Semen Padang Bantu Pengecoran Jalan Bukit Nabu Sepanjang 2 Km

Pengecoran jalan secara swadaya yang digelar pada Minggu, (24/7/2022) dihadiri Kepala Unit CSR Semen Padang Rinold Thamrin

Editor: afrizal
istimewa
PT Semen Padang melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) memberikan bantuan semen untuk pengecoran jalan sepanjang 2 km lebih dari Puncak Limau Manis menuju Bukit Nabu, Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang. 

PT Semen Padang melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) memberikan bantuan semen untuk pengecoran jalan sepanjang 2 km lebih dari Puncak Limau Manis menuju Bukit Nabu, Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

Pengecoran jalan itu pun dilakukan secara bergotong royong setiap minggu oleh masyarakat sekitar, khususnya peladang Bukit Nabu.

Pengecoran jalan secara swadaya yang digelar pada Minggu, (24/7/2022) dihadiri Kepala Unit CSR Semen Padang Rinold Thamrin, dan Ka Sie Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK), Satrio Rian Bhakti, serta sejumlah staf CSR Semen Padang.

Mereka bahu membahu membantu masyarakat untuk bergotong royong, termasuk tokoh masyarakat Limau Manis, Rafdi, yang juga anggota DPRD Kota Padang.

Anggota DPRD Kota Padang Rafdi pun mengapresiasi PT Semen Padang atas bantuan semen untuk pengecoran jalan menuju ladang masyarakat di Bukit Nabu.

"Kami bangga dengan PT Semen Padang. Tidak hanya semen yang dibantu, tapi ikut membakar semangat masyarakat atau peladang untuk gotong royong dalam pengecoran jalan ini. Terima kasih atas bantuannya," kata Rafdi di lokasi gotong royong pengecoran jalan.

Pengecoran jalan sepanjang 2 km lebih dengan lebar 1,5 meter ini, sebut Rafdi, telah dimulai sejak beberapa minggu lalu.

Dan sekitar 500 meter dari panjang jalan telah selesai dicor oleh masyarakat secara swadaya.

Salah seorang peladang bernama Irman mengatakan, di Bukit Nabu ini, ada sekitar 50 orang peladang dengan total luas areal ladang lebih dari 100 Ha.

Mayoritas peladang adalah masyarakat Limau Manis.

Selain durian dan manggis, komoditas lainnya di Bukit Nabu ini ada petai, pokat dan saus. Ketika panen, para peladang mengangkut hasil panen dengan cara dipikul.

"Kami pun harus berjalan sejauh 1-2 km untuk mengangkut hasil ladang keluar. Apalagi, turunan yang tajam dan licin, menjadi kendala selama ini bagi kami para padang Bukit Nabu.

Kalau lagi musim durian atau manggis dan lain-lain, kami pun juga sering memakai jasa orang lain untuk mengangkut hasil ladang, upahnya pun berfariasi," katanya.

Untuk jarak 1 km saja, lanjutnya, upahnya Rp25 ribu/pikul (tenaga manusia). Dan rata-rata beratnya 30 kg. Kalau jarak lebih dari 1 km, upah pikulnya juga bertambah.

"Jika pengecoran jalan ini sudah selesai, kami tidak perlu lagi memakai jasa orang lain untuk membawa hasil ladang keluar. Karena, sepeda motor sudah bisa mengakses Bukit Nabu. Dan tentunya, jumlah yang dikeluarkan per harinya bisa lima kali lipat dari biasanya, bahkan lebih," ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved