Kota Padang
Stok Obat-obatan Masih Memadai, Distan Padang Bakal Kewalahan, Apabila PMK Merebak
Ketersediaan obat-obatan untuk penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Padang masih mencukupi.
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Ketersediaan obat-obatan untuk penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Padang masih mencukupi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat, Rabu (25/5/2022).
Dikatakannya, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penanganan terhadap 32 ekor sapi yang positif PMK di Lubuk Begalung.
"Untuk saat ini, ada 14 ekor yang sudah diobati, 1 diantaranya masih ditangani intensif," kata Syahrial.
Sedangkan, 18 ekor sapi lainnya belum mengalami sakit atas penyakit ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, ketersediaan obat memang sudah mencukupi saat ini.
Namun, jika kedepannya kasus PMK merebak di Kota Padang, pihaknya bakal kewalahan.
"Kami juga meminta bantuan obat-obatan ke Disnak Keswan provinsi untuk antisipasi," ujar Syahrial.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmasvet Distan Padang, Sovia Hariani mengatakan sejumlah obat-obatan yang diperlukan untuk penanganan PMK ialah obat antibiotik, vitamin, antitamin, hingga analgesik.
"Kendala kami mengenai stok obat PMK ini ialah karena anggaran sudah disusun beberapa bulan sebelumnya, sedangkan PMK terdeteksi baru pada bulan ini (Mei)," ujar dia.
Baca juga: 32 Sapi di Padang Positif PMK, Syahrial: Masih Ada Satu, yang Perlu Penanganan Serius
Ada yang Perlu Penanganan Serius
Dilansir TribunPadang.com, data terkini Dinas Pertanian Kota Padang menyebutkan, sebanyak 32 ekor sapi di Lubuk Begalung Kota Padang positif terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Oleh sebab itu, di Lubuk Begalung itu diberlakukan isolasi dalam satu kandang.
Kepala Dinas Pertanian, Syahrial Kamat mengatakan, hewan ternak yang positif PMK sesuai hasil labor ialah 14 ekor.
Awalnya, yang terdeteksi ada 12 ekor, kemudian bertambah lagi dua ekor.
Namun, karena satu kandang itu berjumlah 32 ekor maka ditetapkan seisi kandang positif PMK.
Alasannya, kata dia, dikarenakan cukup banyak yang terjangkit, sehingga ditetapkan secara komunal 32 ekor tersebut positif PMK.
"Hingga kini belum ada penambahan kasus PMK di Kota Padang, sedangkan kasus sebelumnya di Lubeg itu satu kandang sudah diisolasi," ujar Syahrial kepada wartawan, Rabu (25/5/2022).
Ditambahkannya, di antara 14 ekor yang positif, 13 ekor sapi sudah menunjukkan progres kesembuhan yang signifikan.
Namun, satu ekor sapi masih perlu mendapatkan penanganan serius.
Untuk saat ini, kata dia, Kota Padang belum menerapkan lock down.
Sehingga, lalu lintas hewan ternak yang masuk dan keluar di Kota Padang masih diperbolehkan, namun dengan pengawasan yang ketat.
Pihaknya tetap mewaspadai hewan ternak yang masuk dari daerah-daerah dengan kasus PMK yang banyak, sebut saja Sijunjung, Padang Pariaman, Solok, serta Agam.
Baca juga: Kronologis Temuan PMK Pertama Kota Pariaman: Diduga setelah Ada, yang Beli Ternak di Sungai Sariak
Update PMK di Sumbar
Dilansir TribunPadang.com, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatat, hingga hari Selasa (24/5/2022) pukul 00.00 WIB, sebanyak 810 ekor hewan ternak di Sumbar positif terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
"810 itu merupakan hasil positif dari lab," kata kepala bidang (Kabid) kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner Sumbar, M Kamil, Selasa (24/5/2022).
Ia menuturkan, di antara total hewan ternak yang terinfeksi PMK tersebut, yang terbanyak ialah sapi.
Baca juga: 5 Pasar Ternak di Sumbar Tutup 14 Hari, Antisipasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku
Baca juga: Dominan Serang Sapi di Sumbar, Penyakit Mulut dan Kuku Bisa Picu Kematian Ternak Usia Bawah 2 Tahun
Sejak kemunculan kasus pertama, hingga data terkini, sudah 754 sapi yang terinfeksi PMK di Sumbar.
Kemudian, sebanyak 55 ekor kerbau dari Sumbar juga dilaporkan terpapar PMK.
Sedangkan, PMK juga menyerang satu ekor kambing yang berasal dari Kabupaten Pasaman Barat.
Dijelaskannya, kasus infeksi PMK pada ternak di Sumbar tersebar di 13 kabupaten/ kota.
Sementara 6 kabupaten/ kota lainnya masih nihil kasus PMK.
Adapun jumlah hewan ternak terinfeksi terbanyak dari Kabupaten Padang Pariaman, dengan total 165 ekor.
Di Padang Pariaman sendiri ada 162 ekor sapi yang terpapar, sedangkan kerbau ada tiga ekor.
Terbanyak kedua ialah di Kabupaten Tanah Datar. Di daerah ini ada 156 ekor sapi yang terinfeksi, selain itu ada dua ekor kerbau juga positif menderita PMK.(TribunPadang.com/Wahyu Bahar)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/padang/foto/bank/originals/syahrial-kamat.jpg)