Ramadhan 2022

Ternyata Tak Mudah Memasak Lamang Tapai, Butuh Proses Panjang hingga Bisa Disantap

Proses pembuatan lamang tapai yang menjadi salah satu menu berbuka puasa saat bulan suci Ramadhan membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
TribunPadang.com/reziazwar
Proses pembuatan lamang tapai di Jalan By Pass Balai Baru KM 11, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (14/4/2022). 

Laporan Reporter TribunPadang.com, Rezi Azwar

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Proses pembuatan lamang tapai yang menjadi salah satu menu berbuka puasa saat bulan suci Ramadhan membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Proses pembuatan lamang tapai ini dapat dilihat secara langsung di Jalan By Pass Baru Km 11, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Pada lokasi ini juga bisa langsung membelinya per porsi atau per batangnya.

Baca juga: Pembuat Lamang Tapai Panen saat Ramadhan, Sehari Bisa Terjual 60 Batang, Dijadikan Takjil Buka Puasa

Baca juga: Perantau Diminta Tak Mudik, Gubernur Sumbar: Jika Rindu Randang dan Lamang Tapai Bisa Dikirimkan

Pantauan TribunPadang.com terlihat seorang pengusaha lamang tapai bernama Samsuardi panggilan Edi (48) sedang memasak lamang tapai, Kamis (14/4/2022). 

Samsuardi mengatakan untuk penjualan lamang tapai ini lebih banyak dibuat menjelang memasuki bulan suci Ramadhan.

Proses pembuatan lamang tapai di Jalan By Pass Balai Baru KM 11, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (14/4/2022).
Proses pembuatan lamang tapai di Jalan By Pass Balai Baru KM 11, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (14/4/2022). (TribunPadang.com/reziazwar)

Selain itu, peningkatan penjualan lamang tapai juga terjadi dua hari sebelum lebaran.

"Itu karena ada masyarakat yang menjadikannya sebagai menu makanan untuk menanti tamu," kata Samsuardi.

Selain dijadikan hidangan untuk para tamu di rumah, lamang tapai juga biasa dibawa ke rumah mertua saat lebaran.

Pembuatan lamang tapai ini memerlukan pohon bambu, daun pisang, dan perapian.

Baca juga: Pedagang Lamang Tapai di Padang Raup Omzet Rp 2 Juta Sehari, Jelang Idul Fitri Ramai Pemesan

Lokasi untuk memasak lamang ini juga dibutuhkan tempat yang agak luas.

"Bahan-bahan dalam pembuatan lamang berupa beras ketan putih dan santan," kata Samsuardi.

Daun pisang digunakan untuk melapisi sisi dalam bambu yang akan dimasukkan beras ketan.

"Setelah dimasukkan beras ketan, barulah dimasukkan santan. Selanjutnya kita bakar," katanya.

Proses pembuatan lamang ini membutuhkan waktu sekitar tiga jam.

Namun, dalam proses pembuatan harus dibolak-balik agar matangnya rata dan tidak ada bagian yang hangus.

"Sedangkan untuk tapainya memerlukan bahan dari beras ketan merah dan ragi," katanya.

Awalnya beras ketan merah dicuci bersih dan dimasak.

Beras ketan yang telah masak diletakkan di sebuah wadah yang dialasi dengan daun pisang.

Selanjutnya diberikan ragi untuk disimpan selama dua hari dan barulah bisa dijual.

Panen Saat Ramadan dan Lebaran

Ramadhan menjadi hari panen bagi pedagang dan pembuat Lamang Tapai di Sumatera Barat.

Sepanjang Ramadhan, permintaan terhadap makanan tradisional Minangkabau ini juga meningkat.

Lamang Tapai sering dijadikan sebagai hidangan saat berbuka puasa. 

Baca juga: Pedagang Lamang Tapai di Padang Raup Omzet Rp 2 Juta Sehari, Jelang Idul Fitri Ramai Pemesan

Baca juga: Kumpulan Resep Takjil Buka Puasa yang Nikmat, Es Buah Soda Hingga Pisang Goreng Kayumanis

Lamang Tapai adalah paduan antara lemang yang berbahan beras ketan putih dan tape yang terbuat dari ketan hitam.

Masyarakat di Sumatera Barat menyebut tape dengan tapai. 

Saat berbuka puasa, lemang dan tape disantap bersamaan. 

Nah, di Padang, proses pembuatan Lamang Tapai ini bisa dilihat di Jalan By Pass Balai Baru KM 11, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.

"Penjualan untuk lamang tapai pada bulan Ramadhan ini mengalami peningkatan," kata Samsuardi (48) kepada TribunPadang.com, Kamis (14/4/2022). 

Proses pembuatan lamang tapai di Jalan By Pass Balai Baru KM 11, Kecamatan Kuranji,
Proses pembuatan lamang tapai di Jalan By Pass Balai Baru KM 11, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (14/4/2022).

Lamang tapai ini biasanya dijadikan menu berbuka pada saat bulan suci Ramadhan sehingga menjadi makanan yang dicari oleh masyarakat.

Samsuardi mengatakan pada hari biasa bisa menjual 40 batang lamang perhari.

Namun, saat Ramadhan meningkat hingga 60 batang lamang per hari. 

"Lamang ini dijual langsung di Siteba, Tarandam, dan By Pass Balai Baru," kata Samsuardi.

Ia menjual lamang tapai ini menggunakan gerobak di pinggir jalan.

Satu porsi lamang tapai dibanderol Rp 15 ribu.

Namun, untuk porsi besar, dirinya menjual satu batang lamang seharga Rp 40 ribu.

Sementara 1 kilogram tapai Rp 60 ribu.

Diakui Samsuardi, peningkatan permintaan lamang tapai di Ramadhan ini karena banyak yang menjadikannya sebagai menu berbuka puasa.

"Penjualan ini akan kembali meningkat dua hari menjelang lebaran. Akan lebih dari ini," katanya.(*)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved