Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 55 Kurikulum Merdeka, Ide & Makna Kata dalam Hikayat
Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 55 Kurikulum Merdeka, mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat.
TRIBUNPADANG.COM - Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 55 Kurikulum Merdeka, mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat.
Pembahasan kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 55 Kurikulum Merdeka dilansir dari berbagai sumber.
Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 55 Kurikulum Merdeka diperuntukkan bagi siswa yang sedang mengerjakan tugas Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia.
Sebelum melihat kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 55 Kurikulum Merdeka, ada baiknya siswa mencoba menjawab sendiri terlebih dahulu dengan bantuan orang tua.
Jika sudah, orangtua bisa mencocokkan jawaban yang ditulis anak dengan jawaban di bawah ini.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 37, Bandingkanlah Informasi pada Komik dan Berita
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 32 Kurikulum Merdeka, Analisis Struktur Anekdot
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 16 Kurikulum Merdeka, Makna Istilah-istilah
Simak selengkapnya kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 55 Kurikulum Merdeka:
Tabel 3.1 Tabel Adiksimba
Soal
Kalian akan menyimak hikayat berjudul Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak yang akan dibacakan secara bergiliran dalam satu kelompok. Agar dapat menyimak dengan baik, perhatikanlah langkah-langkah di bawah ini!
1. Pusatkan perhatian pada teks hikayat yang dibacakan oleh temanmu.
2. Saat menyimak, kalian dapat menggunakan tabel “Adiksimba” berikut untuk mengidentifikasi hal-hal penting dalam cerita
3. Gunakanlah isian pada tabel kalian untuk membuat ringkasan cerita yang terdiri atas minimal 200 kata.
Kunci Jawaban
Siapa? Datu Mabrur.
Isi Teks : Menurut sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti mandraguna sedang bertapa di tengah laut. Namanya Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan
Selat Makassar. Siang-malam ia bersemedi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan badai topan. Ia memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya, kelak.