Cabut Baiat Mantan Anggota NII
Follow up Cabut Baiat Mantan Anggota NII di Tanah Datar, Bupati Eka Putra: Terima kembali Warga Kita
Sebanyak 113 warga Tanah Datar yang terpapar ideologi Negara Islam Indonesia (NII) mengikuti kegiatan kegiatan cabut baiat, Jumat (29/4/2022).
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, TANAH DATAR - Sebanyak 113 warga Tanah Datar yang terpapar ideologi Negara Islam Indonesia (NII) mengikuti kegiatan kegiatan cabut baiat, Jumat (29/4/2022).
Mereka bergabung dengan ratusan mantan NII lainnya dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatra Barat (Sumbar) yang juga mengikrarkan untuk setia ke NKRI.
Bupati Tanah Datar, Eka Putra mengatakan, dengan total 113 orang itu, tersisa 91 orang lagi warganya yang belum cabut baiat.
Diketahui, dari rilisan Densus 88 terdapat 209 orang warga Tanah Datar yang terpapar ideologi terlarang itu.
"Kita berharap kepada warga Tanah Datar, warga kita yang terpapar NII ini dapat diterima kembali di tengah masyarakat tanpa ada cap apapun," ujar Eka saat berbincang di kediamannya, Jumat malam.
Eka menyebut akan berusaha mengajak warganya yang belum cabut baiat agar segera melakukannya.
Menurutnya, warganya yang terpapar ideologi NII ini hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui apa yang mereka peruat.
"Kita kan diberi waktu sampai tanggal 20 Mei ini oleh Kapolda, kita akan berusaha sekeras-kerasnya agar mereka cabut baiat," tutup Eka
Dilansir TribunPadang.com, Bupati Tanah Datar, Eka Putra menyebut 209 warganya terpapar ideologi Negara Islam Indonesia (NII).
"Data dari Densus 88, warga kita yang terpapar ada 209 orang, terbanyak kedua di Sumbar," kata Eka Putra saat berbincang di kediamannya, Jumat (29/4/2022).
Eka Putra menjelaskan, sebanyak 209 orang itu tersebar di delapan nagari dari lima kecamatan.
Nagari itu adalah Nagari Barulak, Tanjung Alam, Salimpaung, Tabek Patah, Sungai Patai, Simawang, dan dan Nangari Tarab.
"Paling banyak itu dari Nagari Barulak," imbuh Eka Putra.
Eka Putra melanjutkan, warganya yang terpapar tak semuanya orang dewasa, namun juga terdapat anak-anak, remaja, dan lansia.
Sejauh ini lanjutnya, mereka yang terpapar ini korban ikut-ikutan dari pengajian yang diadakan secara tertutup serta umumnya juga satu keluarga.