Harimau di Agam
Warga Sebut Harimau Masih Berkeliaran di Baringin Sungai Tanang Agam Usai Mangsa 2 Ekor Anjing
Warga Baringin, Nagari Sungai Tanang, Kabupaten Agam menyebut harimau masih sering berkeliaran usai mangsa dua ekor anjing peliharaan di ladang
Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Warga Baringin, Nagari Sungai Tanang, Kabupaten Agam menyebut harimau masih sering berkeliaran usai mangsa dua ekor anjing peliharaan di ladang, Jumat (14/10/2022) lalu.
Peristiwa tersebut membuat warga sekitar ketakutan, dan mereka memilih untuk mengunci kadang ternak dengan tujuan tak dimangsa lagi oleh harimau.
Selain itu, warga bersama BKSDA Sumbar juga ke lokasi harimau muncul dan memangsa dua ekor anjing peliharaan tersebut.
Baca juga: Berdekatan dengan Wilayah Nagari Koto Tinggi, Harimau Juga Teror Warga Sungai Tanang Agam
Di lokasi, ditemukan tiga jejak kaki harimau dan tanah ladang yang mengelupas.
Kepala Jorong Baringin, Yelfi mengatakan, kemarin petugas BKSDA bersama warga sudah melakukan cek lokasi, sembari membunyikan meriam untuk mengusir harimau.
"Karena harimau itu masih berkeliaran, jadi dilakukan bunyi-bunyian dengan menggunakan meriam," kata Yelfi kepada TribunPadang.com, Minggu (16/10/2022).
Baca juga: Teror Harimau di Agam, Objek Wisata Puncak Kabun Terpaksa Ditutup
Proses penggunaan meriam itu dibantu tim BKSDA Sumbar hingga tiga hari ke depan.
Selain itu, Yelfi menyebut, warga sekitar Baringin juga ikut membantu mengusir harimau dengan bunyi-bunyian sederhana, menggunakan tambua.
Lebih lanjut, Yelfi menjelaskan, ada juga warganya yang melapor bahwa auman harimau kerap terdengar saat di ladang.
Tak hanya sekali, warga juga mendengar lagi suara harimau itu.
Kemudian,ada dahan yang bergoyang pada siang hari saat sedang melakukan pengecekan lokasi bekas dua ekor anjing itu dimangsa.
"Contohnya saja waktu pagi Jumat itu, suara harimau ini terdengar oleh warga yang sedang siaga di ladang kala itu," jelas Yelfi.
Sementara ini, kata Yelfi, pihaknya melakukan arahan dari BKSDA, menghalau dengan bunyi-bunyian.
Sembari itu juga meminta warga untuk menutup sementara objek wisata Puncak Kabun yang berdekatan dengan lokasi harimau. (*)