Gempa Mentawai
Gempa Mentawai Magnitudo 5,9, Pakar Gempa Unand: Posisinya Persis Megathrust Segmen Siberut
Gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter menguncang Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada pukul 05.34 WIB Senin (29/8/2020) pagi
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Mona Triana
Laporan Reporter TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,9 menguncang Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada pukul 05.34 WIB Senin (29/8/2020) pagi
Ahli gempa Unand, Prof Badrul Mustafa menilai, gempa dengan kekuatan magnitudo 5,9 dengan kedalaman 11 km pagi ini posisinya persis seperti megathrust segmen Siberut.
Dijelaskannya, ada dua sugemen pada megathrust Mentawai ini, segmen siberut dan segmen Sipora-Pagai.
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,9 Guncang Mentawai, Getaran Terasa hingga ke Padang
Dari hasil penelitian tumbuh dan matinya karang di pulau sesudah gempa diketahui priode ulang gempa pada kedua segmen ini 200 tahun sekali.
Untuk segmen Sipora-Pagai sudah keluar dengan empat kali gempa besar sejak 12 September 2007
Lalu sehari setelahnya, 13 September 2007 sebanyak dua kali.
Lalu kembali terjadi pada 25 Oktober 2010 yang memenuhi syarat terjadi stunami dan memang terjadi tsunami yang berepisenturm di Barat Daya Pagai Selatan.
Baca juga: Update Gempa Bumi Mentawai Magnitudo 5,9, BPBD: Warga Evakuasi Mandiri ke Tempat yang Tinggi
"Arti untuk segmen Sipora Pagai itu sudah terjadi dan akan terulang pada 200 tahun," ungkap Prof Badrul Mustafa, saat dihubungi, Senin (29/8/2022)
Prof Badrul Mustafa menambahkan, sementara segmen Siberut ini terakhir 1797 dengan kekuatan 8,5 yang mengakibatkan tsunami.
Lanjutnya, memang sudah keluar gempa kecilnya, seperti pada 10 April 2005 atau beberapa hari setelah gempa Nias dengan kekuatan 6,7.
Lalu 30 September 2009 juga terjadi gempa dengan kekuatan 7,6 yang merupakan bagian dari segmen Siberut.
Baca juga: Gempa Bumi Mentawai Terasa hingga Kota Padang, Iqbal: Berayun-ayun Cukup Lama
"Akan tetapi ini baru sepertiga energi yang dilepaskan dari segmen Siberut dari yang seharusnya dikeluar," ungkapnya.
Ia menambahkan, artinya dari kesepakatan ilmuan menyebut di Segmen Siberut masih tersimpan dua pertiga lagi yang berpotensi menimpulkan gempa besar di atas 8 skala richter.
"Jadi gempa yang terjadi pagi tadi 5,9 lalu ada susulannya 3,7 dihitung dengan gempa lain disegmen Siberut itu, masih berpotensi terjadi gempa yang lebih besar," ungkapnya.