Harga BBM Naik
Terkait Harga BBM Naik, Bupati Sijunjung Benny Dwifa: Harus Antisipasi Inflasi Kenaikan Harga Pangan
Terkait harga BBM naik, Bupati Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), Benny Dwifa Yuswir menyebut, akan melakukan antisipasi inflasi kenaikan h
Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: Emil Mahmud
Diketahui, Pemerintah Pusat telah menyesuaikan harga baru BBM, diantaranya BBM Subsidi jenis Pertalite dari harga Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter dan Bio Solar Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.
Sementara untuk BBM non subsidi jenis Pertamax yang sebelumnya Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
Seorang pengendara mobil yang mengisi BBM di SPBU tersebut, Chris (35) mengaku kaget saat mengetahui harga BBM yang naik.
Sebelumnya, Pihak pemerintahan akhirnya resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi mulai hari ini.
Harga terbaru BBM subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan harga BBM bersubsidi telah disesuaikan.
Baca juga: Update Harga BBM Naik: Sopir Angkot di Padang Bingung, Pasang Tarif Ongkos Penumpang
Baca juga: Selain Pertalite dan Bio Solar, Harga Pertamax Juga Naik Jadi Rp 14.500 per Liter
Kenaikan harga tersebut antara lain Pertalite, dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liternya.
Kemudian BBM jenis solar subsidi dari harga Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.
Tak hanya BBM bersubsidi, BBM nonsubsidi juga mengalami penyesuaian harga.
Pertamax nonsubsidi yang mulanya dijual dengan Hrga Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liternya.
Presiden Joko Widodo menyampaikan sebetulnya ingin harga BBM tetap terjangkau dengan anggaran subsidi dari pemerintah.
Namun, anggaran subsidi BBM sudah terlampau besar sehingga perlu pengurangan untuk menjaga APBN tetap sehat.
Presiden Jokowi mengatakan, uang negara mestinya diprioritaskan untuk subsidi kepada masyarakat kurang mampu.
Ia juga mngungkapkan lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu yaitu pemilik mobil-mobil pribadi.
Presiden menegaskan pengalihan subsidi BBM adalah pilihan terakhir yang bisa dilakukan pemerintah.
(TribunPadang.com/Muhammad Hafiz Ibnu Marsal)