Kota Pariaman
Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar, Fasilitas Disdikpora Kota Pariaman Baru 10 Persen
Fasilitas pendukung untuk pelaksanaan kurikulum merdeka belajar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Pariaman baru diangka 10 persen
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Fasilitas pendukung untuk pelaksanaan kurikulum merdeka belajar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Pariaman baru diangka 10 persen.
Angka itu kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Kota Pariaman Yurnal, berdasarkan fasilitas teknologi seperti komputer dan lainnya.
"Kurikulum merdeka belajar ini banyak pelajarannya berbasis teknologi," kata Yurnal kepada TribunPadang.com.
Jadi kurikulum ini perangkatnya sudah disediakan Kemendikbud melalui profil merdeka mengajar.
Melihat kondisi fasilitas yang dimiliki Kota Pariaman, Yurnal mengaku akan berusaha meningkatkannya setiap tahun.
"Jadi nanti untuk peningkatan fasilitas Kemendibud memberi izin untuk memenuhinya dengan dana Bos Afirmasi," beber Yurnal.
Fasilitas yang sudah rata dimiliki oleh sekolah di Kota Pariaman adalah komputer. Tapi jumlahnya belum sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan kurikulum.
"Mendikbud berjanji akan membantu seluruh sekolah dengan IT untuk menunjang pelaksanaan kurikulum merdeka ini," tutur Yurnal.
Baca juga: Terkait Kurikulum Merdeka Belajar: Kesiapan SDM Disdikpora Pariaman Mencapai 25 Persen
Implementasi Kurikulum Merdeka
Dilansir TribunPadang.com, menjelang melakukan implementasi kurikulum merdeka belajar pada tahun ajaran 2022/2023 mendatang, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Pariaman baru 25 persen.
Angka ini dibeberkan oleh Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Kota Pariaman Yurnal, bahwa kesiapan SDM tersebut mengacu pada pelaksanaan kurikulum merdeka belajar yang lebih banyak berbasis teknologi.
"Jadi karena sudah banyak pergantian tenaga pendidik baru, angka SDM yang bisa menerapkan kurikulum merdeka belajar ini berkisar 25 persen," sebut Yurnal.
Yurnal menambahkan bahwa banyak tenaga pendidik baru saat ini lebih melek persoalan teknologi, sehingga bisa mengaplikasikan kurikulum merdeka belajar nantinya.

Sedangkan untuk tenaga pendidik yang belum mampu mengaplikasikan kurikulum itu, nantinya akan mengajar kelas yang tidak melaksanakan kurikulum penggerak.
"Jadi yang belum bisa itu, akan mengejar selain kelas 1 dan 4 untuk SD dan kelas 7 untuk SMP," beber Yurnal.
Bagi tenaga pendidik baru yang sudah melek teknologi ini, Yurnal berharap bisa mendampingi tenaga pendidik lainnya untuk belajar.
"Soalnya kurikulum ini akan bertambah terus kelasnya, jadi seluruh guru tentu harus bisa lekas beradaptasi," tutur Yurnal. (TribunPadang.com/Rahmat Panji)