Komentar Warga Bukittinggi Terkait Rencana Penggunaan My Pertamina di SPBU
Mulai awal Juli 2022, Pertamina mulai mewajibkan pembelian pertalite dan bio solar di SPBU menggunakan aplikasi MyPertamina
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Mona Triana
Laporan Reporter TribunPadang.com, Muhammad Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Mulai awal Juli 2022, Pertamina mulai mewajibkan pembelian pertalite dan bio solar di SPBU menggunakan aplikasi MyPertamina.
Ada 11 daerah yang menjadi percobaan untuk penetapan kebijakan ini, salah satunya adalah Kota Bukittinggi.
Penerapan aplikasi MyPertamina itupun menuai berbagai macam komentar dari para pengendara di Kota Jam Gadang, ada yang menyambut baik dan adapula yang tidak.
Baca juga: Beli Pertalite dan Bio Solar di Bukittinggi Wajib Pakai MyPertamina Mulai 1 Juli 2022
Baca juga: 4 Lokasi SPBU di Sumbar yang Uji Coba Beli Pertalite dengan MyPertamina
Zulkifli, salah seorang pengendara mengatakan pemberlakuan MyPertamina itu bakal mempersulit sejumlah pengendara yang akan membeli minyak.
Menurutnya tidak semua pengendara yang memiliki android dan yang paham menggunakannya.
"Kalau bapak-bapak (lansia) yang beli minya gimana?, Kalau sopir angkot bagaimana?," katanya kepada TribunPadang.com di SPBU Simpang Yarsi Bukittinggi, Selasa (28/7/2022).
Baca juga: Ini Lokasi SPBU Tempat Pendaftaran MyPertamina di Provinsi Sumatera Barat
Baca juga: Begini Cara Mendaftar MyPertamina Bagi Pengguna Mobil yang Hendak Membeli Solar dan Pertalite
Zulkifli mengaku sudah mengikuti sejak lama bagaimana rencana Pertamina untuk menerapkan kebijakan tersebut.
"Saya berharapnya, kebijakan ini memang dipersiapkan secara matang. Bagi mereka yang tidak ada MyPertamina, beri kesempatan untuk tunai," ungkapnya.
Danil, pengendara lainnya juga menyampaikan hal yang serupa.
"Saya tidak tahu bagaimana rencana, tapi bayangan saya akan sulit nantinya. Kalau mereka tidak punya bagaimana, tidak boleh beli pertalite?," ujarnya terpisah.
Terkait kebijakan ini, pengendara yang ditemui TribunPadang.com juga banyak yang tidak mengetahui.

"Saya belum baca beritanya, dengar-dengar memang ada penerapan aplikasi itu. Tapi saya belum bisa berkomentar, apakah ini baik atau tidak," tutur Adam, pengendara lainnya.
"Kurang tahu. Belum dengar ada kebijakan itu," ucap Surdian, seorang pria paruh baya di SPBU yang sama, SPBU Simpang Yarsi.
Berbeda dengan yang lainnya, Muhammad Rizky menyambut baik kebijakan penerapan My Pertamina tersebut.
"Setuju-setuju saja kalau memang itu untuk mempermudah transaksi," katanya.
Dia memaparkan penggunaan media elektronik untuk transaksi di SPBU sudah sepatutnya ditetapkan mengingat perkembangan transaksi elektronik sudah kian masif.
"Di pasar saja sudah banyak yang pakai kode QR, warung-warung kecil juga sudah banyak," imbuhnya.
Diketahui, di SPBU yang ada di Kota Bukittinggi penggunaan my pertamina ini sudah mulai disosialisasikan.
Seperti SPBU Simpang Yarsi di Pusat Kota Bukittinggi sudah menempelkan pamflet pemberitahuan dan tata cara mendaftar my pertamina.