Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022, Anak Nagari Rumah Tabuik Subarang Mulai Buat Bungo Salapan
Dalam rangka pembuatan Tabuik, anak nagari rumah Tabuik Subarang Kota Pariaman sudah mulai mempersiapkan kerangka Tabuik Gadang.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rizka Desri Yusfita
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Dalam rangka pembuatan Tabuik, anak nagari rumah Tabuik Subarang Kota Pariaman sudah mulai mempersiapkan kerangka Tabuik Gadang.
Tabuik Gadang ini nantinya yang akan dibuang ke laut pada acara puncak Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022 mendatang.
Baca juga: Makna Maambiak Tanah dalam Prosesi Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022, Mengingatkan Asal Manusia
Baca juga: Update Hoyak Tabuik di Kota Pariaman: Prosesi Maambiak Tanah, Lalu Arak-arakan dari Simpang Sianik
Pembuatan Bungo Salapan ini kata Anak Nagari Tabuik Subarang Ade, adalah untuk bagian atas dan bawah Tabuik nantinya.
"Bungo Salapan ini jumlahnya delapan dan bentuknya seperti payung yang berada pada bagian atas dan bawah Tabuik," ujarnya.
Nantinya Bungo Salapan ini akan terpasang sebanyak empat buah pada bagian atas dan empat buah pada bagian bawah.
Baca juga: Hoyak Tabuik di Kota Pariaman Dimulai, Prosesi Maambiak Tanah di Alai Galombang, dan Desa Pauh Timur
Pembuatan Bungo Salapan ini, sambung Ade berbahan baku bambu dan rotan yang dirawut agar bisa menekuk untuk membentuk serupa payung.
Diameter Bungo Salapan ini berkisar 100 meter dengan tinggi bekisar 50-75 cm.
Masing-masing bambu dan rotan yang dipasang pada Bungo Salapan diikat menggunakan benang dan kawat agar tidak lepas.
Pembuatan Bungo Salapan ini berlangsung sekitar 1-2 jam, pengerjaannya bisa dilakukan sendiri atau berkelompok.
"Jadi pada hari ini kami membuat kerangka Bungo Salapan dulu, nanti di hari selanjutnya baru kami hias menggunakan kertas minyak," sebutnya.
Pantauan TribunPadang.com, terlihat ada sejumlah anak nagari yang ikut andil dalam pembuatannya.
Selama pembuatan seloroh antar anak nagari menjadi bumbu untuk menghilangkan penat antar mereka.
Selain itu beberapa anak-anak juga serius melihat para seniornya yang sedang bekerja untuk sekedar memperhatikan atau menolong mengambil peralatan.
Pembuatan Bungo Salapan ini berlangsung hingga malam hari, suasana rumah Tabuik subarang juga terlihat ramai oleh seloroh dan percakapan para anak nagari. (*)