Kapal WNA Asal Prancis Mati Mesin di Mentawai, Tim SAR Terkendala Gelombang Tinggi dan Angin Kencang
Kapal layar Warga Negara Asing (WNA) asal Prancis mengalami mati mesin di perairan Kepulauan Mentawai. Tim SAR terkendala gelombang tinggi.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kapal layar milik Warga Negara Asing (WNA) asal Prancis mengalami mati mesin di perairan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).
Lelaki asal Prancis tersebut bernama Greffier Didier (64).
Kapal layar Merek Mahana warna kuning putih itu memiliki panjang 10,7 meter dan berat 6 ton.
Laporan kapal mati mesin ini telah diterima oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Hal itu dibenarkan oleh Akmal, Kepala Kantor SAR Mentawai.
Baca juga: Catatan 23 Tahun Kepulauan Mentawai, Maskota Delfi Bicara Budaya, Hutan, dan Pembangunan di Mentawai
"Saat ini, kapal layar ini berada pada koordinat 4°36'18" S 98°1'12" E kawasan perairan Mentawai," kata Akmal, Kamis (6/10/2022).
Akmal mengatakan kapal itu hanya ditumpangi satu orang bernama Greffier Didier warga Prancis.
"Layar kapalnya rusak sehingga tidak dapat berlayar, dan mesinnya juga mati," ujarnya.
Ia menerima informasi adanya kapal mati mesin dari anak korban bernama Janson.
"Anaknya mendapatkan informasi dari orang tuanya menggunakan pesan singkat dari HP satelit," kata Akmal.
Baca juga: Cuaca Sumbar Hari ini: Hujan Lebat Berpotensi Guyur Mentawai, Solok Selatan hingga Dharmasraya
Akmal mengatakan, pemilik kapal berharap mendapatkan bantuan untuk memperbaiki kapalnya.
"Bukan orangnya, kita akan berusaha untuk menariknya, walaupun kapal kita lebih ke penyelamatan jiwa," katanya.
Awalnya, sudah dilakukan operasi SAR menggunakan KN SAR Ramawijaya 240 Mentawai pada Rabu (5/10/2022) sore.
"Sampai hari ini korban belum ditemukan, karena gelombang tinggi dan angin kencang," ujar Akmal.
Oleh karena itu, KN SAR Ramawijaya 240 Mentawai terpaksa kembali lagi ke Dermaga Tuapejat.
"Kita terpaksa kembali malam tadi, dan operasi dihentikan sementara waktu pada pagi hari," ujar Akmal.
Akmal menyebutkan, kondisi masih hujan sehingga dilanjutkan dengan pemantauan.
"Operasi dilanjutkan dengan pemantauan dengan E-Broadcast dan pemapelan dari Basarnas pusat," kata Akmal.
Ia berharap ada kapal yang membantu sebelum pihaknya kembali menggelar operasi.
"Korban hanya sendiri, biasanya dengan istri atau teman dekatnya," katanya.
Kata dia, korban berlayar dari Prancis dan tidak memiliki tujuan.
"Dia hanya berlayar, mungkin berjalan sendiri dari Prancis, dan kembali lagi ke Prancis," ujar Amal.
Kata dia, kapal layar milik WNA ini sudah berlayar selama enam bulan.
"Kapal ini datang dari Prancis langsung, dan terdata di Prancis," pungkasnya. (*)
(TribunPadang.com/Rezi Azwar)