Gagal Ginjal pada Anak
Dampak Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Toko Obat di Bukittinggi Turun Omset hingga 50 Persen
Akibat viralnya kasus itu,Penurunan lebih dari 50 persen, sejak beberapa hari yang lalu, apalagi saat mulai ramai diberitakan di TV
Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Kasus gagal ginjal akut pada anak berdampak terhadap kepercayaan publik untuk membeli obat di Kota Bukittingg, Sumatera Barat (Sumbar).
Fakta tersebut disampaikan oleh beberapa apotek dan toko obat yang TribunPadang.com kunjungi di Kota Bukittinggi, seperti Apotek Al Kautsar Simpang Tembok dan Toko Obat di Pasar Bawah.
Pemilik Toko Obat Pasar Bawah, Muhammad Luthfi mengatakan, sudah mulai pusing dengan kasus gagal ginjal akut yang menimpa anak-anak tersebut.
Sebab, kata Luthfi, efek dari kasus itu, menyebabkan kepercayaan masyarakat untuk membeli obat menurun, terutama jenis obat sirop.
"Orang sudah terlanjur takut, walaupun tak ada jual obat sirop, orang sudah takut juga," terangnya, Senin (24/10/2022).
Baca juga: Apotek Al Kautsar Bukittingi Tak Pernah Jual Obat Sirup Diduga Penyebab Gagal Ginjal Akut
"Sepertinya saat ini banyak masyarakat sudah beralih ke tradisional, seperti tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat," tambah Luthfi.
Informasi serupa juga disampaikan Asisten Apoteker Al Kautsar, Delisa, ia menyebut bahwa apoteknya tak pernah menyetok 3 jenis obat sirop yang dilarang tersebut.
"Bahkan dari dulu memang tak pernah pakai obat sirop itu, soalnya pakai merek lain dengan fungsi yang sama juga," kata Delisa.
Tapi, hal itu tak mengubah ketakutan masyarakat untuk membeli obat sirop, Delisa menerangkan, akibat viralnya kasus itu, berimbas kepada pemasokan apoteknya.
"Penurunan lebih dari 50 persen, sejak beberapa hari yang lalu, apalagi saat mulai ramai diberitakan di TV," ungkap Delisa.
Baca juga: Dinkes Bukittinggi Minta Peran Aktif Orang Tua Perbarui Informasi Soal Gagal Ginjal Akut pada Anak
Delisa menjelaskan, padahal tidak semua obat sirop tersebut dilarang, tapi masyarakat tak menghiraukan hal tersebut.
"Peraturannya kan sudah keluar, dan nama-nama obat sirop yang dilarang itu juga sudah disosialisasikan, jadi kami tentu bisa mengarahkan kepada masyarakat nantinya," ujar Delisa.
Delisa berharap masyarakat bisa mengikuti kasus gagal ginjal akut yang sedang marak saat ini, supaya tak salah langkah saat membeli obat. (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)