Buya Syafii Maarif Wafat

Karya Buku Buya Syafii Maarif, Membumikan Islam, Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita

Tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif meninggal dunia. Semasa hidup, Buya Syafii Maarif rajin menulis, di samping menjadi pembicara dalam sejumlah sem

Penulis: Rizka Desri | Editor: Rizka Desri Yusfita
Biro Pers Setpres/Kris
Buya Syafii Maarif 

TRIBUNPADANG.COM - Tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif meninggal dunia.

Ia dikenal sebagai figur cendekiawan terhormat dan panutan bagi masyarakat Indonesia. 

Buya Syafii memiliki nama lengkap Ahmad Syafii Maarif.

Buya Syafii Maarif lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Sijunjung, Sumatera Barat, Indonesia pada 31 Mei 1935.

Semasa hidup, Buya Syafii Maarif rajin menulis, di samping menjadi pembicara dalam sejumlah seminar.

Baca juga: Cerita Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Numpang Mobil Butut Buya Syafii Maarif, Dihalau Satpam tapi . .

Baca juga: Buya Syafii Maarif Pernah Mendapatkan Penghargaan Ramon Magsaysay dari Pemerintah Filipina pada 2008

Simak selengkapnya beberapa karya buku Buya Syafii Maarif 

1. Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan

Dalam buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (2015), Buya Syafii mengungkapkan bahwa harapannya sederhana, yakni agar Indonesia sebagai bangsa dan negara tetap utuh dan bertahan lama.

2. Percaturan Islam dan Politik

Dalam buku ini, ia tak sekadar menyajikan representasi keluasan dan kedalaman wawasan, tetapi juga memperlihatkan keprihatinan terhadap situasi umat Islam dalam panggung sejarah politik di Tanah Air.

Buya Syafii memotret secara tajam dan kritis realitas politik yang tercermin dalam tingkah laku politik praktis partai-partai Islam pada periode Demokrasi Terpimpin (1959-1965).

Ia secara jeli melihat belum adanya kajian khusus mengenai Islam kaitannya dengan politik praktis selama periode Demokrasi Terpimpin

3.  "Fikih Kebinekaan: Pandangan Islam Indonesia tentang Umat, Kewargaan dan Kepemimpinan non-Muslim"

Fikih Kebinekaan adalah sebuah rumusan fikih yang berpijak pada fenomena keragaman di masyarakat.

4. Islam, Humanity and the Indonesian Identity

Dalam buku ini, Buya Syafii mengatakan Islam ada dalam sejarah global dengan realitas budaya dan sosialnya yang beraneka ragam.

Ketika konteks budaya tertentu dipinggirkan, Islam direduksi menjadi agama ahistoris tanpa kemampuan untuk berkontribusi pada kemanusiaan.

Pemahaman yang terbatas tentang Islam ini telah menjadi faktor yang berkontribusi dalam banyak konflik kekerasan di masa kini.

Berkaca pada Islam di Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, yang mendukung populasi Muslim terbesar, Ahmad Syafii Maarif berpendapat untuk pemahaman yang setia pada ajaran esensial Islam dan terbuka untuk konteks sosial dan budaya yang terus berubah.

Berdasarkan hal ini, ia kemudian membahas isu-isu kontemporer kritis seperti demokrasi, hak asasi manusia, kebebasan beragama, status perempuan, dan masa depan Islam. 

5. Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita

Menurut Buya Syafii Maarif , Politik Identitas di Indonesia berkaitan dengan masalah etnisitas, ideologi, agama dan kepentingan-kepentingan lokal.

Pemekaran wilayah menurutnya dapat dipandang sebagai salah satu wujud politik identitas. Isu-isu yang diangkat adalah tentang keadilan dan pembangunan. 

Selain lima buku tersebut, masih banyak buku lainnya karya Buya Syafii Maarif 

6. Islam dan Pancasila sebagai dasar negara: studi tentang perdebatan dalam konstituante

7. Bengkel Buya: belajar dari kearifan wong cilik

8. Membumikan Islam

9. Islam & Politik

10. Memoar seorang anak kampung

11. Otobiografi Ahmad Syafii Maarif: titik-titik risau di perjalananku

12. Krisis Arab dan Masa Depan Dunia Islam

13. Islam, kekuatan doktrin dan kegamangan umat

14. Ibn Khaldun dalam pandangan penulis barat dan timur

15. Syariat Islam yes, syariat Islam no: dilema Piagam Jakarta dalam amandemen UUD 1945

16. Catatan 1 dekade Maarif Institute, 2003-2013

17. Islam dan pengembangan disiplin ilmu: sebuah transformasi nilai

18. Malala, oase di bumi yang tandus

19. Refleksi tiga kiai

20. Independensi Muhammadiyah di tengah pergumulan pemikiran Islam dan politik

21. Islam, good governance, dan pengentasan kemiskinan: kebijakan pemerintah, kiprah kelompok Islam, dan potret gerakan inisiatif di tingkat lokal

22. Bibit perseteruan nasionalis Islam vs nasionalis sekuler: pengalaman Jong Islamieten Bond 1925-1942

23. Meluruskan makna jihad: cerdas beragama ikhlas beramal

24. Mencari Autensitas dalam Dinamika Zaman

25. Politikus busuk: fenomena insensibilitas moral elite politik

26. Menuju persatuan umat: pandangan intelektual Muslim Indonesia

27. Al-Quran dan realitas umat

28. Peran Muhammadiyah dalam perkembangan global: refleksi satu abad kiprah Muhammadiyah dalam pembentukan Indonesia modern

29. Menerobos kemelut: refleksi cendekiawan muslim

30. Masa depan bangsa dalam taruhan

Duka Pemprov Sumbar Atas Berpulangnya Buya Ahmad Syafii Maarif, Mahyeldi: Beliau adalah Putra Kebanggaan Minangkabau 

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) berduka atas meninggalnya Buya Ahmad Syafii Maarif.

Gubernur Sumbar Mahyeldi menyampaikan ucapan duka atas nama pribadi, keluarga, masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

"Saya ucapkan duka yang mendalam atas wafatnya Buya Ahmad Syafii Maarif pada hari ini Jumat 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta," kata Mahyeldi dalam keterangan tertulis, Jumat pagi.

Sosok Buya Ahmad Syafii Maarif bagi Mahyeldi adalah putra kebanggaan Minangkabau yang tak kenal lelah memberikan pikiran terbaiknya untuk bangsa Indonesia.

"Pikiran-pikiran beliau sangat luar biasa dan menginspirasi kita semua dan insyaa Allah beliau husnul khotimah."

"Selamat jalan Buya, doa kami yang terbaik untuk Buya," ujarnya.

Dilansir dari youtube Kompas TV, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Ahmad Syafii Maarif sempat masuk rumah sakit.

Buya Ahmad Syafii Maarif kembali harus di rawat ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Sleman setelah mengalami sesak napas.

Buya segera mendapat penanganan dokter spesialis jantung karena diduga keluhannya tersebut masih berkaitan dengan serang jantung ringan yang pernah dialami Buya pada bulan Maret 2022 lalu. 

(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved