Kelas 5 Tema 8

Kelas 5 Tema 8: Tulislah Kembali Cerita "Bunga Paling Berharga" dengan Bahasamu Sendiri

Simak pembahasan soal dan kunci jawaban tema 8 kelas 5 SD halaman 41 Buku Tematik Subtema 1 Pembelajaran 5.

Editor: Mega Satriani Purwaningtyas
Tribunnews
ilustrasi Belajar dari Rumah- Simak pembahasan soal dan kunci jawaban tema 8 kelas 5 SD halaman 41 Buku Tematik Subtema 1 Pembelajaran 5. 

TRIBUNPADANG.COM - Simak pembahasan soal dan kunci jawaban tema 8 kelas 5 SD halaman 41 Buku Tematik Subtema 1 Pembelajaran 5.

Jawaban pada artikel ini dapat digunakan orang tua sebagai pedoman untuk mengawasi anak belajar di rumah.

Para siswa diharap dapat menjawab dengan jawabannya sendiri terlebih dahulu.

Kemudian gunakan jawaban pada artikel ini untuk mengoreksi.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD/MI Halaman 70 dan 73 Subtema 2 Pembelajaran 3, Desa Unik di Bali

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 65 Subtema 2 Pembelajaran 2, Siklus Air dan Bencana Kekeringan

Berikut Kunci Jawaban Tema 8 K3las 5 SD Halaman 41:

Ayo Membaca

Bunga Paling Berharga

Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan. Hujan jarang turun di desa itu sehingga tidak banyak tetumbuhan. Jangankan bunga-bungaan, semak-semak pun jarang ditemui.

Suatu hari, sebelum berakhirnya pelajaran, Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis. Buku tulis itu halaman-halaman dalamnya berwarna putih dan bersampul merah. Indah sekali.

“Buku tulis itu untuk kalian. Kalian boleh menulis apa saja di dalamnya,” kata Bu Mala.

“Saya mau menuliskan catatan harian di buku ini,” kata Nola.

“Saya mau menggambar wajah setiap orang yang saya temui,” kata Wendiyang hobi menggambar.

“Saya mau membuat herbarium,” kata Makale.

Bu Mala memandang Makale dengan penuh keheranan mendengar ucapan Makale.

“Kamu mau membuat herbarium?” tanya Bu Mala kepada Makale.

“Ya. Seorang pelancong pernah menunjukkan buku herbariumnya kepada saya. Herbarium itu sangat indah,” jawab Makakale.

“Tetapi, untuk membuat herbarium kamu akan membutuhkan banyak daun. Tahukah kamu?” tanya Bu Mala.

Makale menganggukkan kepalanya sambil berkata, “Atau bunga...”

“Di mana kamu akan mencarinya?” tanya teman-teman Makale.

Makale memandang keluar jendela. Tidak tampak tanaman sama sekali.

“Saya akan mendapatkannya,” kata Makale sambil tersenyum.

Hari berganti hari. Waktu berlalu dengan cepat. Buku tulis merah milik para siswa Bu Mala telah berisi berbagai cerita, gambar, dan foto. Hanya buku tulis Makale yang masih kosong.

Pada suatu hari, sebuah awan hitam berhenti di atas desa tempat tinggal Makale. Tak lama kemudian awan hitam itu mencurahkan hujan yang sangat deras. Benih-benih tumbuhan yang terkubur di dalam tanah tandus desa itu pun tumbuh. Sepetak kebun terbentuk. Bunga-bunga merah kecil memenuhi petak kebun itu.

Makale senang. Dipetiknya sekuntum bunga merah. Hanya satu. Kemudian, ditempelkannya bunga itu di dalam buku tulis merahnya. Hari berikutnya, bunga-bunga lainnya telah layu karena terbakar matahari.

Di dalam kelas, Makale berseru dengan gembira.

“Saya sudah membuat herbarium saya, Bu Mala.”

Bu Mala membuka buku tulis merah Makale. Herbarium itu hanya satu halaman. Hanya ada satu bunga di dalamnya. Namun, bunga itu paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam setahun.

Disadur dari “52 Dongeng di hari Kamis”; Jakarta: BIP.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 70 73: Adakah Keunikan dari Daerah Tempat Tinggalmu?

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 44 45 47: Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak

3. Tulislah kembali cerita tersebut dengan bahasamu sendiri. Tuliskan dengan ejaan yang benar.

Jawaban:

Bunga Paling Berharga

Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan. Tidak banyak tumbuhan yang hidup, jangankan bunga, bahkan semak pun hampir jarang. Pada suatu hari, Bu Mala memberi siswanya sebuah buku tulis. Bu Mala memberi tugas siswanya untuk melakukan apa pun di buku tersebut. Tiba-tiba Makale berkata bahwa dia ingin membuat herbarium. Bu Mala terkejut mendengar keinginan Makale, karena herbarium membutuhkan banyak daun.

Makale ingin membuat herbarium bunga. Teman-teman bertanya di mana dia akan menemukan bunga, padahal di desanya tidak ada tumbuhan sama sekali. Namun, Makale menjawab bahwa dia akan menemukannya.

Selang beberapa waktu, buku tulis milik para siswa Bu Mala telah berisi berbagai cerita, gambar, dan foto. Namun, hanya buku tulis milik Makale yang masih kosong.

Pada suatu hari, hujan turun sangat deras. Benih-benih tanaman mulai tumbuh dan bunga-bunga merah kecil memenuhi kebun. Makale senang, dia memetik sebuah bunga merah dan menempelkannya di bukunya. Hari berikutnya, bunga-bunga lainnya telah layu karena terbakar matahari.

Makale sangat senang dan memperlihatkan herbarium bunganya. Herbarium itu hanya satu halaman dan hanya ada satu bunga di dalamnya. Namun, bunga itu paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam setahun.

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved