Kisah Pabrik Obat di Sitinjau Lauik
Penampakan Dalam Bekas Pabrik Obat di Sitinjau Lauik Setelah 3 Dasawarsa Lebih Ditinggal
Di atas meja banyak obat-obatan yang ada di dalam botol berbagai ukuran.
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Wahyu Bahar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Di atas meja banyak obat-obatan yang ada di dalam botol berbagai ukuran.
Sebagian juga juga terbungkus kotak. Namun semuanya tampak penuh debu.
Itu adalah sebagian kecil penampakan dalam ruangan sebuah gedung tua terbengkalai yang ada di Sitinjau Lauik, Sumatera Barat.
Bagi pengendara yang sering melewati jalan lintas Padang-Solok itu tentu tidak asing dengan sebuah gedung berwarna putih yang ada pinggir jalan itu
Memang, sudah tiga dasawarsa lebih sebuah pabrik obat di jalan utama Kota Padang - Solok tiada lagi dihuni oleh sang empunya.
Bangunan pabrik ini sudah terbengkalai, meski tampak masih tegak dan kokoh di pinggir jalan Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat.
Berjarak sekitar 30 Kilometer dari Kota Padang, gedung berlantai dua ini banyak mengundang tanya bagi masyarakat.
Baca juga: Sensasi Kunjungan Berwisata ke Gunung Padang yang Melegenda, Ada Makam Siti Nurbaya
Termasuk pengendara lintas Sumatera yang tentu tidak asing dengan gedung bercorak dasar berwarna putih ini.
Acap kali di setiap sore hingga malam dan dinihari di kawasan ini diselimuti kabut.
Lokasinya memang berada di ketinggian dan berada dekat hutan.

Hal itu semakin membuat dinginnya suasana di sana.
Bangunan bekas pabrik obat ini punya corak Minangkabau, karena atap pada gedung utama berbentuk gonjong.
Namun, bangunan ini tampak sudah tak terawat, rerumputan menjulang sekeliling gedung, beberapa bagian atap tampak sudah menganga, begitu juga plafon yang rubuh di beberapa titik.
Di sisi luar gedung juga dikelilingi pagar besi yang sudah berkarat dengan tinggi sekira dua meter.
Sementara di sisi kiri ada pos penjagaan beratap gonjong yang sesekali di tempati oleh penjaga gedung.
Baca juga: Menilik Kuburan Panjang 7 Meter di Pulau Angso Duo Pariaman, Diduga Makam Syekh Katik Sangko
Cerita serta pengalaman mistis berseliweran, begitu juga rasa penasaran yang dirasai masyarakat.
Ada yang menuturkan pengalaman mistis, dan ada juga yang belum tahu persis tentang fakta yang sebenarnya mengenai gedung ini.

Diketahui dari masyarakat setempat, gedung ini dulunya milik PT Ripha, berdiri sekira tahun 1989 dan hanya bertahan selama beberapa bulan saja.
Sumber lain menyebutkan, bahwa Ripha merupakan singkatan dari Rosba Industri Pharmacy.
Sedangkan Rosba juga singkatan dari Rumah Obat Sumatera Barat.
Lalu, karena ada kendala perizinan lingkungan, bangunannya tak ditempati lagi sebagai pabrik pengolahan obat oleh perusahaan tersebut.
Bertahun-tahun bangunan ini dibiarkan begitu saja.

Meski kabarnya sudah ada yang mengambil alih saham atas bangunan serta lahan seluas lebih kurang lima hektar tersebut.
Pantauan TribunPadang.com, kawasan bekas pabrik obat ini terdiri dari beberapa bagian.
Baca juga: Liburan ke Pulau Angso Duo di Kota Pariaman, Ayunan Pantai jadi Spot Foto Unggulan Wisatawan
Di antaranya gedung besar berlantai dua, lantai puluhan meter bekas bangunan sebelumnya, sebuah musala dan beberapa petak rumah yang dulu dijadikan sebagai tempat tinggal karyawan pabrik.
Di beberapa bagian di dalam gedung pabrik juga tampak sudah menjadi sarang walet, karena gelap dan jarang disinari matahari.
Selain itu, gedung utama pabrik ini juga terbagi dalam beberapa ruangan khusus, misalnya ruangan bidang kualitas kontrol, ruangan apoteker, ruangan pencucian, ruangan instrumen, ruangan pencucian, ruangan direktur.
Di sejumlah ruangan ini ada meja panjang.

Di atas meja banyak obat-obatan yang ada di dalam botol berbagai ukuran, maupun juga terbungkus kotak.
Namun semuanya tampak penuh debu.
Kemudian, ruangan depan gedung utama juga tampak berserakan.
Ada beberapa kursi besi di dalam ruangan ini.
Selain itu, juga ditemukan selembar kertas koran yang sudah layu.
Dalam keterangan waktu di majalah tersebut bahwasanya koran tersebut terbitan 23 Maret 1990.
Sementara itu, pintu utama ruangan depan ini berbahan kaca, dan sudah berlumut, apalagi tonggak pembatas antar kaca sudah berubah warna seiring lumut yang melekat dipermukaan tonggak itu.
Kesaksian Penjaga Gedung dan Masyarakat Setempat
Penjaga gedung atau bangunan bekas pabrik obat ini, Azwar (72) mengungkapkan bahwa masyarakat khususnya para pengendara banyak yang mengaku pernah merasai pengalaman mistis setiap kali melewati gedung ini.
Namun, itu tak berlaku bagi Azwar yang biasa dipanggil Oyong ini.
Ia mengaku belum sekalipun melihat hal-hal gaib di kawasan gedung, meskipun ia cukup sering menetap di ruang penjagaan.
Hampir tiap hari, setidaknya ia beristirahat di ruang penjagaan.
Biasanya pada sore hari ia akan mengunci pagar, dan kembali ke rumah.
Sesekali ia juga tidur di ruangan tersebut.
Dikatakan Azwar, ia sudah menjaga gedung ini sejak tahun 1996.
Memang rasa takut kadang datang menghampiri, namun ia tidak terlalu memikirkan hal tersebut.
"Rasa takut tentu ada, tapi tergantung niat, kalau niatnya ingin bertemu makhluk gaib tentu bisa, tapi jika tidak, makhluk halus juga tidak akan menampakkan wujud," ujarnya kepada TribunPadang.com, Kamis (26/5/2022) sore.
Seingat dia, satu-satunya pengalaman aneh baginya ialah melihat bayangan putih yang masuk ke arah gedung.
"Waktu itu dini hari sekira pukul 02.00 WIB, saya melihat ada sesuatu yang terbang ke arah gedung utama, kemudian saya senter. Saya berpikir positif saja, barangkali itu kantong kresek," kata dia.
Dikatakannya, ia pernah mendengar cerita sejumlah pengendara.
Banyak yang menyebutkan bahwa ada sosok perempuan dan laki-laki berjubah yang menghuni kawasan itu.
Sementara, puluhan tahun Azwar beraktivitas di sana tak sekalipun melihat sosok yang diceritakan.
Dilanjutkan Azwar, pada suatu malam ia pernah punya pengalaman unik.
Satu unit truk sedang mengalami bocor ban persis di depan bekas gedung pabrik.
Ia yang saat itu tengah berada di pos penjagaan, lantas keluar untuk membantu.
Namun sang sopir truk malah tancap gas memacu laju kendaraannya, meski ban truk tersebut masih dalam keadaan bocor.
"Saking takutnya orang saat berada di kawasan ini, saya yang bermaksud membantu malah dikira hantu," imbuh dia sambil sedikit tertawa.
Terpisah, masyarakat setempat yang tinggal dan berjualan di seberang bekas pabrik obat ini, Tanti (53) mengaku hanya mendengar pelbagai cerita pengendara perihal keangkeran gedung ini.
Sedangkan ia tidak sekalipun pernah melihat penampakan makhluk gaib.
"Pengendara kadang singgah di warung saya, mereka bercerita melihat penampakan, kadang berubah wujud," kata dia.
"Banyak yang bilang nampak ini itu. Ada juga yang bilang makhluk halus berbonceng di motor atau mobil orang melintas," tambah Tanti.
Namun, dikatakannya lagi, pengalaman-pengalaman mistis itu hanya menjadi cerita dari mulut ke mulut orang saja.
Sedangkan ia yang sudah sejak 22 tahun yang lalu tinggal di seberang bekas gedung pabrik, tak sekalipun melihat penampakan makhluk gaib.
"Alhamdulillah belum pernah melihatnya," kata dia.
Terkenal Angker, Beberapa Kelompok Orang Berkunjung Dengan Maksud Berbeda
Penjaga bekas gedung pabrik obat ini, Azwar (72) alias Oyong mengatakan beberapa kelompok orang pernah ia temani untuk masuk ke gedung ini.
Dulu, kata dia, pernah ada orang yang membawa sesajen ke dalam gedung kemudian bermaksud meminta angka untuk judi toto gelap (togel).
Selain itu, tanpa sepengetahuan Azwar, juga ada orang yang membawa kabur besi penutup selokan di belakang gedung utama.
Ditambahkan Tanti (53), sekelompok pemuda juga pernah mengunjungi gedung ini, dengan maksud ingin melihat makhluk penunggu gedung bekas pabrik obat ini.(*)