POPULER Sumbar: Bus ALS Terbakar di Jalan Lintas Sumatera, 4 Ternak di Sijunjung Positif PMK

Simak sejumlah berita populer Sumbar yang ada di TribunPadang.com selama 24 jam terakhir.

Editor: afrizal
TribunPadang.com/Muhammad Hafiz Ibnu Marsal
Sebuah bus ALS terbakar di Jalan Lintas Sumatera, Nagari Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung, Sumbar, Jumat (13/5/2022) 

Di rumah Depati Talam terlihat plang Dinas Pariwisata dan Budaya  (Disparbud) Kabupaten Kerinci dengan tulisan Objek Diduga Cagar Budaya Naskah Undang undang Tanjung Tanah.

Serta puluhan warga dan awak media sudah menanti di luar dan dalam rumah, setelah semua tamu naik dilakukanlah penurunan sko.

Penurunan ini berlangsung dengan ragam upacara pula, sebelum dilakukan persiapan untuk memandikannya.

Dalam persiapan pemandian terlihat ada 7 buah limau dikupas serta satu tangkai pinang dan ragam kebutuhan pemandian lainnya.

Dalam prosesi itu sko terlihat ditutup dengan kain putih, lalu saat prosesi pemandian kain putih itu disibak.

Lalu terlihat kendi terbuat dari tanah liat yang diikat rapi, setelah ikatan terbuka baru dikeluarkan sebuah peti dari kayu. Dalam peti kayu itu baru tersimpan naskah dengan usia ratusan tahun.

Setelah dari tempat Depati Talam, dengan kegiatan yang sama rombongan berangsur ke Depati Bumi dan Depati Sikumbang.

"Dari dulu memang seperti itulah, prosesinya," kata Yakub (42) pada TribunPadang.com, Jumat (13/5/2022).

Yakub mengenang bahwa dirinya juga bagian dari anak-anak yang beruduyun-duyun itu, serta sempat jadi bagian lintas generasi yang ikut mengiringi arakan.

"Saya sudah melewati fase seperti anak-anak yang girang karena banyak tamu berdatangan itu," tangannya menunjuk sekelompok anak berlarian.

Kenangan itu tidak bisa ia lupakan, malah mengundang haru untuknya. Sehingga ia tidak pernah absen mengikuti Acara Kenduri Sko Depati Tigo Luhah Tanjung Tanah.

Meski sejak Tahun 1998, Yakub sudah merantau ke Malaysia Menyusul neneknya.

"Sekali 5 tahun saya pasti pulang, untuk menyaksikan acara ini," jelasnya yang sudah 24 tahun merantau ke negeri orang.

Alasannya hanya kekompakan dan suasana kekeluargaan yang tidak bisa membuatnya menghindar untuk pulang kampung.

"Tapi tahun ini sudah 7 tahun baru saya pulang, soalnya acara juga diundur," bebernya.

Ia juga coba menggambarkan dengan acara ini 3 kampung bisa sangat kompak sekali dalam melakukan persiapan sebuah acara.

Kurang lebih satu bulan masyarakat mempersiapkan ragam acara ini, dengan penuh semangat dan rasa kekeluargaan.

Senada dengan Yakub, Muhammad Syukur (37) juga tidak pernah absen pulang kampung 5 tahun sekali.

"Pokonya kalau sudah akan mulai acara turun mandi saya akan bergegas pesan tiket untuk ke kampung," katanya, pada TribunPadang.com, Jumat (13/5/2022).

Ia merasa sedih bila tidak bisa mengikuti acara yang sangat luar biasa ini, acara yang menurutnya bisa menjalin silaturahmi antar masyarakat.

"Saya mengingat acara ini dengan rasa haru, tidak tahu haru apa. Tapi sedih saja jika tidak ikut acara adat ini," terangnya sembari menerbangkan pandangan ke seluruh sisi desa.

Harapan keduanya sama, acara ini jangan sampai luntur karena ini merupakan pengikat masyarakat setempat dengan kampung halamannya.   (TribunPadang.com/Rahmat Panji)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved