Warga Agam Hilang
Cerita Syafrizal Tersesat Semalaman di Hutan Kamang Mudiak Agam, Bertemu 3 Air Terjun yang Terjal
Syafrizal (60) menceritakan kisahnya bertahan semalaman di hutan Kamang Mudiak, Kabupaten Agam setelah tersesat sejak Rabu (24/8/2022) kemarin
Penulis: Fuadi Zikri | Editor: Mona Triana
"Saya lewat semak-semak, turun naik bukit, barulah bertemu aliran sungai itu di tengah-tengah dua bukit. Saya melihat jam sudah jam 5 (pukul 17.00 WIB)," beber Syafrizal.
Baca juga: Hilang di Kamang Magek, Syafrizal Pergi Memikat Burung, Lalu Ditemukan di Pasia Laweh Kabupaten Agam
Tak mau diselimuti gelapnya malam, Syafrizal pun buru-buru mengikuti aliran sungai yang ia temui.
Ia menyusuri aliran sungai dari pinggir dan sesekali nyebur ke dalam bila menemukan semak.
Sudah berjalan cukup panjang, aliran sungai yang semulanya cukup landai berganti dengan air terjun dengan tebing yang cukup terjal.
Setidaknya ada tiga air terjun yang ditemukan Syafrizal selama mengikuti aliran sungai itu.
"Tingginya ada sekitar empat meter. Atau paling tidak setinggi langit-langit rumah saya ini," ucap dia sembari menunjuk langit-langit rumahnya yang dilapisi triplek.
"Saya menuruninya itu ada yang memutar cari jalan, kalau tidak ada jalan memutar, saya turuni tebingnya langsung, bergantung dengan akar. Yang susah itu air terjun yang terakhir," sambung Syafrizal.
Merasa tak mungkin mengikuti aliran sungai, Syafrizal pun pasrah.
Ia mencari jalan lain yang bisa dilewati dengan mudah. Sementara, hari pun sudah mulai gelap.
"Pada air terjun yang ke tiga ini, tidak mungkin saya lewat rasanya, hari sudah gelap, saya balik lagi ke atas," kata dia.
Seharian berjuang, Syafrizal mulai merasakan lelah. Ia pun mencari tempat beristirahat dan menemukan sebuah batu yang mengapit dan terdapat lubang di bawahnya.
Di sana ia beristirahat dan meringkuk semalaman hingga terbangun paginya. Bajunya dalam keadaan basah dan tak ada sumber api untuk membuat perapian.
"Sebelumnya saya masuk sungai yang ternyata dalam, seleher saya. Jadi baju dan barang semua basah. Di balik batu itu saya jongkok, capek jongkok, selonjoran, terus nyadar ke batu, jongkok lagi," kisah Syafrizal.
"Di sana saya mulai berfikir (yang aneh-aneh), kalau memang saya dibawa lari, dicuri, sudahlah, tinggalkan saya di sini, jangan bawa lagi. Saya berfikir orang kampung pasti sudah panik ini," tuturnya.
Syafrizal sempat tertidur karena terlalu lelah. Namun, gara-gara baju yang basah dan hanya berselimutkan mantel plastik, tidurnya pun tak nyenyak, ia sering terbangun secara tiba-tiba dan susah tidur.
Baca juga: Warga Kamang Magek Agam Dilaporkan Hilang saat Memikat Burung