Faktor Penyebab Tingginya Harga Cabai di Kota Pariaman, Kurangnya Pasokan, Pupuk dan Cuaca

Harga cabai merah di Pasar Pariaman masih terbilang tinggi selama satu pekan belakang, tercatat harga berkisar pada angka rentang Rp 80 - 120 ribu

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Pedagang cabai di pasar Pariaman Apri (24) sedang melayani pembeli 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Harga cabai merah di Pasar Pariaman masih terbilang tinggi selama satu pekan belakang, tercatat harga berkisar pada angka rentang Rp 80 sampai 120 ribu per kilogramnya.

Penyebab kenaikan harga ini menimbulkan beberapa asumsi dari pedagang cabai di Pasar Pariaman, diantaranya Eka Baik Leswati (42).

Eka beramsumsi bahwa kenaikan harga ini terjadi karena kurangnya pasokan cabai merah untuk Kota Pariaman.

Baca juga: Harga Cabai Merah di Pasar Pariaman Masih Tinggi Jelang Idul Adha, Capai Rp 98 Ribu Per Kilogram

Baca juga: POPULER SUMBAR: Harga Cabai Masih Tinggi di Bukittinggi, Kenaikan Harga Hewan Kurban di Pariaman

"Biasanya cabai merah untuk Kota Pariaman ini dipasok oleh beragam daerah tapi sekarang tidak," katanya.

Saat ini cabai dari daerah Jawa belakangan katanya tidak masuk, begitu juga dengan cabai kampung,  sedangkan cabai kerinci pasokannya sedikit yang datang.

Ia menyampaikan akibat naiknya harga cabai banyak pembeli mengurangi pembeliannya, jika biasanya beli per kilogram menjadi per ons sehingga membuat omsetnya turun 30 persen.

Baca juga: Jelang Idul Adha 2022, Harga Cabai Merah Keriting di Bukittinggi Masih Pedas

Baca juga: POPULER SUMBAR: 720 Kamar Disiapkan untuk Wisatawan saat Festival Hoyak Tabuik, Harga Cabai Meroket

Berbeda dengan Eka, pedagang lainnya Anas (35) menilai kenaikan harga cabai merah dipengaruhi oleh harga pupuk.

"Selain itu faktor cuaca yang tidak menentu juga bisa membuat harga cabai ini tinggi," jelasnya.

Akibat kenaikan harga cabai beberapa waktu belakang, Anas mengakui terjadi penurunan omsetnya.

Biasanya Anas mampu menghabiskan satu karung cabai perharinya, saat ini hanya setengah karung paling banyak.

Bisa dibilang omset Anas belakangan turun hingga angka 50 persen akibat harga cabai tinggi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pariaman Alyendra mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok di daerah itu.

"Terkait dengan cabai, kami telah berkoordinasi dengan dinas pertanian untuk menggalakkan menanamkan pohon cabai di perkarangan rumah," katanya. (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved