Kue Singgang, Cemilan Khas Minangkabau yang Mulai Sulit Ditemukan di Kota Padang
Fahrul mengaku setiap harinya membuat 500 kue singgang yang dimasak dengan cara dibakar
Penulis: Rima Kurniati | Editor: afrizal
Laporan Reporter TibunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Kue singgang, jajan jadul khas Minangkabau ini tidak pernah sepi peminat.
Makanan yang dimasak dengan cara dibakar ini juga mulai sulit ditemukan di Kota Padang.
Salah satu pedagang yang masih menjual Kue Singgang bernama Fahrul (30).
Baca juga: Menikmati Kue Singgang, Jajanan Khas Minangkabau yang Mengenyangkan, Dibakar di Atas Tungku
Ia berjualan kue singgang di tepi jalan Pagang Raya Siteba, Kecamatan Nanggalo Kota Padang, Sumbar
Fahrul mengaku setiap harinya membuat 500 kue singgang yang dimasak dengan cara dibakar
"Namanya jualan terkadang habis namun terkadang sisa beberapa buah, rata-rata habis separohnya," kata Fahrul.
Fahrul mengaku resep memasak kue singgang dipelajari dari orang tuanya yang telah berjualan puluhan tahun di lokasi yang tidak jauh dari tempat Ia buka usaha
Dikatakan, untuk membuat 50 kue singgang membutuhkan lima liter beras, 20 butir kelapa parut, dan 5 kilogram gula pasir.
Dijelaskannya, untuk membuat adonan kue singgang beras digiling halus kemudian diaduk dengan kelapa parut.
Selanjutnya dicampurkan dengan gula pasir dan garam agar
"Setelah menggental dan rasa manisnya terasa baru dimasukan kedalam cetakan," ujarnya.
Sebelum dimasukan ke dalam cetakan, terlebih dahulu cetakan dialas menggunakan daun waru.
"Lalu dimasak dengan bara api agar. Kalau pakai kompor apinya besar, kue singgang menjadi keras," ungkapnya.
Fahrul mengaku dalam sekali masak bisa muat 42 cetakan kue singgang
"Harga kue singgang Rp 1500 per satu kuenya," ungkapnya. (*)