Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Manajemen Semen Padang FC: Semua Harus Introspeksi Diri
Manajemen Semen Padang FC (SPFC) berharap semua pihak termasuk kepolisian berintrospeksi pasca Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Fuadi Zikri
"Mereka sangat mendukung tim dengan cara yang positif," lanjutnya.
Mudah-mudahan tidak terjadi lagi, baik di timnya atau bagi siapapun di Indonesia.
"Tidak terjadi di Liga 1, Liga 2, Liga 3, dan Liga manapun," katanya.
Baca juga: Tragedi Sepak Bola Indonesia, Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan akibatkan Suporter Meninggal
Sedangkan untuk lanjutan Liga 2, Semen Padang FC akan dipertemukan dengan PSKC Cimahi pada Kamis (6/10/2022).
"Mungkin kita akan berkoordinasi ya, karena belum tentu semakin banyak pengamanan, apakah tepat? Belum tahu juga kita," kata Win Bernadino.
Ia menilai, pihak kepolisian sudah memiliki protap untuk mengamankan sebuah pertandingan sepak bola.
"Harapan kami, terbukanya komunikasi dari pihak suporter dengan petugas keamanan. Mari kita saling menghormati," ujarnya.
Menurut dia, terjalinnya hubungan baik antara suporter dan pihak keamanan bisa menghindari tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Diketahui sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan diduga dipicu rasa kekecewaan sejumlah suporter Arema FC terhadap hasil kekalahan melawan Persebaya dengan skor 3-2.
"Selama pertandingan tidak ada masalah. Masalah terjadi ketika usai pertandingan. Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah."
"Apalagi ini sebelumnya Arema FC tidak pernah kalah di kandang sendiri melawan Persebaya dalam beberapa tahun terakhir," ujar Irjen Pol Nico Afinta saat gelar rilis di Polres Malang, Minggu (2/10/2022) dini hari.
Nico menambahkan, motif para suporter Arema FC turun ke lapangan juga dengan maksud berusaha mencari pemain dan official Arema FC.
"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," tuturnya.
Nico menerangkan petugas pengamanan sudah melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengalihan suapaya mereka tidak masuk ke lapangan.
Satu di antaranya dengan menembakkan gas air mata.
"Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata. Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," papar Nico. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)