Tabuik Pariaman
Rangkaian Hoyak Tabuik, Basalisiah di Simpang Tabuik, Bentuk Dramatisir Peperangan di Padang Karbala
Dalam rangkaian prosesi Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022, ternyata ada sebuah momentum yang banyak ditunggu masyarakat, yaitu basalisiah kedua
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Dalam rangkaian prosesi Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022, ternyata ada sebuah momentum yang banyak ditunggu masyarakat, yaitu basalisiah kedua rumah Tabuik di simpang Tabuik Kota Pariaman.
Perselisihan ini terjadi selepas isya, setelah kedua rumah Tabuik menjalankan rangkaian prosesi untuk Hoyak Tabuik.
Urang Tuo Tabuik Pasa generasi ke kelima Zulbakri, menagatakan basalisiah ini adalah bentuk mendramatisir perperangan di Padang Karbala.
Baca juga: Melihat Prosesi Basalisiah Antar Rumah Tabuik, Bagian Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022
Baca juga: Makna Prosesi Maambiak Batang Pisang dalam Rangkaian Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022
"Tapi saya menelaahnya dari sejarah ini seperti pembantaian, semacam tragedi di Padang Karbala," katanya Kamis (4/8/2022).
Ia menerangkan bahwa telaahnya ini mengingat pada saat perperangan tersebut cuci Rasulullah Husein diserbu oleh kaum munafik.

Katanya awal mula cerita berasal dari janji raja Yazid saat berkuasa, dimana setelah ia wafat yang akan menggantikannya adalah Husein.
Namun, setelah raja Yazid meninggal, anaknya ingin pula berkuasa menggantikan ayahnya.
Baca juga: POPULER SUMBAR: Prosesi Maambiak Batang Pisang Hoyak Tabuik, Angin Puting Beliung Terbangkan Atap
Baca juga: Intip Prosesi Maambiak Batang Pisang dalam Rangkaian Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022
Untuk memenuhi keinginan ini anak raja Yazid tersebut meminta kaum munafik untuk menyuruh Husein datang ke Kufah untuk dibaiat menggantikan raja Yazid sebagai pemimpin.
Tapi dalam perjalanan Husein yang datang bersama rombongannya sekitar 70 orang, dicegat di Padang Karbala oleh kaum munafik.
Jumlah kaum munafik itu berkisar 40 ribu orang, namun Husein dan rombongannya tetap menghadapi cegatan tersebut.

Perperangan terjadi mulai sehabis waktu subuh hingga menjelang Dzuhur, saat perperangan kata Mak etek sapaan akrab Zulbakri menurut sejarah pasukan Husein mengalami kelelahan dan meminta untuk perang ditunda.
"Namun orang dari anak raja Yazid ini tidak mau, sehingga terjadi pembantaian pada pasukan Husein," bebernya.
Kejadian tersebut yang didramtisir oleh kedua rumah Tabuik saat terjadi perselisihan di simpang Tabuik Kota Pariaman, setelah menjalani rangkaian prosesi. (*)