Kabupaten Sijunjung
Madu Galo-galo Jadi Produk Unggulan Daerah, Warga Lalan Sijunjung Sukses Rintis Bisnisnya
Efil (27) warga Nagari Lalan, Kecamatan Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumbar sukses mengreasikan potensi ekonomi yang berrawal dari skrip
Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: Emil Mahmud
Lanjutnya, madu galo-galo dipanen setiap dua bulan sekali atau saat musim penghujan sekali tiga bulan.
Dimana untuk satu sarang, menghasilkan kurang lebih 300 gram madu galo-galo.
Penangkaran lebah dan madu galo-galo itu diberi nama oleh Efil yaitu Melipo Bee, sebagai merek dagangnya.
"Di sini kami menghasilkan beberapa jenis madu galo-galo, di antaranya jenis itama, fusco batelta, dan apikalis.
• Pemkab Sijunjung Tekan MoU dengan UMSB, Benny Dwifa: Upaya Peningkatan SDM Unggul dan Berdaya Saing
Ia menjelaskan, untuk madu galo-galo jenis fusco batelta dijual dengan harga Rp 200 ribu untuk kemasan 170 gram, untuk jenis lainnya dijual seharga Rp 100 ribu dengan kemasan yang sama.
"Fusco batelta lebih mahal karena panennya itu sekali enam bulan, itupun satu sarangnya hanya menghasilkan dua sendok madu, tetapi kuliatas dan rasanya lebih bagus dari pada madu galo-galo yang lain," terangnya.
Untuk memasarkan produknya, Efil bersama sang suami munggunakan media sosial, seperti shopee, market place facebook, Instagram dan WhatsApp.
"Selain online, kami juga meletakannya di beberapa toko dan apotek di daerah Sijunjung," tuturnya.
Kata Efil, madu galo-galo Melipo Bee sudah pernah dikirim ke beberapa provinsi di Indonesia, dan yang terjauh ke Bali. (TribunPadang.com/Muhammad Hafiz Ibnu Marsal)