Hepatitis Misterius di Sumbar

Beda Gejala Hepatitis Biasa dengan Unknown Aetiology, IDAI Sumbar: Makin Berat dalam 2 atau 3 Hari

dr Finny Fitri Yani mengatakan umumnya gejala hepatitis pada anak berupa demam selama beberapa hari disertai mual, muntah dan diare.

Penulis: Rima Kurniati | Editor: afrizal
tribunPadang.com/RimaKurniati
Jumpa pers terkait hepatitis misterius di Sumbar, Selasa (10/5/2022). Seorang bayi asal Kabupaten Solok meninggal dunia dengan gejala mirip hepatitis 

Laporan Reporter TribunPadang.com, Rima Kurniati

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Kasus bayi asal Kabupaten Solok umur 1 bulan 29 hari yang meninggal dunia  dengan gejala mirip hepatitis, belum bisa dipastikan sepenuhnya hepatitis misterius.

dr Finny Fitri Yani mengatakan umumnya gejala hepatitis pada anak berupa demam selama beberapa hari disertai mual, muntah dan diare.

Kemudian hari kedua dan ketiga akan timbul gejala kuning pada tubuh anak.

Baca juga: Penyebab Hepatitis Misterius Belum Diketahui, Biasakan Hidup Bersih dan Sehat Tiap Hari 

Baca juga: Punya Gejala Mirip Hepatitis, IDAI Sumbar: Kasus Bayi Meninggal di Solok Masih Pending Klasifikasi

"Hepatitis apapun seperti itu gejalanya," kata dr Finny Fitri Yani, Selasa (10/5/2022)

Ia menjelaskan, perbedaanya dengan hepatitis misterius ini tiba- tiba akan menjadi semakin berat dalam dua hari tiga hari.

Warna kuningnya menjadi sangat kuning sekali, kemudian sampai tidak sadar dan kejang.

"Itu juga yang dialami seorang anak di Solok, itu yang membuat kita mencurigai hepatitis misterius," tambahnya.

Menurutnya, sesuai dengan klasifikasi hepatitis dari WHO kasus anak asal Kabupaten Solok tersebut termasuk dalam pending klasifikasi.

Hal ini dikarena belum dilakukan pemeriksaan laboratorium sebab sampel darah yang sedikit.

Baca juga: Hepatitis Akut Misterius Ditanggung BPJS Kesehatan? Cek Status Keaktifan Kepesertaan JKN-KIS

"Bayi yang di Solok belum kita lakukan pemeriksaan hepatitis A B C D E karena sampel darahnya sangat sedikit," ungkapnya.

Ia menambahkan, kasus hepatitis anak usia dua bulan sangat jarang ditemukan.

Biasanya, kasus hepatitis ditemukan hanya pada anak-anak usia sekolah yang makan jajanan yang sudah terkontaminasi.

"Selain di Solok, belum ada kasus serupa yang kita curigai," ungkapnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar dr Lila Yanwa mengatakan pihaknya sudah menelusuri keluarga bayi tersebut.

"Kita sudah memotret kondisi kelurga, dan memang faktor higen terlihat menjadi faktor di keluarga ini," ungkapnya. (*)
 

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved