Citizen Journalism
Berbagi Tips Belajar Peserta Lintas Jurusan SBMPTN 2022, Termasuk Giat Latihan Soal
SBMPTN dikenal sebagai jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri yang paling bergengsi di Indonesia. Jalur seleksi SBMPTN ini menjadi jalur seleksi ter-favo
Tsabitha merupakan anak ke dua dari enam bersaudara yang berasal dari keluarga sederhana.
Setiap harinya Tsabitha berangkat sekolah demi menimba ilmu dan mengejar cita-cita yang ingin ia raih.
Menurutnya pendapatnya, mitos bahwa siswa IPA dapat mengerjakan soal IPS dengan mudah itu tidaklah benar, dia mengatakan bahwa setiap jurusan memiliki porsi kesulitan yang sama.
“Banyak kawan- kawan yang mengatakan bahwa menjadi peserta linjur itu mudah, tetapi tidak demikian. Saya harus mempelajari mata pelajaran yang belum pernah saya pelajari sebelumnya, seperti Geografi dan Ekonomi. Hal itu menjadi kendala saya selama belajar materi untuk ujian SBMPTN nanti”.
Dia mengatakan ada beberapa mata pelajaran yang sulit ia cerna dan menjadi kendala pada saat dia belajar, yakni mata pelajaran Geografi dan Ekonomi.
Hal ini cukup wajar karena siswa IPA tidak pernah mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga hal ini menjadi kendala baginya untuk mempelajari itu.
Namun demikian, dia menyatakan bahwa ada satu mata pelajaran yang menurutnya lebih mudah dipelajari daripada kedua mata pelajaran yang disebutkan tadi, yaitu sosiologi.
“Menurut saya, mata pelajaran yang bisa dianggap mudah itu sosiologi karena mata pelajaran ini berhubungan dengan masyarakat dan ada beberapa yang telah dipelajari sebelumnya di SMP. Jadi, soal sosiologi ini masih bisa dinalar untuk menjawabnya” begitulah ucap peserta linjur ini.
Selain itu, Tsabitha mengungkapkan beberapa tips belajar yang ia gunakan untuk belajar SBMPTN.
Pertama, adalah Latihan soal, dia mengatakan Latihan soal merupakan kunci dalam mempelajari soal SBMPTN.
“Saya tidak ikut bimbel seperti kawan – kawan saya. Jadi saya biasanya belajar dengan Latihan soal karena dengan seringnya Latihan soal nantinya akan terbiasa dengan soal – soal di SBMPTN nanti”.
Tsabitha mengatakan bahwa dia mengerjakan soal yang lebih mudah dulu dan menandai soal yang ia tidak mengerti, kemudian ia pelajari setelahnya.
Tidak hanya itu, dia memasang target dan timer pada saat belajar. Dia melakukan ini agar dia dapat mencapai target belajarnya dan dengan memasang timer, dia mengaku dapat lebih fokus untuk belajar dengan memasang timer.
Hal ini dikarenakan kemampuan otak untuk dapat berkonsentrasi selama 20 – 30 menit setelah itu otak tidak bisa fokus untuk menyerap informasi.
Hal inilah yang menjadi alasannya untuk memasang timer pada saat dia belajar.