kelembaban yang tinggi berpotensi merusak jalan yang dapat juga mengganggu kelancaran lalu-lintas terutama pada saat terjadi peningkatan debit kendaraan selama masa libur Natal dan tahun baru.

Sementara dampak perkembangan kondisi cuaca terhadap Transportasi Laut, dengan tinggi gelombang maksimum diprediksi mencapai 2,5 meter pada saat Nataru untuk Selat Mentawai, sehingga perlu diwaspadai bagi perahu-perahu tradisional dan kecil.

Baca juga: Akibat Hujan dan Angin Kencang, Dalam Sehari 2 Longsor dan Jalan Amblas Terjadi di Matur Agam

"Kemudian, berdasarkan historis data iklim, pada saat akhir tahun merupakan musim dimana terjadi peningkatan frekuensi terjadinya tekanan rendah, dan bibit siklon tropis di perairan Samudera Hindia barat daya Sumatera,

Sehingga dapat meningkatkan tinggi gelombang laut dan angin di Selat Mentawai yang berdampak terganggunya lalu lintas perairan yang menghubungkan antara Sumatera dengan Kepulauan Mentawai," sambungnya.

Sakimin menjelaskan, hujan dengan intensitas tinggi dan visibilitas rendah masih dapat terjadi pada saat masa Natal dan tahun baru, mengingat bulan Desember-Januari masih merupakan musim hujan di Sumbar.

Ia meminta, perlunya peningkatan perhatian terhadap prakiraan cuaca trend dan aerodrome forecast/warning untuk antisipasi keterlambatan penerbangan dan pergerakan di sisi darat.

"Kemudian ancaman petir dapat menimbulkan gangguan terhadap peralatan sintelis (sinyal, telekomunikasi, dan listrik) meskipun potensi gangguan tersebut bersifat minim," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved