Kota Padang

Ketahui Harga Jaring 'Maelo Pukek' Nelayan Pantai Padang, Syafri: Bikin Baru sekitar Rp 15 Jutaan

Berapa sebetulnya harga jaring yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan di kawasan bibir Pantai Padang, Jalan Samudera, Kecamatan Padang Barat,

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR
Nelayan menangkap ikan dengan cara tradisional dan dikena dengan tradisi maelo pukek di Pantai Padang, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Senin (23/5/2022). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG -  Berapa sebetulnya harga jaring yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan di kawasan bibir Pantai Padang, Jalan Samudera, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Senin (23/5/2022).

Seorang nelayan Pantai Padang bernama Syafri (70) menyebutkan beberapa bahan baku untuk membuat jaring untuk maelo pukek tersebut. 

"Benang yang digunakan untuk membuat jaring pukat baru sekitar 50 pack. Bikin baru sekarang sekitar Rp 15 juta," kata Syafri kepada TribunPadang.com, Senin.

Sedangkan, jaring pukat yang sudah bekas atau sudah pernah digunakan dan dijual kembali dihargai Rp 4-5 juta rupiah.

"Tradisi maelo pukek sudah dari nenek moyang, semasa saya muda juga melakukan kegiatan maelo pukek
 Namun, sekarang sudah tidak ada, karena usia," kata Syafri.

Pantauan TribunPadang.com terlihat beberapa nelayan tengah sibuk menarik tali yang mengarah ke laut secara bersa-sama.

Nelayan ini saling bergantian maju ke depan dan serentak mundur ke belakang sambil menarik tali yang dilapisi kain agar tangan tidak sakit.

Kegiatan menangkap ikan secara tradisional ini dikenal dengan nama 'maelo pukek', dan dapat ditemui setiap harinya di kawasan bibir Pantai Padang.

Setelah beberapa lama menarik jaring yang ditebar di laut, akhirnya sampai pada jaring yang membuat ikan terperangkap.

Namun, hasil tangkap nelayan hanya sedikit jenis ikan maco dan langsung dijual di tempat kepada masyarakat yang hadir pada saat itu.

Mengenai ukuran panjang tali yang digunakan untuk maelo pukat dikenal dengan depa atau panjag ujung jari kanan sampai ujung jari kanan saat dibentang.

"Jadi ada sekitar 100 depa tali yang digunakan untuk menangkap ikan. Sedangkan kalau jaring sekitar 50 depa," katanya.

Syafril menjelaskan kegiatan maelo pukat dilaksanakan setiap harinya pada saat cuaca sedang bagus atau gelombang tidak tinggi.

"Perbedaan menangkap ikan memakai jaring pukat dahulu sama sekarang jauh bedanya. Dahulu ikannya bisa 8-10 baskom, sekarang 1 baskom saja susah," katanya.

Susahnya menangkap ikan pada saat ini juga dipengaruhi oleh banyaknya sampah yang ada. "Ada yang membuat jaring rusak karena sampah menyangkut, seperti ranting dan lainnya," katanya.

Setelah jaring koyak, nanti akandiperbaiki kembali dengan menyambung jaring yang putus untuk dijahit kembali.

Baca juga: Populer Padang: Daya Tarik Maelo Pukek, Pemandu Lagu Terjaring Satpol PP, Pejabat Eselon II Dilantik

Ikan Tangkok
Nelayan menangkap ikan dengan cara tradisional dan dikena dengan tradisi maelo pukek di Pantai Padang, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Cara Merawat Jaring Maelo Pukek: Nelayan Pantai Padang, Manfaatkan Kulit Kayu yang Dihaluskan

Cara Bikin Awet Jaring Maelo Pukek

Dilansir TribunPadang.com, berikut ini cara nelayan untuk membuat awet dan kuatnya jaring yang digunakan untuk menangkap ikan di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Senin (23/5/2022).

Pantauan TribunPadang.com, terlihat seorang lelaki bernama Indra Putra (45) sedang menghaluskan sesuatu di kawasan bibir Pantai Padang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang.

Lelaki ini tengah asyik dengan pekerjaannya pada pagi hari dengan menggunakan alat tradisional bernama lesung.

Lesung biasanya digunakan untuk menggiling tepung atau menghaluskan sesuatu. Namun, lelaki ini menyebutkan sedang menghaluskan kulit kayu yang dibelinya.

Kulit kayu ini digunakan untuk memperkuat jaring yang digunakan nelayan saat menangkap ikan yang dikenal dengan 'maelo pukek' di kawasan Pantai Padang.

"Ini menghaluskan kulit kayu yang akan digunakan untuk merawat jaring pukat yang digunakan setiap harinya oleh nelayan," kata Indra Putra (45).

Ia menjelaskan, kulit kayu ini dihaluskan dengan maksud agar getahnya keluar dan digunakan untuk merawat jaring yang setiap hari terendam air garam.

Senada orang tua dari Indra Putra (45) bernama Syafri (70) juga mengatakan bahwa getah dari kulit kayu ini digunakan untuk merawat jaring.

"Saya mengenalnya dengan nama kayu paning paning, sekarang asalnya dari daerah Provinsi Riau," kata Syafri.

Syafri menyebutkan membeli kulit kayu ini Rp 35 ribu satu ikatnya. "Itu masih bentuk kulit kayu tebal utuh. Selanjutnya, kita cincang menjadi bagian kecil," kata Syafri.

Setelah itu kulit kayu yang sudah dicincang akan dihaluskan agar getahnya keluar berwarna kemerahan pekat.

Sampah Bikin Rusak Jaring Maelo Pukek Nelayan di Padang, Terpaksa Dirajut Ulang

Lapisan Wood
Nelayan saat menghaluskan kulit kayu yang dipercaya bisa membuat jaring awet dan kuat di Pantai Padang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Hasil Tangkapan Maelo Pukek Nelayan di Padang Turun Drastis, Sehari hanya Dapat Rp 30 Ribu

"Setelah dihaluskan dikasih air, dan pada airnya itulah kita rendam jaring. Fungsinya agar jaring awet dan kuat," kata .

Kata dia, salah satu cara merawat jaring adalah dengan merendamnya dengan air getah dari kulit kayu paning paning selama 15-20 hari.

"Setelah diberikan getah dari kulit kayu ini. Jaring akan berwarna kehitaman. Proses merendam jaring ini dikenal dengan Uba," katanya.

Proses ini akan membuat jaring keras dan menjadi lebih baik saat ditebar di laut. "Menariknya pun jadi lebih bagus," katanya.

"Cara merendamnya dengan memasukkan air getah kulit kayu ke dalam perahu. Selanjutnya direndam lalu dijemur dan diulang sebanyak dua kali," ujar Syafri.

Satu jaring pukat diperlukan sebanyak empat ikat kulit kayu dan ada yang tukuh ikat. "Tergantung berapa panjang jaringnya," katanya.(TribunPadang.com/Rezi Azwar)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved