Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 59 Kurikulum Merdeka Karakterisasi pada Teks Hikayat
Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 59 Kurikulum Merdeka, mengidentifikasi karakterisasi pada teks hikayat.
TRIBUNPADANG.COM - Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 59 Kurikulum Merdeka, mengidentifikasi karakterisasi pada teks hikayat.
Pembahasan kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 59 Kurikulum Merdeka dilansir dari berbagai sumber.
Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 59 Kurikulum Merdeka diperuntukkan bagi siswa yang sedang mengerjakan tugas Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia.
Sebelum melihat kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 59 Kurikulum Merdeka, ada baiknya siswa mencoba menjawab sendiri terlebih dahulu dengan bantuan orang tua.
Jika sudah, orangtua bisa mencocokkan jawaban yang ditulis anak dengan jawaban di bawah ini.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 55 Kurikulum Merdeka, Ide & Makna Kata dalam Hikayat
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 37, Bandingkanlah Informasi pada Komik dan Berita
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 32 Kurikulum Merdeka, Analisis Struktur Anekdot
Simak selengkapnya kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 59 Kurikulum Merdeka:
Soal
Pada kegiatan kali ini, kalian akan membaca Hikayat si Miskin untuk meng- identifikasi karakterisasi dan plot pada hikayat. Gunakanlah tabel-tabel di bawah ini untuk mengidentifikasi hal tersebut.
Kunci Jawaban
Nama Tokoh : Si Miskin
Karakter tokoh : Penyayang.
Masalah yang dihadapi tokoh : Si Miskin selalu dihadapi dengan berbagai tantangan dari orang-orang sekitar yang selalu menghardik dan mengusirnya.
Cara tokoh menyelesaikan masalah : Si Miskin menghadapinya dengan penuh watak kesabaran.
Hikayat si Miskin
Asalnya raja kayangan dan jadi demikian karena disumpahi oleh Batara Indera. Terlantar di negeri Antah Berantah dan keduanya sangat dibenci orang. Setiap kali mereka mengemis di pasar dan kampung mereka dipukuli dan diusir hingga ke hutan. Oleh yang demikian, tinggallah dua suami-istri itu di hutan memakan batang
kayu dan buah-buahan.